TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Objek wisata di Tane Olen, Desa Wisata Setulang, Malinau, Kalimantan Utara, kembali menerima kunjungan dari wisatawan mancanegara pada awal 2025.
Diketahui, Tane Olen merupakan warisan khas masyarakat Dayak Kenyah di Malinau Selatan Hilir yang dikenal sebagai hutan cadangan pada masa lalu dan masih bertahan hingga saat ini.
Potensi bentang alam ini kerap menuai pujian dari pengunjung dan direkomendasikan sebagai destinasi yang tepat untuk studi, liburan, dan wisata alam di Malinau.
Mahasiswi Western Sydney University asal Australia, Maya, mengaku takjub dengan kemurnian warisan kawasan Tane Olen.
Rombongannya, yang telah menghabiskan waktu 10 hari di Desa Wisata Setulang, merekomendasikan objek wisata ini karena beberapa alasan.
Mulai dari pengelolaan yang prima terhadap pengunjung, keramahan masyarakat, hingga terjaganya sajian wisata utama, Tane Olen.
“Saya baru saja menyelesaikan perjalanan di Tane Olen. Ini adalah tempat paling berkesan yang pernah saya kunjungi. Kultur, masyarakat, hingga pengelolaannya luar biasa,” ujar Maya dalam bahasa Inggris, Kamis (6/2/2025).
Baca juga: Pesona Tane Olen Desa Wisata Setulang, Tarik Minat Wisatawan Lokal dan Mancanegara Lakukan Studi
Mahasiswi yang tengah menekuni disiplin ilmu zoologi ini mendapatkan banyak rencana riset baru setelah mengamati alam di Tane Olen.
Salah satu hal yang paling berkesan bagi Maya adalah keramahan masyarakat.
Pengunjung tidak hanya diperlakukan sebagai tamu, tetapi lebih dari itu, seperti bagian dari keluarga.
Jika diberi kesempatan, Maya mengaku ingin kembali mengunjungi Desa Setulang bersama keluarganya.
“Saya sangat merekomendasikan berkunjung ke sini (Setulang). Bentang alamnya indah, satwanya beragam, semuanya masih sangat alami,” ucapnya.
Baca juga: Maksimalkan Pendapatan Asli Desa Malinau Utara di Sektor Perkebunan dan Wisata, BUMDes Diberdayakan
Maya bersama 18 mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Western Sydney University telah melaksanakan studi lapangan di Desa Wisata Setulang.
Program kolaborasi perguruan tinggi antarnegara ini telah beberapa kali digelar dengan memilih Setulang, khususnya Tane Olen, sebagai lokasi kegiatan.
Dosen pendamping rombongan sekaligus pengajar di Fakultas Biologi UGM, Ruri Eprilurahman, menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri.
Baca juga: 2024 Kunjungan Wisata Menurun, Dispar Kaltara Sebut SDM Faktor Penting Penguatan Sektor Pariwisata
Selain sebagai bagian dari rutinitas studi bersama, upaya ini juga bertujuan untuk memperkenalkan potensi wisata di Setulang.
“Secara khusus untuk Desa Wisata Setulang, ini adalah kontribusi kami, di antaranya memperkenalkan kekayaan alam Setulang ke mancanegara,” ungkap Ruri.
Pada awal tahun ini, Tane Olen, yang merupakan kawasan hutan di Setulang, kembali menerima tamu dari dua universitas ternama, UGM dan Western Sydney University.
Studi sekaligus wisata ke Tane Olen benar-benar memberikan kesan positif bagi pengunjung terkait potensi wisata di Malinau, Kalimantan Utara.
(*)
Penulis: Mohammad Supri