RAGAMUTAMA.COM – Selama lebih dari 56 tahun, PT Vale Indonesia telah beroperasi dengan komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan di sekitar area konsensinya, khususnya Danau Matano. Sejak awal, perusahaan ini mengedepankan praktik pertambangan berkelanjutan. Tidak hanya mengeksplorasi bijih nikel, PT Vale Indonesia juga bertanggung jawab menjaga keseimbangan ekosistem.
Prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) menjadi pedoman utama dalam operasionalnya, memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya dilakukan secara bijak dan berkelanjutan. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip tersebut, inilah upaya PT Vale Indonesia dalam #MenambangKebaikan, tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga membawa manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Area konsesi PT Vale Indonesia terletak di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, persis berada di pinggir Danau Matano. Kejernihan Danau Matano adalah bentuk komitmen perusahaan menjaga keseimbangan alam.
Sebuah fenomena unik, di mana keindahan Danau Matano yang memukau berdampingan dengan aktivitas pertambangan di sekitarnya. Perpaduan antara eksplorasi sumber daya dan upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Lalu, bagaimana komitmen PT Vale Indonesia menjaga kejernihan air Danau Matano di tengah aktivitas pertambangannya?
1. Danau Matono, permata berharga Sulawesi Selatan
Danau Matano berperan vital bagi kehidupan masyarakat, ekosistem flora dan fauna, serta operasional pengolahan nikel PT Vale Indonesia. Lebih dari itu, danau ini juga menyimpan jejak sejarah yang penting di masa lampau.
Danau Matano adalah danau tektonik purba dengan air tawar dan tercatat sebagai danau terdalam di Asia Tenggara dengan kedalaman 590 m. Menurut World Atlas, danau ini berada di peringkat 10 sebagai danau terdalam di dunia berdasarkan kedalaman maksimumnya.
Dalam jurnal The Iron Civilization of Matano Lake, South Sulawesi: Paleometallic oleh Rr. Triwurjani et al, pengolahan logam di kawasan Danau Matano diperkirakan telah berlangsung sejak abad ke-8 hingga abad ke-18, dibuktikan dengan penemuan berbagai artefak kuno yang mengandung besi dan nikel seperti tombak, tembikar, parang, senjata dan perkakas-perkakas logam lainnya yang berkualitas tinggi.
Kegiatan ini terus berlanjut hingga era modern dan kini dikelola oleh PT Vale Indonesia, produsen nikel dalam matte sejak 1968. Mengusung prinsip menambang kebaikan, PT Vale Indonesia tidak hanya memanfaatkan Danau Matano sebagai sumber energi terbarukan tetapi juga berkomitmen mempertahankan kejernihannya sebagai upaya pelestarian lingkungan.
2. PT Vale membangun fasilitas pengolahan limbah cair
PT Vale Indonesia membangun dua fasilitas pengolahan limbah cair (efluen) senilai USD6,2 juta yaitu, Pakalangkai Wastewater Treatment dan Lamella Gravity Settler (LGS). Hal ini merupakan wujud kepatuhan perusahaan terhadap peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2006 mengenai standar baku mutu air limbah untuk kegiatan Pertambangan Bijih Nikel.
Pakalangkai Wastewater Treatment dibangun sejak 2013, terhubung dengan 85 kolam pengendapan (pond). Setelah melalui tahap ini, limbah cair dialirkan ke LGS, yang mencakup 17 kolam dengan kapasitas mencapai 16 juta m³.
PT Vale Indonesia adalah pelopor dan satu-satunya perusahaan tambang mineral yang mengadopsi teknologi LGS dalam mengolah efluen. Teknologi ini dikembangkan melalui riset selama 2 tahun dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan telah digunakan sejak 2014.
LGS berfungsi menjernihkah air limpasan yang mengandung polutan Total Suspended Solids (TSS) dan Kromium heksavalen (Cr6+) agar kembali jernih, layak dikonsumsi, dan dapat dikembalikan ke alam.
Air limpasan dari area tambang mengalir ke pond. Pada sistem LGS, air diendapkan dan diberikan ferrous sulphate untuk mereduksi kadar TSS dan Cr6+. Partikel padat dari air akan terpisah dengan gaya gravitasi. Setelah melalui tahap penyaringan, air diuji kualitasnya sebelum dialirkan ke Danau Matano.
