Konsep quality tourism atau pariwisata yang berkualitas masih dianggap sebagai tantangan yang besar, terutama terkait dengan pemahaman wisatawan mengenai pentingnya memilih destinasi wisata yang berkualitas.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, mengatakan pihaknya sudah berulang kali memperkenalkan konsep quality tourism kepada para wisatawan.
“Kami sudah mencoba untuk berkali-kali menawarkan beberapa quality tourism, bagaimana peningkatan ekosistem, peningkatan SDM dan lain sebagainya,” kata GKR Bendara ditemui awak media usai acara Rapat Serap Aspirasi RUU tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan di Hyatt Regency, Kamis (13/2).
“Tapi ini memang dua mata koin. Satu sisi dari daerahnya sendiri, pendukungnya seperti apa tepatnya destinasi wisata, tapi di sisi lain ada wisatawannya,” tambahnya.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam penerapan kualitas turisme adalah bagaimana mengedukasi wisatawan agar mereka sadar akan pentingnya kualitas dalam memilih destinasi.
“Kalau wisatawannya nggak diajarin tentang pemilihan quality tourism, maka juga kita mau menawarkan paket quality tourism, mereka nggak akan beli. Karena merasa ini terlalu lama, terlalu mahal, sehingga harus ada dua sisi,” ungkapnya.
Pada sisi lain, tantangan juga datang dari anggaran promosi yang dianggap minim. Meskipun sudah ada beberapa inisiatif untuk mendukung pariwisata melalui kolaborasi dengan swasta dan akademisi, namun masalah anggaran masih menjadi tantangan.
“Walaupun ada anggaran dari pemerintah, hanya porsinya saja itu menjadi kecil kalau dibandingkan dengan program-program prioritas daerah yang lainnya. Ini tidak hanya permasalahan di Jogja, tapi di Indonesia,” ujar GKR Bendara.