TRIBUNSUMSEL.COM – Bendi Wijaya (31), sopir truk air mineral pemicu kecelakaan beruntun tabrak 6 kendaraan di Gerbang Tol Ciawi 2 arah Jakarta pada Selasa (4/2/2025) masih menjalani perawatan di RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor.
Andi Saputra Kuasa hukum mengungkap cara Bendi Wijaya lolos dari kecelakaan maut.
Berdasarkan keterangan dari istrinya, kata Andi, Bendi melompat keluar mobilnya setelah menabrak sejumlah mobil hingga ringsek dan terbakar.
Baca juga: Tangis Istri Sopir Truk Pemicu Kecelakaan Maut di Tol Ciawi Minta Maaf, Setia Dampingi Suami di RS
Diketahui, Bendi Wijaya menabrak enam mobil hingga menyebabkan 8 orang tewas dan 11 orang luka-luka.
“Mungkin kalau dari istrinya juga cuma sedikit. Yang kemarin kita tanyakan kan yang kemarin ada isu itu Pak Bendi sebelum kecelakaan lompat katanya. Tetapi, dari kemarin versi dari istrinya tersebut, Pak Bendi lompat itu ketika sudah terjadi kecelakaan,” ujar Andi, dilansir dari Tribunnewsbogor.com.
Andi melanjutkan, kondisi Bendi Wijaya pun terbilang sehat saat bekerja.
“Untuk dari posisi sakit atau enggaknya, yang dikatakan biasa-biasa aja. Karena memang pekerjaan gitu kan. Katanya memang gak ada sakit, kita juga belum tau pastinya,” ucapnya.
Andi Saputa pun akan terus mendampingi Bendi Wijaya.
Termasuk nantinya ketika dilakukan pemeriksaan oleh polisi.
“Kita kan tetap masih menunggu pemeriksaan menyeluruh. Mungkin nanti untuk langkah selanjutnya ya kita masih nunggu hasil dari kepolisian saja,” tandasnya.
Terancam Jadi Tersangka
Di sisi lain, Bendi Wijaya kini terancam menjadi tersangka menyusul dinaikkannya status kasus kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi 2 ini ke tahap penyidikan oleh polisi.
“Iya (kuat menjadi tersangka). Saat ini sudah naik ke sidik,” kata Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Yudiono, Jumat (7/2/2025).
Selain memeriksa sopir, polisi juga akan memeriksa sang pemilik truk.
“Nanti kita mintai keterangan juga pemilik truknya ini,” ucap Yudiono.
Polisi juga telah memeriksa truk tersebut yang telah dievakuasi ke Unit Laka Lantas Ciawi.
“Untuk hasilnya belum. Kita masih menunggu tim dari Dishub dan ATPM,” sebutnya.
Baca juga: VIDEO Kondisi Terkini Bendi Wijaya, Sopir Truk Pemicu Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Sudah Siuman
Istri Menangis Minta Maaf
Anggi istri sang sopir kini muncul meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian yang disebabkan oleh suaminya.
Saat ini Bendi Wijaya masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi Bogor.
“Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban atas kecelakaan ini,” ucap Anggi dengan suara bergetar.
Anggi tak menyangka bahwa kendaraan yang dikemudikan suaminya menyebabkan kecelakaan tragis tersebut.
Menurutnya, Bendi Wijaya adalah sosok pria baik yang bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Anggi juga mengungkapkan suaminya sudah bekerja sebagai sopir truk selama lebih dari dua tahun.
“Dalam seminggu bisa tiga hingga empat kali narik,” ungkapnya.
Baru Lahiran
Bendi harus menjalani perawatan medis karena mengalami cidera kepala dengan kategori sedang usai terlibat kecelakaan pada Selasa (4/2/2025) tengah malam silam.
Padahal, Anggi baru saja melahirkan. Tapi sudah harus menghadapi kenyataan terkait kondisi dan kasus yang dialami sang suami
Sejak Bendi Wijaya masuk RSUD Ciawi untuk dilakukan penanganan medis, Anggi tak pernah meninggalkan rumah sakit.
Direktur Utama RSUD Ciawi, dr Fusia Meidiawaty melihat sendiri bagaimana Anggi menemani dan merawat Bendi Wijaya sejak hari pertama.
Bahkan Anggi sampai rela meninggalkan anaknya yang baru lahir untuk mendampingi sang suami.
“Sejak pertama sudah ada istrinya yang mendampingi,” jelas dr Fusia.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi Anggi yang baru melahirkan.
Namun sampai saat ini hanya Anggi yang mendampingi Bendi Wijaya di ruang perawatan.
“Sebenarnya kita prihatin juga dengan kondisi yang bersangkutan, hanya yang mendampingi sampai saat ini tetap istrinya,” ungkapnya.
Sampai saat ini kepolisian masih terus menyelidiki penyebab pasti kecelakaan.
Sementara kondisi Bendi Wijaya berangsur membaik.
Namun, Bendi Wijaya belum mampu untuk berkomunikasi secara intens.