3. Komitmen PT Vale dalam efisiensi pemakaian air demi menjaga keseimbangan alam
PT Vale Indonesia mempunyai tiga PLTA yakni Larona, Balambano, dan Karebbe. Dalam pengopersiannya, ketiga pembangkit ini memanfaatkan aliran Sungai Larona dengan total daya listrik 365 mw. Pasokan utamanya bersumber dari air Danau Matano, Mahalona, dan Towuti.
Air Danau dialirkan ke waduk bendungan lalu diteruskan ke kanal untuk menggerakkan turbin. Volume air yang digunakan sama dengan yang diambil dari danau, tanpa mengambil sumber dari wilayah water stress (kondisi terkurasnya sumber daya air tawar).
Ketiga danau tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mata pencaharian para nelayan atau untuk transportasi. PT Vale Indonesia mengatur efisiensi volume dan debit air yang digunakan PLTA guna memastikan air danau tetap terjaga dan dapat dimanfaat masyarakat.
PT Vale Indonesia juga berkomitmen penuh menjaga ketiga danau tersebut yang berstatus sebagai Kawasan Konservasi Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.274/Kpts/Um/4/1979 tanggal 24 April 1979.
Dalam laporan Vale, total volume air yang digunakan pada tahun 2023 mencapai 7.561.108 m³ turun 11 persen dari tahun 2022 sebesar 8.519.762 m³. Intensitas penggunaan air dilaporkan kepada pihak-pihak berwenang dan dapat diakses publik pada website resmi Vale.
Ini merupakan bentuk transparansi PT Vale Indonesia menjaga keseimbangan alam secara serius. Upaya efisiensi air, perusahaan menggunakan air daur ulang LGS sebagai bahan baku larutan ferrous sulphate dengan volume 2.000 m³.
4. Pemantauan kualitas air secara berkala di laboratorium independen
Sebelum dialirkan ke anak sungai menuju Danau Matano, hasil olahan efluen yang telah diolah pada sistem LGS akan diuji kelayakannya melalui laboratorium independen yang telah terakreditasi memakai metode SNI 6989.59:2008 dan standar American Public Health Association (APHA).
Analisis ini dipantau secara berkala demi menjaga mutu air. Pada tahun 2023, hasil kadar TSS dan Cr6+ yang dialirkan ke danau telah sesuai baku mutu yang ditetapkan pemerintah. PT Vale Indonesia terus berupaya menekan beban pencemaran efluen pada kadar TSS sebesar 30 ton/tahun dan Cr6+ sebesar 0,05 ton per tahun baik yang dihasilkan dari operasional perusahaan maupun dari kegiatan masyarakat di sekitar perusahaan.
Hingga akhir 2023 tidak ada potensi pembentukan air asam tambang (acid mine drainage) yang akan berdampak buruk pada lingkungan apabila sudah dilepaskan ke badan air seperti sungai, danau, dan mencemari air tanah.
5. PT Vale raih penghargaan atas dedikasi dalam menjaga lingkungan
Pada tahun 2024, PT Vale Indonesia dianugerahi penghargaan utama Good Mining Practices (GMP) dari Kementerian ESDM. Selain itu, komitmennya dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan, termasuk upaya menurunkan beban pencemaran air, PT Vale Indonesia kembali meraih PROPER HIJAU dari Kementerian LHK untuk keempat kalinya di tahun 2023.
Keberlanjutan bukan sekadar janji bagi PT Vale Indonesia, tapi menjadi bukti nyata dalam menerapkan prinsip ESG. Di tengah stigma industri pertambangan yang sering dikaitkan dengan isu lingkungan, deforestasi, polusi, dan limbah, PT Vale Indonesia justru konsisten menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan.
Lebih dari sekedar menambang bijih nikel, PT Vale Indonesia berkomitmen menambang kebaikan dengan menghadirkan inovasi ramah lingkungan. Semangat ini sejalan dengan #StartsWithMe, mengajak setiap individu turut berkontribusi menjaga kelestarian alam. Sebab, tugas ini bukan hanya milik industri, tetapi juga kita semua.