Pengamat Sebut Gen Z Pilih Pengalaman Budaya Lokal di Desa Wisata saat Liburan

- Penulis

Jumat, 7 Februari 2025 - 08:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Generasi Z atau Gen Z disebut lebih gemar mencari pengalaman lokal yang dianggap menyenangkan di desa wisata. Pengamat pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni, mengatakan bahwa saat ini Gen Z memiliki ketertarikan untuk menjadi bagian dari sebuah budaya lokal.

Mengutip survei yang dilakukan sebuah platform pemesanan hotel, Gen Z mencari tempat wisata yang mengadopsi konsep berkelanjutan dan pengalaman lokal, yang kerap ditawarkan desa wisata.

Misalnya, mulai dari tempat penginapan yang tradisional, menggunakan sepeda yang dipakai warga sehari-hari, dan aneka kebiasaan lainnya. Gen Z, katanya, juga gemar datang ke destinasi seperti desa wisata yang dianggapnya tertata, yang mempunyai perkumpulan (komunal) yang spesifik.

“Misalnya apakah komunal dapur, ruang tamu komunal, macam-macam, ya. Itu bisa diciptakan, sehingga orang merasa ada interaksinya tinggi, ada kebersamaan di sana. Ini yang harus dibuat atraksi-atraksi inovatif, dan kesiapan kebersihan, tata kelolanya, serta tata letak infrastruktur,” kata Sari, seperti dikutip dari Antara.

Menurut Sari, minat yang besar tersebut tidak boleh membuat pengelola desa wisata melupakan prinsip lokal. Semua pihak yang terlibat diharapkan tetap menjunjung tinggi nilai, kepercayaan, serta aturan-aturan yang ada untuk diikuti para wisatawan.

Baca Juga :  Summer Festival di Thailand Digelar Maret hingga September 2025

“Misalnya tata ruangnya seperti di Bali juga ada, kan, ada asas-asas. Itu prinsip dalam membangun suatu daerah, di Toba pun juga seperti itu. Ini yang harus dijaga. Ini harus dikawal bersama secara bottom up dan top down,” tuturnya.

Gen Z Suka Pengalaman Slow Living

Hal lain yang juga dicari oleh wisatawan Gen Z adalah pengalaman slow living (hidup dalam laju lambat), yang dianggap menenangkan. Para wisatawan menganggap bahwa slow living yang otentik datang dari nilai-nilai yang diterapkan oleh desa wisata itu sendiri.

Biasanya wisatawan yang ingin melakukan slow living bakal menghabiskan waktu sekitar tujuh hari atau lebih, untuk menetap menikmati kebudayaan dan keseharian warga lokal di satu tempat.

Baca Juga :  Wisata Seru di Pekalongan Jawa Tengah,Bisa Lihat Hewan Prasejarah hingga Gapura Jepang

Berbeda dengan fast tourism (berwisata dalam waktu kunjung singkat) yang hanya menghabiskan waktu selama tiga atau empat hari.

Oleh karena itu, Sari berharap Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dapat memperhatikan kluster desa wisata dan menentukan mana desa yang harus dijadikan prioritas, termasuk desa-desa yang sudah mendapatkan penghargaan internasional.

Langkah tersebut dinilai dapat mendorong wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang, sehingga pertumbuhan ekonomi terutama dari sektor pariwisata dapat dijaga.

“Jadi, harus dijaga, kesiapan destinasi harus siap, ini yang harus jadi fokus Kementerian Pariwisata. Misalnya berapa yang kemarin dapat penghargaan ASEAN Awards, itu harus segera jadi perhatian. Bisa dikurasikan seperti apa wisatanya, bisa jadi bench marking atau edukasi,” pungkas Sari.

Berita Terkait

Pesona Dua Geopark Indonesia Mendunia: Pengakuan UNESCO Terbaru
Pesona India: 5 Spot Sunset Terbaik yang Wajib Dikunjungi
Pendakian Gunung Batok Bromo Resmi Dilarang: Ini Alasannya!
Ma Wan 1868: Pesona Wisata Sejarah Terbaru di Hong Kong
Pesona Banten: 5 Destinasi Wisata Pegunungan Terindah yang Wajib Dikunjungi
Lonjakan Penumpang Kereta Api di Yogyakarta Saat Libur Paskah 2025
Traveloka Long Weekend: Diskon Hotel Gede-gedean, Cashback Hingga Rp 1,5 Juta!
Bali dan Jakarta Masuk Daftar Destinasi Terbaik Dunia Trip.Best 2025!

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 02:16 WIB

Pesona Dua Geopark Indonesia Mendunia: Pengakuan UNESCO Terbaru

Sabtu, 19 April 2025 - 02:08 WIB

Pesona India: 5 Spot Sunset Terbaik yang Wajib Dikunjungi

Sabtu, 19 April 2025 - 00:56 WIB

Pendakian Gunung Batok Bromo Resmi Dilarang: Ini Alasannya!

Sabtu, 19 April 2025 - 00:47 WIB

Ma Wan 1868: Pesona Wisata Sejarah Terbaru di Hong Kong

Jumat, 18 April 2025 - 23:20 WIB

Pesona Banten: 5 Destinasi Wisata Pegunungan Terindah yang Wajib Dikunjungi

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Dramatis di Belize: Warga AS Tikam Tiga Orang, Penumpang Lumpuhkan Pembajak Pesawat

Sabtu, 19 Apr 2025 - 04:40 WIB

society-culture-and-history

Intip 10 Tradisi Paskah Unik Dunia: Meriah dan Tak Terduga!

Sabtu, 19 Apr 2025 - 04:04 WIB