Sehingga sopir truk galon itu belum memberikan keterangan atas insiden yang terjadi.
Baca juga: VIDEO Rekaman CCTV Truk Air Mineral Sebelum Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Gelagat Sopir Disorot
dr Fusia sendiri mengaku tidak bisa memastikan berapa lama waktu recovery yang dibutuhkan dari sopir tersebut.
Sebab luka yang dialami oleh Bendi Wijaya cukup banyak akibat kecelakaan maut tersebut.
“Kalau cedera kepala ini progresnya bukan seperti kita batuk pilek ya yang bisa cepet, speed recovery,” ucapnya.
Terpisah, Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Yudiono mengatakan sopir truk, Bendi Wijaya, kemungkinan besar akan menjadi tersangka kasus kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi.
“Iya (kuat menjadi tersangka). Saat ini sudah naik ke sidik,” kata Kompol Yudiono saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Jumat (7/2/2025).
Meski begitu, polisi masih mengumpulkan bukti-bukti kejadian ini termasuk keterangan dari sopir.
Bendi Wijaya hingga kini masih masih belum bisa diajak berkomunikasi.
“Sudah siuman. Tapi, belum bisa diajak komunikasi. Kalau sudah bisa diajak bicara kita langsung periksa,” ujarnya.
Bukan hanya sopir, polisi juga akan memeriksa pemilik truk yang menabrak 6 kendaraan tersebut.
“Nanti kita mintai keterangan juga pemilik truknya ini,” ucapnya.
Di sisi lain, polisi juga sudah memeriksa truk ini di Unit Laka Lantas Ciawi.
“Untuk hasilnya belum. Kita masih menunggu tim dari Dishub dan ATPM,” tandasnya.
Kronologi
Kasat Lantas Polres Bogor Kota, Kompol Yudiono, mengonfirmasi bahwa kecelakaan bermula ketika sebuah truk bermuatan air mineral menabrak kendaraan yang tengah mengantre pembayaran tol.
Saat tiba di Gerbang Tol Ciawi 2, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, truk tersebut mengalami kegagalan fungsi rem atau rem blong.
“Truk tronton muatan galon yang berjalan dari arah Ciawi menuju Jakarta, pada saat di GT Tol Ciawi 2, diduga kendaraan gagal fungsi rem sehingga menabrak kendaraan di depannya,” ujarnya.
Akibatnya, truk melaju tanpa kendali dan menabrak sejumlah kendaraan yang tengah melakukan transaksi pembayaran e-toll.
Benturan keras itu mengakibatkan enam kendaraan mengalami kerusakan parah, dengan tiga di antaranya terbakar.
Akibat kecelakaan ini, 8 orang dinyatakan meninggal dunia dan 11 lainnya mengalami luka-luka.
“Delapan orang meninggal dunia dan kemudian 11 orang luka-luka. Totalnya 19 orang (korban). Seluruh korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Ciawi,” jelas Yudiono.
Para korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi guna mendapatkan penanganan.
Para korban meninggal dunia juga hingga saat ini belum dijemput oleh pihak keluarga dan masih berada di kamar jenazah RSUD Ciawi.
Pasca-kecelakaan, tiga gerbang tol di GT Ciawi telah dibuka kembali setelah sempat ditutup total. Namun, dua gerbang tol lainnya masih ditutup karena mengalami kerusakan.
“Arus lalu lintas sudah mulai normal kembali dan antreannya sudah berjalan,” tambah Yudiono, dilansir dari Tribunnews.com.
Daftar 6 Korban Tewas Teridentifikasi
1. Budiman (45), laki-laki, alamat Kampung Cipetir, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
2. Yana Mulyana (42), laki-laki, alamat Kampung Sukasirna, Kecamatan Cikole, Kabupaten Sukabumi.
3. Asep Fardila (40), laki-laki, alamat Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.
4. Supardi (39), laki-laki, alamat desa Cidadap, kecamatan Cidadap, Kabupaten sukabumi.
5. Rahmat Gunawan (53), laki-laki, alamat Kampung Rancamuning, Kelurahan Padangsenang, Cidadap, Sukabumi.
6. Vika Agustina, perempuan (16), alamat Kampung Rasamala, Cianjur.
Kabid Dokkes Polda Jawa Barat, Kombes Pol dr Nariyana mengatakan, korban yang belum teridentifikasi itu lantaran tubuhnya mengalami luka bakar.
“Masih ada dua jenazah yang belum teridentifikasi karena kondisinya dua korban tersebut luka bakar 100 persen,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).
Untuk memastikan identitas dari kedua korban tersebut, Tim DVI Polda Jawa Barat mengambil sampel DNA dari jenazah untuk dicocokan dengan keluarga korban.
Kombes Pol dr. Nariyana mengatakan, proses identifikasi akan dilakukan di Laboratorium Dokkes Polri yang berada di Jakarta.
“Jadi identifikasi menggunakan DNA agar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” pungkasnya.
(*)
Baca berita lainnnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com