KOMPAS.com – Media sosial memiliki pengaruh besar dalam menentukan tempat wisata yang akan dikunjungi seseorang.
Banyak orang tergoda untuk mengunjungi tempat-tempat yang sedang viral, didorong oleh fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan social proof.
Hal itu biasa terjadi saat ada tempat wisata, di daerah mana pun yang video atau fotonya viral di media sosial, seperti TikTok atau Instagram.
Baca juga: Kaleidoskop: 20 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2024
Usai viral, maka biasanya tempat-tempat wisata semacam itu akan langsung ramai didatangi wisatawan.
Menurut Psikolog Klinis Dewasa dari TigaGenerasi Psychology Center, Gabriela Agire, fenomena ini bukanlah hal baru. Banyak wisatawan memutuskan untuk bepergian hanya karena tren dan validasi sosial.
Fenomena social proof mengacu pada kecenderungan seseorang mengikuti tindakan orang lain, termasuk dalam memilih tempat wisata.
Peran influencer dan strategi pemasaran juga turut memperkuat tren ini. Foto dan video yang diunggah oleh mereka sering kali menggambarkan keindahan suatu tempat dengan cara yang menarik, sehingga menimbulkan keinginan bagi orang lain untuk ikut berkunjung.
Persiapkan mental
Namun, Gabriela mengingatkan pentingnya kesiapan mental sebelum berangkat ke destinasi wisata yang sedang viral.
Baca juga: Video Viral WNA Asal Australia Akui Punya Tanah 1,1 Hektar di Bali
Tidak semua tempat wisata sesuai dengan ekspektasi yang diciptakan oleh media sosial. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi di antaranya:
Keramaian
Tempat wisata viral sering kali penuh sesak oleh wisatawan, yang dapat mengurangi kenyamanan dan pengalaman liburan.
Ekspektasi vs realita
Pemandangan di media sosial mungkin telah melalui proses editing sehingga tampak lebih indah dibandingkan kondisi aslinya.
Kemacetan dan kelelahan
Perjalanan menuju destinasi populer sering kali diwarnai kemacetan yang dapat menguras fisik dan mental.
Baca juga: Viral Video Turis Bayar 3 Kali di Air Terjun Tumpak Sewu, Pemkab Lumajang Janji Akan Tindak Tegas
Biaya yang tidak terduga
Wisata yang viral umumnya mengalami kenaikan harga tiket masuk, akomodasi, dan konsumsi akibat tingginya permintaan.
Risiko keamanan
Kepadatan pengunjung dapat meningkatkan risiko kejahatan seperti pencopetan dan penipuan wisata.
Agar liburan tetap menyenangkan, persiapkan mental dengan realistis. Sadari bahwa perjalanan tidak selalu berjalan mulus, dan fleksibilitas dalam menghadapi berbagai kemungkinan sangat dibutuhkan.
Baca juga: Viral Video Harga Makanan Tak Wajar di Alun-alun Lama Ungaran, Pemkab Semarang Langsung Beri Pembinaan
Selain itu, mempertimbangkan destinasi alternatif yang lebih tenang juga bisa menjadi pilihan bijak untuk menikmati liburan dengan nyaman.