Ini Alasan Bos Google Sebut Gemini 2.0 Lebih Efisien Dibanding Deepseek V3 dan R1

- Penulis

Jumat, 7 Februari 2025 - 07:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TEMPO.CO, Jakarta – Chief Executive Officer (CEO) Google Sundar Pichai mengklaim mesin kecerdasan buatan atau AI Gemini 2.0 lebih baik dibanding Deepseek—Chatbot buatan perusahaan asal Cina. Dia menonjolkan kemampuan Gemini terbaru, Gemini Flash 2.0, yang dianggap sudah melampaui model-model AI pesaingnya.

“Model Flash Thinking 2.0 kami merupakan beberapa model yang paling efisien, termasuk jika dibandingkan dengan DeepSeek V3 dan R1,” kata Pichai, dikutip dari siaran pers laporan keuangan terbaru Alphabet, Selasa, 4 Februari 2025.

Pichai yang juga memimpin Alphabet Inc, entitas induk Google, memuji kinerja pengembang Deepseek yang mampu bersaing dalam pasar produk AI. Namun dia menganggap kehadiran Gemini 2.0 Flash pada Desember 2024 mulai mengubah peta persaingan.

Baca Juga :  Sudah Pakai Turbo, Ini Harga Yamaha Aerox Alpha Per Februari 2025

Deepseek muncul sebagai salah satu penantang utama produk ChatGPT milik OpenAI, serta Gemini milik Google. Namun, karena kecurigaan ihwal kebocoran data ke Pemerintah Cina, adopsi Deepseek belakangan dilarang oleh sejumlah lembaga bahkan level pemerintah negara.

Teknologi AI generatif Google ini memiliki latensi rendah dan peningkatan kinerja yang signifikan dibanding pendahulunya, Gemini 1.5. Menurut Pichai, kinerja Gemini paling unggul pada penerapan batas ‘prinsip pareto’. Prinsip tersebut memakai logika 80 persen hasil berasal dari 20 persen penyebab.

Baca Juga :  Cek Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Buleleng Bali Minggu (16/2), Lengkap!

Pichai memastikan manajemennya masih terus mengembangkan dan mengoptimalkan layanan AI secara menyeluruh, demi miliaran pengguna di seluruh dunia. Pernyataan itu diperkuat oleh Senior Vice President sekaligus Direktur Keuangan Alphabet Anat Ashkenazi, yang menyebut Google akan berinvestasi hingga US$ 75 miliar atau sekitar Rp 1.224 triliun dalam belanja modal tahun ini. Modal itu untuk menyokong pengembangan infrastruktur teknis, terutama server, diikuti pusat data dan jaringan.

“Kami akan berinvestasi di area pertumbuhan AI dan Cloud,” tutur Ashkenazi.

Pilihan Editor: Pemanasan Laut Meningkat Empat Kali Lipat, Ini Penyebab dan Dampak Buruknya

Berita Terkait

Korea Selatan Terapkan Electronic Arrival Card untuk Efisiensi Imigrasi
Pre-order iPhone 16e Sudah Dibuka di 59 Negara, Termasuk 3 Negara Asia Tenggara
Harga Pi Network Turun 54% dari Listing, Cek Latar Belakang Aset Kripto Terbaru Ini
Pesawat Terbalik, Delta Airlines Beri Kompensasi Rp 490 Juta untuk Tiap Penumpang
Agya GR-S Non Premium: Pilihan Lebih Murah Baru dari Toyota
Tujuh Fakta Kemewahan Denza D9 yang Jarang Diketahui di IIMS 2025
Layanan Samsat Keliling di Bali Kamis (20/2), Cek Jadwal dan Lokasinya!
Digital Hub Indosat Permudah Akses 50 Juta Pengguna MyIM3 ke Tokopedia – Blibli

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 11:57 WIB

Korea Selatan Terapkan Electronic Arrival Card untuk Efisiensi Imigrasi

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:37 WIB

Pre-order iPhone 16e Sudah Dibuka di 59 Negara, Termasuk 3 Negara Asia Tenggara

Jumat, 21 Februari 2025 - 11:47 WIB

Harga Pi Network Turun 54% dari Listing, Cek Latar Belakang Aset Kripto Terbaru Ini

Jumat, 21 Februari 2025 - 11:27 WIB

Pesawat Terbalik, Delta Airlines Beri Kompensasi Rp 490 Juta untuk Tiap Penumpang

Jumat, 21 Februari 2025 - 09:56 WIB

Agya GR-S Non Premium: Pilihan Lebih Murah Baru dari Toyota

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Update Kecelakaan Truk di Sungai Segati, 4 Orang Ditemukan Tewas, 11 Masih Dicari

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:16 WIB

public-safety-and-emergencies

Pendidikan hingga Kesehatan, Ini Janji Eddy Raya untuk Warga Barsel

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB

entertainment

Sinopsis Film Suicide Squad, Misi Bunuh Diri Para Penjahat Super

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB