Cukup tempuh perjalanan singkat 43 menit dari Solo, dan Watergong Klaten siap menyambut liburan akhir pekan istimewa bersama keluarga tercinta.
Ragamutama.com – Klaten, mutiara tersembunyi di jantung Jawa Tengah, memang pantas menyandang predikat “oase wisata air” yang memesona.
Bagaimana tidak? Kabupaten yang tenang ini diberkahi dengan aliran sungai yang begitu jernih, serta dipercantik dengan keberadaan umbul-umbul alami yang bagaikan serpihan berlian tersebar di berbagai sudut.
Di antara sekian banyak pesona air yang dimiliki Klaten, Watergong hadir sebagai bintang baru yang kian bersinar terang di tengah riuhnya dunia maya.
Aliran sungai yang menakjubkan ini menawarkan pemandangan yang menyegarkan mata, dengan airnya yang sejernih kristal, menjadi rumah bagi beragam ikan cantik seperti nila yang gesit dan koi yang memesona.
Kejernihan air yang luar biasa, berpadu harmonis dengan kehadiran ikan-ikan yang berwarna-warni, menciptakan sebuah ilusi sungai sebagai akuarium raksasa alami yang mampu menghipnotis setiap mata yang memandang.
Tak heran, banyak warganet yang terpesona hingga membandingkan keindahan Watergong dengan bentang alam sungai-sungai di Jepang, yang juga terkenal akan airnya yang jernih serta keseimbangan ekosistemnya.
Fenomena Watergong ini semakin menegaskan posisi Klaten sebagai tujuan wisata air yang unik dan menarik, tak kalah memesonanya dengan surga-surga tersembunyi di berbagai belahan dunia.
Jika di belahan bumi lain, pemandangan memukau semacam ini bisa ditemui di negeri sakura, Jepang, kini Klaten pun berbangga hati memiliki permata yang serupa.
Objek wisata yang kini menjadi perbincangan hangat ini bernama Watergong, terletak di Dukuh Pusur, Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
Namun, siapa sangka, sebelum bertransformasi menjadi oase kebersihan seperti saat ini, sungai di lokasi wisata ini menyimpan cerita kelam tentang kondisi yang kotor dan dipenuhi sampah.
“Dulu, dasar sungai hampir tidak terlihat karena airnya yang hitam pekat dan tumpukan sampah,” kenang pemilik rumah makan dan objek wisata Watergong, Bagong Margono, saat diwawancarai oleh RAGAMUTAMA.COM di lokasi yang kini menjadi kebanggaannya, pada Jumat (23/10/2020).
Berbekal kecintaan yang mendalam terhadap lingkungan tempat tinggalnya, Bagong menceritakan bahwa sekitar 5 tahun lalu, ia memulai aksi heroik membersihkan sungai tersebut.
Sebuah perjuangan yang tidak instan, membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga akhirnya sungai itu memancarkan kejernihan yang memukau seperti yang dapat disaksikan saat ini.
Setelah upaya membersihkan sungai membuahkan hasil yang menggembirakan, Bagong memiliki ide brilian untuk mengubahnya menjadi kolam pemandian alami.
Sontak, banyak warga, terutama anak-anak, berdatangan untuk menikmati kesegaran air secara gratis.
Namun, keterbatasan area sungai membuat Bagong kembali berpikir keras.
Ia kemudian mengambil langkah inovatif dengan menyemai bibit ikan nila. “Sebagai langkah awal, saya menyebar bibit ikan nila sebanyak 500 kilogram di area sungai sepanjang sekitar 100 meter ini,” ungkapnya, sebuah tindakan sederhana namun visioner.
Tak disangka, tidak lama kemudian, sungai yang kini dihuni oleh ratusan ribu ikan nila ini menjadi viral di media sosial, menjadi incaran para pengunjung yang ingin mengabadikan momen di tengah keindahan alam yang unik ini.
Bagong sendiri mengaku awalnya tidak menyadari bahwa sepetak aliran sungai yang ia kelola dengan penuh ketekunan itu telah menjadi topik perbincangan hangat di dunia maya.
Namun, ia tetap bersyukur karena usahanya telah memberikan dampak positif bagi lingkungan tempat tinggalnya.
Di balik kisah sukses Watergong, terdapat cerita menarik tentang panen raya ikan yang mencapai 1 ton.
Sayangnya, momen panen tersebut bertepatan dengan masa sulit ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19, sehingga hasil panen tidak laku dijual.
Dengan tulus, Bagong dan keluarga membagikan seluruh hasil panen kepada warga satu kampung untuk dinikmati bersama.
Kini, Watergong kembali tumbuh subur dengan bibit ikan generasi kedua yang ia semai.
“Ikan yang ada di kolam sekarang ini adalah bibit kedua,” jelasnya.
Ia memperkirakan bahwa total berat dari jutaan ikan nila dan koi yang kini berenang bebas di sungai tersebut telah mencapai 18 ton, sebuah angka yang luar biasa!
Untuk menjaga kelangsungan hidup jutaan ikan tersebut, Bagong mengungkapkan bahwa ia menghabiskan sekitar 10 karung pelet setiap harinya.
“Satu karung beratnya 30 kilogram,” tambahnya, menggambarkan besarnya dedikasi dan biaya yang ia keluarkan.
Hebatnya, keindahan Watergong dapat dinikmati tanpa dipungut biaya masuk.
Bagong hanya menitipkan pesan sederhana namun penting bagi setiap pengunjung: wajib memakai masker dan tidak membuang sampah di sepanjang area objek wisata.
“Cukup jaga kebersihan saja dan tidak berbuat yang aneh-aneh,” pungkasnya, sebuah imbauan tulus dari seorang penjaga surga air Klaten.
(TribunTrends.com/TribunJogja/Disempurnakan dengan bantuan AI)
