TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Dua orang pria mengamuk di tengah sejumlah guru dan anak taman kanak-kanak yang sedang latihan marching band di kawasan Permata Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (14/2/2025) sore.
Video rekaman aksi kedua pria itu beredar di media sosial. Dalam video itu, terlihat dua orang pria itu satu berusia muda, dan satu lebih tua.
Satu pria mengenakan baju kaos lengan panjang berwarna hijau dan celana loreng oranye yang identik dengan seragam salah satu organisasi masyarakat (ormas).
Sementara pria paruh baya itu mengenakan kaos dan celana pendek berwarna biru dengan topi terbalik.
Baca juga: Nekat, Ibu Hamil Ini Jadi Penjambret Perhiasan Anak di Mal Jakbar
Dalam video tersebut, pria muda itu terlihat memegang pisau. Senjata tajam itu juga yang digunakan untuk mengancam seorang pria mengenakan kemeja.
Terlihat pria itu telah mengacungkan pisau. Ia juga berteriak kepada guru di depan pelajar TK itu.
“Lu pada jagoan? hah?,” kata pria tersebut dalam video.
Belakangan diketahui, pria yang diancam oleh preman itu adalah Braja Dirgantara (20). Ia merupakan salah satu guru pendaming anak TK Litte Be House.
Braja dan teman-teman guru lainnya pun tak memberikannya. Kemudian kedua pria itu memaksa dan meminta kegiatan latihan marching band dibubarkan.
“Lalu saya jawab, sebentar lagi. Salah satu teman saya sudah kesal, berdiri dan ya bisa dibilang ingin melakukan serangan balik. Tapi saya melihat teman saya, langsung saya tarik, tapi jadi saya yang dikira ingin melawan,” kata Braja lepada Kompas.com, Jumat.
“Lalu saya disebut ingin menantang dan sok jagoan. Saya juga sudah emosi tapi saya masih memikirkan yayasan saya juga. Pada saat itu saya mau kasih, tapi saya dibilang lagi sok jagoan,” sambungnya.
Baca juga: Polisi: Vadel Badjideh Paksa Anak Nikita Mirzani Gugurkan Kandungan
Saat itu, kedua preman mengamuk, mengancam dan merusak drum band anak TK yang sebelumnya untuk latihan.
Sementara itu, Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengomfirmasi peritiwa yang terjadi di wilayah hukumnya itu.
“Iya memang terjadi aksi premanisme yang dilakukan terhadap anak-anak TK yang sedang bermain marching band. Para anak TK itu merasa terancam dari aksi premanisme itu,” kata Dhady.
Pelaku meminta uang tetapi tidak dapat karena pimpinan TK itu belum hadir di tengah latihan. Mereka juga merusak beberapa drum band.
“Kami sedang melakukan penyelidikan. Kami juga belum tahu apakah dalam kedaaan mabuk atau tidak. Anggota masih di lapangan,” ucap Dhady.