KOMPAS.com – Pelatih Como, Cesc Fabregas, merasa timnya bermain lebih baik dari Juventus selama 60 menit. Namun, Como mesti takluk 1-2 dari Juventus.
Pertandingan pekan ke-24 Liga Italia 2024-2025 antara Como vs Juventus dilangsungkan di Stadion Giuseppe Sinigaglia, Jumat (7/2/2025) atau Sabtu dini hari WIB.
Como 1907 yang dimiliki Grup Djarum harus mengakui keunggulan sang tamu Juventus.
Kemenangan 2-1 Juventus dipastikan via sepasang gol sang rekrutan anyar, Randal Kolo Muano (34′, 89′ pen.).
Sementara itu, satu gol Como lahir pada pengujung babak pertama berkat sumbangsih Assane Diao (45+1′).
“Kami bermain lebih baik dari Juve selama 60 menit,” tutur pelatih Como, Cesc Fabregas usai laga, dilansir Tuttomercatoweb dari DAZN.
Baca juga: Hasil Como Vs Juventus 1-2: Kolo Muani Cetak Gol Lagi, Tim Fabregas Kalah
“Mereka adalah tim hebat dengan bangku cadangan yang kuat. Setelah mereka melakukan pergantian pemain, mereka mulai berkembang,” ucap Fabregas memberikan analisisnya.
“Kami sudah berkembang dalam mengelola pertandingan, tidak terlalu mundur saat bertahan dengan agresivitas yang baik, dan terus menyerang. Kami pantas menang,” tutur Fabregas yakin.
Fabregas juga tampak meradang karena merasa timnya layak mendapatkan hadiah penalti dari wasit usai jeda, sebelum Kolo Muani membuat gol keduanya.
Sang pelatih asal Spanyol itu menilai bek Juventus, Federico Gatti, menyentuh bola dengan tangan kala mencoba menghalangi pergerakan Anastasios Douvikas pada menit ke-81.
Wasit sempat berkonsultasi dengan Video Assistant Referee. Tetapi, pada akhirnya sang pengadil tak memberikan hadiah penalti buat Como.
“Tidak ada interpretasi lain, itu adalah penalti yang sangat jelas. Douvikas mengontrol bola dengan dadanya dan tanpa sentuhan tangan, ia melesat ke depan gawang, sebuah peluang yang luar biasa untuk memenangkan pertandingan,” ujar Fabregas dikutip dari Football Italia.
Baca juga: Mimpi Bocah Ajaib Como: Kembali ke Real Madrid dan Juara Piala Dunia 2026 Bersama Messi
“Sekarang Anda pulang ke rumah dengan nol poin, Anda akan merasa bodoh, tetapi hari ini saya tidak bisa tinggal diam.”
“Itu terjadi pada bulan Januari saat melawan Lazio dengan tekel (Samuel) Gigot yang sangat keras kepada Nico Paz, tidak bilang itu adalah kartu merah, tetapi jelas itu adalah kartu kuning yang mendekati oranye.”
“Bahkan tidak ada tendangan bebas dan kami kehilangan sang pemain selama tiga pertandingan karena cedera,” ucap Fabregas menyampaikan keluh kesahnya.
Menurutnya, musim ini Como cukup sering dirugikan oleh keputusan sang pengadil.
“Pelanggaran yang sangat jelas di lini tengah saat melawan Milan, tidak ada yang diberikan, Milan mendapatkan tendangan sudut dan mencetak gol untuk menang.”
“Como-Udinese, Edoardo Goldaniga tidak menyentuh pemain dan mendapat kartu kuning kedua untuk diusir keluar lapangan. Melawan Roma ada (Lorenzo) Pellegrini yang seharusnya mendapat kartu kuning kedua, tidak ada yang diberikan,” kata Fabregas.
Juventus kemudian malah mendapatkan hadiah penalti pada pengujung laga, setelah kiper Como, Jean Butez terlihat meninju Federico Gatti dalam sebuah duel.
Keputusan wasit dalam laga Como vs Juventus membuat Fabregas meragukan teknologi VAR (Video Assistant Referee).
“Jadi hari ini saya katakan cukup, karena saya harus membela Como. Saya tidak berbicara untuk diri saya sendiri, saya membela klub dan kota ini.”
“Saya tahu ini adalah tempat yang kecil, tidak banyak orang, tapi saya harus membela Como.”
“Saya mengerti wasit tidak melihat insiden dengan Gatti, tetapi ketika VAR mengevaluasi rekaman itu dan tidak mengatakan apa-apa, di situlah saya memiliki keraguan dalam pikiran saya,” ujar eks pemain Barcelona, Arsenal, dan Chelsea tersebut.