Rumah Kaca (1988) adalah Novel ke-4 sastrawan Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru.
Tiga buku lainnya adalah Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1981), dan Jejak Langkah (1985).
Rumah Kaca juga merupakan buku terakhir karya Pramoedya Ananta Toer yang selama hidupnya telah melahirkan ide-idenya dalam bentuk karya novel, cerpen, kumpulan cerita dan antologi.
Novel keempat bertajuk “Rumah Kaca” ini memang agak lain. Salah satunya, Pramoedya tidak lagi menggunakan Minke sebagai utama dalam Novelnya.
Tokoh utama dalam novel Rumah Kaca bernama Jacques Pangemanan. Tokoh ini dilukiskan sebagai pria keturunan Eropa asal Makassar. Pria ini bekerja pada Pemerintah Kolonial Belanda.
Novel yang tebalnya 646 halaman ini menceritakan Jacques Pangemanan. Ia adalah seorang Komisaris Polisi kolonial Belanda.
Tokoh utama Jacques Pangemanan
Tugas utama sang Komisaris Polisi ini adalah mengawasi tokoh Minke, seorang aktivis pergerakan nasional yang menjadi tokoh utama dalam novel Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, dan Jejak Langkah.
Tak hanya itu saja. Jacques bahkan bertugas melakukan aksi boikot terhadap usaha jurnalistik Minke “Medan Prijaji”. Dikumpulkannya dokumen-dokumen lalu berusaha mencari kesalahan Minke.
Meskipun demikian, sang komisaris sadar bahwa tidaklah mudah untuk menjerumuskan Minke ke dalam jeruji besi di masa itu.
Dalam menjalankan pekerjaannya, Jacques Pangemanan malahan mengalami pergolakan batikn akan perjuangan yang dilakukan Minke dan kawan-kawan.
Ia justru asyik membaca tulisan-tulisan Minke dan tahu bagaimana perjuangan bangsa Indonesia yang berada dalam penindasan kolonial Belanda.
Jacques Pangemanan juga mendapatkan tugas untuk kemudian menangkap Minke dan mengasingkannya ke Maluku dengan iming-imingan kenaikan jabatan dari Pemerintah Kolonial Belanda.
Jacques Pangemanan termakan dengan tawaran kenaikan jabatan tersebut. Ia terhasut tawaran kekuasaan. Akibatnya, Jacques justru terus melakukan apa saja perintah dari kolonial. Buta dan tuli dengan kondisi bangsanya sendiri.
Jacques baru sadar setelah Minke wafat. Ia menyesal atas apa yang telah ia lakukan selama ini pada Minke.
Untuk mengurangi rasa bersalahnya, Jacques lalu menulis surat untuk ibunda Minke, termasuk menyatakan kesiapannya mendapatkan hukuman dari keluarganya.
Pramoedya Ananta Toer melukiskan Jacques Pangemanan seolah berada dalam rumah kaca yang mana bisa melihat keadaan di luar namun tetap terkurung di dalam.
Pesan dari Novel Rumah Kaca
Kisah Novel Rumah Kaca sarat dengan pesan dan sikap nasionalisme yang patut diteladani.
Ini dapat memupuk semangat para pembaca untuk semakin mencintai tanah airnya, Indonesia.
Pesan moral lainnya, agar jangan hanya mengejar kekuasaan semata untuk kepentingan diri dengan mengorbankan orang lain dan membiarkan mereka semakin terpuruk dalam penderitaan. Tokoh Jacques Pangemanan adalah contohnya.
Sosok yang konsisten dengan komitmen untuk tetap berjuang adalah Minke. Ia tetap teguh pada prinsip dan pendiriannya, membela kaumnya hingga akhir hayatnya.
Referensi:
Tetralogi Bumi Manusia, Empat Seri Buku Karya Pramoedya Ananta Toer
https://www.antaranews.com/berita/511381/tetralogi-buru-karya-pramoedya-ananta-toer-laris