RAGAMUTAMA.COM – Paus Fransiskus, dengan nada penuh keprihatinan dan teguran, mengkritik tindakan militer Israel di Gaza, menggambarkan situasi kemanusiaan di wilayah itu sebagai sesuatu yang “sangat serius dan memalukan.”
Seruan ini mencerminkan pandangan mendalam pemimpin Vatikan terhadap penderitaan yang dirasakan oleh rakyat Palestina akibat konflik tersebut.
Dalam sebuah pesan yang disampaikan melalui penasihatnya, Paus menegaskan bahwa membombardir warga sipil sama sekali tidak dapat diterima.
Dengan suara hati yang penuh empati, ia mengecam kehancuran rumah sakit, runtuhnya jaringan listrik, dan kondisi memilukan anak-anak yang menderita akibat kekurangan kebutuhan dasar.
Situasi ini, menurutnya, bukan hanya tragedi, tetapi juga pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Meskipun tengah memulihkan diri dari penyakit ringan, Paus Fransiskus memilih untuk tidak diam.
Pesannya tetap lantang dan jelas, mengundang perhatian para diplomat dan komunitas internasional untuk bertindak. Seruan ini juga mencerminkan upaya Vatikan yang bersejarah dalam menyuarakan perdamaian dan keadilan, bahkan dalam konflik yang paling sensitif sekalipun.
Sejak konflik di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023, setelah serangan mendadak Hamas yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel, dunia menyaksikan balasan militer Israel yang melibatkan pemboman besar-besaran.
Data dari otoritas kesehatan Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 46.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa. Sebaliknya, Israel menyatakan bahwa sebagian besar korban adalah militan, meski klaim ini kerap dipertanyakan.
Hasil dari konflik ini sangat mengerikan: kehancuran besar-besaran di wilayah Gaza telah memaksa hampir 90 persen dari populasi 2,3 juta jiwa untuk mengungsi, banyak di antaranya harus berpindah tempat berkali-kali.
Paus Fransiskus, yang biasanya berhati-hati untuk tidak memihak dalam konflik, kali ini menunjukkan keberanian moral dengan menyuarakan dukungan untuk komunitas yang terjebak dalam penderitaan.