Misteri Pembajakan di Pasar Mangga Dua: Mengapa Sulit Diberantas?

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 29 April 2025 - 13:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , JakartaPasar Mangga Dua, pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta yang identik dengan harga murah, kembali menjadi sorotan. Laporan National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers 2025 dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), yang dirilis pada 31 Maret 2025, menyebut Pasar Mangga Dua sebagai salah satu pusat penyebaran produk bajakan dan barang ilegal.

Lebih lanjut, Pasar Mangga Dua terdaftar dalam Notorious Markets 2024, sebuah daftar yang mencatat pasar-pasar yang menjadi pusat peredaran barang bajakan yang meresahkan dunia internasional.

USTR dalam laporan National Trade Estimate (NTE) Report on Foreign Trade Barriers 2025, menyatakan, “Pembajakan hak cipta dan pemalsuan merek dagang yang meluas (termasuk di pasar daring dan fisik) menjadi perhatian utama.”

Kasus ini bukan hanya kritik terhadap satu pasar di Indonesia, melainkan mencerminkan permasalahan global tentang pembajakan yang terus berlanjut.

Apa Itu Pembajakan?

Pembajakan, secara sederhana, adalah tindakan penggandaan atau penyalinan karya cipta, produk, atau merek tanpa izin resmi pemiliknya, lalu disebarluaskan, umumnya untuk tujuan komersial.

Cambridge Dictionary mendefinisikan “piracy” sebagai reproduksi ilegal konten berhak cipta, seperti musik, film, atau perangkat lunak, yang kemudian diperdagangkan secara ilegal dengan harga jauh lebih rendah daripada harga aslinya.

Baca Juga :  BI Ungkap Fakta Uang Kertas Biru Rp 5.000 & Khasiat Air Rebusan Sirih!

Menurut Economic Times, kemajuan teknologi justru memperburuk situasi. Perangkat seperti CD writer, scanner resolusi tinggi, dan printer canggih mempermudah penggandaan konten digital secara masif dan cepat, membuat pembajakan lebih mudah, murah, dan sulit dilacak.

Pembajakan Produk

Pembajakan bukan hanya terbatas pada film atau musik. Pembajakan produk mencakup berbagai bentuk pemalsuan, mulai dari duplikasi fisik produk, peniruan kemasan, hingga pemalsuan merek dagang.

Berdasarkan Jurnal Siasat Bisnis, pembajakan merupakan tindakan meniru atau memalsukan produk beserta atributnya hingga menyerupai produk asli, kemudian menjualnya untuk keuntungan pribadi.

Produk-produk terkenal dengan nilai merek tinggi, seperti Nike, Adidas, McDonald’s, dan Marlboro, sering menjadi sasaran karena daya tarik pasarnya yang besar. Konsumen sering tertipu oleh kemiripan produk dan harga murah, tanpa menyadari risiko kualitas buruk bahkan ancaman keselamatan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah pembajakan obat-obatan. Sekitar 5 persen dari total penjualan global obat-obatan adalah produk bajakan, bahkan mencapai hampir 70 persen di negara berkembang. Obat-obatan bajakan sangat berbahaya karena tidak terjamin kualitasnya dan berpotensi fatal bagi pengguna.

Baca Juga :  Wall Street Anjlok: Sentimen Tarif Trump Redam Euforia Pasar Saham

Mengapa Barang Bajakan Sulit Diberantas?

Pembajakan marak di negara berkembang, terutama di Asia. Negara-negara seperti China, Indonesia, dan Singapura telah memiliki undang-undang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang ketat. Namun, lemahnya penegakan hukum menjadi kendala utama pemberantasannya.

Kesulitan memberantas pembajakan disebabkan oleh kompleksitas hukum dan keterbatasan sumber daya. Faktor sosial ekonomi masyarakat juga berperan, dengan banyak konsumen yang mengetahui keaslian produk tetapi tetap membelinya karena harga.

Pembajakan bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga masalah kompleks yang menyangkut etika, ekonomi, dan keamanan. Kasus Pasar Mangga Dua menunjukkan dampak negatifnya, bukan hanya merugikan pemilik hak, tetapi juga negara (hilangnya pendapatan pajak) dan konsumen sendiri.

Melynda Dwi Puspita turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Pasar Mangga Dua Disorot AS: Respons Beberapa Kementerian Soal Barang Bajakan

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/pirating

https://economictimes.indiatimes.com/definition/piracy?from=mdr

https://journal.uii.ac.id/JSB/article/download/995/926/982

https://www.tempo.co/ekonomi/sejarah-pasar-mangga-dua-yang-dikritik-ustr-jadi-markas-barang-bajakan-1234201

Berita Terkait

Emiten Grup Astra Bagi Dividen: Peluang Investasi Terbaik?
Sentimen The Fed Kuatkan IHSG: Peluang Investasi Saat Suku Bunga Turun
Jerome Polin Ungkap Rahasia: Investasi Pendidikan Terbaik untuk Pelajar
Rupiah Perkasa: Sentuh Rp 16.761 per Dolar AS, Optimisme Pasar Meningkat!
OJK Genjot IPO: 900 Ribu Investor Baru Jadi Momentum Lighthouse Companies Go Public
Strategi IPO Bootcamp 2025: UMKM Tangguh Raih Pendanaan Saat Krisis
ASLC Catat Kenaikan Pendapatan Double Digit di Awal 2025
Investasi Emas Aman: Panduan Menabung di Pegadaian, Harga Antam Stabil

Berita Terkait

Selasa, 29 April 2025 - 20:19 WIB

Emiten Grup Astra Bagi Dividen: Peluang Investasi Terbaik?

Selasa, 29 April 2025 - 19:55 WIB

Sentimen The Fed Kuatkan IHSG: Peluang Investasi Saat Suku Bunga Turun

Selasa, 29 April 2025 - 18:43 WIB

Jerome Polin Ungkap Rahasia: Investasi Pendidikan Terbaik untuk Pelajar

Selasa, 29 April 2025 - 18:27 WIB

Rupiah Perkasa: Sentuh Rp 16.761 per Dolar AS, Optimisme Pasar Meningkat!

Selasa, 29 April 2025 - 17:07 WIB

OJK Genjot IPO: 900 Ribu Investor Baru Jadi Momentum Lighthouse Companies Go Public

Berita Terbaru

finance

Emiten Grup Astra Bagi Dividen: Peluang Investasi Terbaik?

Selasa, 29 Apr 2025 - 20:19 WIB

entertainment

Konser Ailee: Ascend Siap Guncang Jakarta, Catat Tanggalnya!

Selasa, 29 Apr 2025 - 20:08 WIB