GAZA, KOMPAS.TV – Sikap keras ditunjukkan warga Palestina di Gaza setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menginginkan wilayah itu dikosongkan.
Berakhirnya perang Hamas dan Israel lewat gencatan senjata telah meninggalkan kehancuran di kawasan Gaza.
Banyaknya puing-puing, dan ketiadaan listrik serta air membuat sulitnya membangun tenda.
Baca Juga: “Pergi ke Neraka”: Warga Gaza Kecam Rencana Trump untuk Relokasi Paksa
Meski begitu, lebih dari setengah juta warega Palestina memilih kembali ke utara Gaza selama sepekan terakhir.
Mereka pun menentang keinginan Trump agar warga Palestina segera meninggalkan Gaza.
Bahkan hal tersebut diungkapkannya saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
‘Saya pikir orang seharusnya tak kembali ke Gaza,” kata Trump, Selasa (4/2/2/2025) dikutip dari CNN Internasional.
“Kenapa mereka ingin kembali? Tempat itu sudah seperti neraka,” lanjutnya.
Keinginan Trump sendiri sudah mendapatkan tentangan dari dunia internasional dan warga Palestina di Gaza.
Ucapan Trump tersebut ditanggapi warga Palestina dengan keras.
Salah satunya Amir Karaja, yang menegaskan lebih baik ia memakan puing-puing ketimbang harus pergi dari tanah kelahirannya.
“Kami teguh di sini. Ini tanah kami, dan kami adalah pemilk tanah yang sah dan seharusnya,” ujar Karaja, Rabu (5/2/2025), saat sedang mengerjakan sisa-sisa rumahmya di Nuseirat, Gaza tengah.
“Tidak (Trump) atau siapa pun yang dapat mengusir kami dari Gaza,” sambungnya.
Warga Gaza lainnya, Iyam Jahjouh juga mengatakan hal yang sama, dan menegaskan tak pernah terpikir untuk pindah.
Baca Juga: Indonesia Tolak Keras Rencana Donald Trump Ambil Alih Gaza
“Kami tak akan meninggalkan tanah atau rumah kami, meski kehancuran besar dan semua yang terjadi di Gaza. Kami akan tetap dan terus tinggal di sini,” lanjutnya.
Trump sendiri sebelumnya menegaskan bahwa ia ingin agar Mesir dan Yordania mau menerima rakyat Palestina dari Gaza.
Namun, kedua negara menolak mentah-mentah keinginan presiden AS tersebut.