BLORA, RAGAMUTAMA.COM – Festival Blora Seabad Pramoedya Ananta Toer digelar selama tiga hari sejak Kamis (6/2/2025) hingga Sabtu (8/2/2025) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Rencananya, salah satu agenda untuk memperingati 100 tahun lahirnya sastrawan Pramoedya Ananta Toer dengan meresmikan jalan baru dengan nama tersebut.
Namun, rencana penamaan jalan baru dengan nama Pramoedya Ananta Toer ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Padahal papan nama tersebut juga sudah jadi hanya tinggal memasangkannya di jalan yang dimaksud.
Penamaan jalan Pramoedya Ananta Toer
Berikut polemik nama jalan Pramoedya Ananta Toer di Blora:
Awal mula rencana penamaan jalan baru Pramoedya Ananta Toer
Jalan baru yang rencananya dinamakan Jalan Pramoedya Ananta Toer itu berlokasi di wilayah perbatasan Kelurahan Beran dengan Kelurahan Mlangsen hingga depan Pasar Sido Makmur Blora.
Bupati Blora, Arief Rohman mengaku telah melakukan persiapan untuk penamaan jalan tersebut.
“Rencana untuk Jalan Pramoedya kita taruh di sana,” ucap Arief saat ditemui di kantor Bapperida Blora, Jawa Tengah, Kamis (23/1/2025) lalu.
Lokasi tersebut bisa dibilang sebagai jalan baru karena belum ada rumah yang berdiri di sekitar jalan tersebut.
Tetapi, awalnya Jalan Pramoedya Ananta Toer sempat direncanakan untuk mengganti Jalan Sumbawa yang lokasinya dekat dengan rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer, di Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora.
Pemberian nama ditolak ormas Pemuda Pancasila
Beredar surat imbauan Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Blora terkait penolakan rencana penamaan jalan Pramoedya Ananta Toer di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tertanggal 3 Februari 2025.
Dalam surat tersebut disebutkan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora menunda atau mengkaji ulang pemberian nama jalan baru dengan nama Pramoedya Ananta Toer.
Ketua MPC PP Kabupaten Blora, Munaji membenarkan adanya surat yang beredar tersebut.
Dirinya menjelaskan alasannya membuat surat imbauan dan menolak adanya pemberian nama jalan Pramoedya Ananta Toer di Blora.
“Karena belum dikaji awalnya, itu juga masih persiapan, terus latar belakang informasi yang didapat dari BIN dan BAIS Mabes TNI bahwa itu ada unsur dugaan keterlibatan C komunis,” ucap Munaji saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/2/2025).
Munaji menjelaskan agar penamaan jalan baru harus dikaji terlebih dahulu, ataupun diberikan kepada sosok yang berjasa pada bangsa Indonesia.
“Karena biasanya penamaan jalan ini kaitan dengan pahlawan kemerdekaan atau orang yang berjuang,” terang dia.
Menurutnya, selain Pramoedya Ananta Toer, ada banyak pahlawan asal Blora yang layak diabadikan sebagai nama jalan.
Menbud Fadli Zon dukung penamaan jalan Pramoedya Ananta Toer di Blora
Sementara itu, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mendukung rencana pemerintah kabupaten (Pemkab) Blora untuk mengabadikan Pramoedya Ananta Toer sebagai salah satu jalan yang ada di Blora.
Menurutnya, Pramoedya Ananta Toer merupakan seorang sastrawan besar yang karya-karya novelnya diakui dunia internasional.
Bahkan, kata Fadli, Blora bisa dikenal dunia karena berkat sosok Pramoedya Ananta Toer.
“Saya kira sangat pantas ada jalan Pramoedya Ananta Toer di Blora, karena beliau juga putra Blora,” ujar Fadli Zon usai membuka ‘Festival Blora : Seabad Pramoedya Ananta Toer di Pendopo Rumah Bupati Blora, Jawa Tengah, Kamis (6/2/2025).
Fadli menerangkan agar rencana penamaan jalan Pramoedya Ananta Toer berjalan lancar, maka harus ada regulasi yang mengaturnya.
“Itu kan hak dari pemerintah daerah, dan kita sangat mendukung tinggal mekanisme regulasi, dengan DPRD saya kira cukup itu di pemerintah daerah kabupaten,” terang dia.
Lebih lanjut, politikus Gerindra itu menjelaskan penamaan jalan yang ada di kabupaten tidak perlu menunggu persetujuan dari pemerintah pusat.
“Itu enggak sampai pemerintah pusat, artinya di pemkab tinggal membuat regulasinya, bahkan penamaan jalan kita enggak punya hak di pemerintah pusat,” ujar dia.
Pemkab Blora tunda penamaan jalan Pramoedya Ananta Toer
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora tidak jadi meresmikan jalan Pramoedya Ananta Toer yang rencananya berlokasi di jalan baru dari perempatan kelurahan Beran menuju ke Pasar Sido Makmur Blora.
Bupati Blora, Arief Rohman menjelaskan peresmian penamaan jalan tersebut dengan nama Pramoedya Ananta Toer ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
“Hari ini ditunda, ini hanya karena regulasinya kita belum siap, sedang kita siapkan regulasinya. Kita sedang menyusun perda soal jalan ini,” ucap dia saat mendampingi Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Blora Creative Space (BCS), Kelurahan Mlangsen, Blora, Jawa Tengah, Kamis (6/2/2025).
Penyusunan regulasi ataupun peraturan daerah untuk penamaan jalan tersebut juga sudah masuk dalam kajian.
“Kita sudah referensi beberapa daerah lain yang sudah punya perda biar nanti punya legalitas, kita kaji untuk melengkapi regulasinya,” terang dia.
Politikus PKB itu meyakinkan lokasi penanaman jalan Pramoedya Ananta Toer tidak akan berpindah.
“Lokasinya tetap di jalan baru, dan kita sedang susun perda dengan DPRD biar nanti secara regulasi sudah sempurna,” jelas dia.