TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Polisi memastikan tidak ada antrean saat Yonih (62), hendak membeli elpiji 3 kilogram (kg) di agen atau pangkalan gas di Jalan Beringin I, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).
Kapolsek Pamulang Kompol Widya Agustiono menjelaskan kronologi versi polisi terkait kematian lansia itu. Hal ini diketahui polisi berdasarkan rekaman kamera CCTV di lokasi.
Berdasarkan rekaman CCTV yang didapat polisi, tidak ada antrean warga di agen atau pangkalan elpiji 3 kg yang didatangi Yonih.
Baca juga: Polisi Bantah Lansia di Pamulang Meninggal Usai Antre Gas 3 Kg
“CCTV di agen elpiji menunjukan tidak ada antrean. Diperkuat dengan saksi-saksi di agen/pangkalan tersebut,” ujar Widya Agustino saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/2/2025).
Widya menjelaskan, sebelum meninggal, Yonih yang berprofesi sebagai pedagang nasi uduk sudah mulai berjualan seperti biasa sejak pagi hari.
Namun, sekitar pukul 10.00 WIB, Yonih kehabisan gas 3 kg, sehingga memutuskan untuk membelinya ke agen atau pangkalan gas.
Dengan berjalan kaki, Yonih kemudian mendatangi agen atau pangkalan yang berjarak 200 meter dari rumahnya.
“Beliau jalan kaki setelah itu beliau beli 2 tabung elpiji, kanan kiri beliau nenteng satu-satu setelah itu beliau pulang,” ucap dia.
Di pertengahan jalan pulang, Yonih merasa kelelahan, sehingga sempat beristirahat sejenak di rumah tetangganya sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
“Istirahat sebentar di rumah tetangganya. Kemudian sama tetangganya diantar ke rumah dan ada menantu perempuan beliau,” kata dia.
Sesampainya di rumah, kondisi Yonih langsung menurun. Menantu perempuannya yang melihat keadaan tersebut segera menghubungi suaminya.
Setelah anaknya datang, ibunya langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Permata Pamulang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
“Anaknya almarhum kemudian datang dari tempat kerja dan langsung membawa ibunya, dibawa ke rumah sakit. Nah di sana ditangani dokter, tapi ternyata beliau sudah sudah meninggal,” ucap dia.
Baca juga: Lansia di Pamulang Meninggal Usai Mengantre Beli Gas Elpiji 3 Kg
Sebelumnya diberitakan, Yonih (62), disebut meninggal dunia setelah mengantr elpiji 3 kg pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.
Adik korban, Rohaya (51) bercerita, sang kakak masih beraktivitas seperti biasanya pada pagi hari, yakni membuka warung dan menyiapkan lontong untuk dijual.
“Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung agen depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh,” ujar Rohaya, Senin.
Yonih berangkat dari rumah untuk membeli elpiji 3 kg sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat itu, Yonih membawa dua tabung gas kosong sambil berjalan kaki seorang diri menuju agen yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya.
Setelah mengantre selama kurang lebih satu jam, Yonih berhasil mendapat elpiji 3 kg dan kembali ke rumah dengan berjalan kaki.
Dalam perjalanan pulang, Yonih sempat duduk di dekat tempat laundry untuk beristirahat.
“Nah, yang punya laundry di depan jalan ke rumah memanggil emak (panggilan korban) untuk duduk istirahat. Sehabis itu, emak dijemputlah sama menantunya,” kata Rohaya.
Setelah itu, Rohaya melihat sang kakak tiba-tiba lemah tak berdaya sesampainya di rumah. Hal itu membuat dia panik.
Dia sempat mengajak Yonih berbicara, tetapi sang kakak sama sekali tak merespons karena pingsan.
“Sesampai di rumah langsung pingsan. Dia sempat mengucapkan ‘Allahu Akbar dua kali. Tapi, setelah itu tidak merespons (pingsan),” kata Rohaya.
Tak berselang lama, keluarga langsung membawa Yonih ke Rumah Sakit Permata Pamulang. Setibanya di rumah sakit, nyawa Yonih sudah tak tertolong.
Setelah dinyatakan meninggal, jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga sangat berduka atas kepergian Yonih.
Baca juga: Lansia di Pamulang yang Meninggal Usai Antre Gas 3 Kg Diduga Kelelahan