Ragamutama.com – , Jakarta – Pemakaman Paus Fransiskus, yang dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 waktu setempat (15.00 WIB) di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, disiarkan langsung oleh berbagai media internasional.
Perubahan Ritus Pemakaman Kepausan
Mengutip Vatican News (29 April 2024), Paus Fransiskus menyetujui pembaruan ritus pemakaman kepausan, Ordo Exsequiarum Romani Pontificis. Kantor Perayaan Liturgi Paus Agung telah meluncurkan edisi kedua dari ritus ini, merevisi versi 1998.
Perubahan signifikan meliputi penghilangan praktik pemakaman tertutup di dalam kamar. Jenazah Paus kini ditempatkan dalam peti di sebuah kapel, terbuka untuk umum. Hal ini memungkinkan umat beriman untuk memberikan penghormatan terakhir, memandang Paus sebagai hamba Kristus, bukan penguasa.
Tradisi penggunaan tiga peti mati (kayu cemara, kayu ek, dan timah) juga dihapuskan, menolak simbolisme yang menempatkan Paus di atas semua orang.
Uskup Agung Diego Ravelli, Guru Upacara Apostolik saat itu, menjelaskan pentingnya edisi kedua ini: memenuhi permintaan Paus Fransiskus dan menyederhanakan ritus yang sering disalahartikan sebagai pernyataan kekaisaran.
Pembaruan ini mencerminkan fokus Gereja pada iman kepada Kristus yang Bangkit, dan menyesuaikan perayaan pemakaman dengan kaul kesederhanaan para biarawan.
Kehadiran Tokoh Dunia
Pemakaman Paus Fransiskus dihadiri oleh seluruh klerus, termasuk Kardinal, Uskup, dan Imam. Sebelumnya, hanya Kardinal dan Patriark yang diizinkan.
Kebijakan ini menciptakan citra Gereja yang lebih membumi dan inklusif, memberikan kesempatan bagi umat untuk melihat jenazah Paus dan menghilangkan mistisisme seputar kematian pemimpin Gereja.
Aljazeera melaporkan kehadiran lebih dari 50 kepala negara, termasuk Donald dan Melania Trump, yang akan berada di ruang yang sama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan istrinya, Olena Zelenska.
Inggris diwakili oleh Pangeran William dan Perdana Menteri Keir Starmer. Pangeran William menyatakan, “Kepedulian dan kerja Paus untuk seluruh umat manusia dan planet bumi telah menyentuh hati banyak orang.”
Presiden Italia Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Giorgia Meloni juga hadir, bersama banyak kepala negara dan perwakilan lainnya. Indonesia diwakili oleh mantan Presiden Joko Widodo, atas penunjukan Prabowo Subianto. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, turut hadir.
Pertemuan para pemimpin dunia ini diprediksi akan menimbulkan situasi yang canggung, khususnya antara Trump dan Zelenskyy mengingat ketegangan di antara mereka.
Namun, susunan undangan berdasarkan urutan abjad dapat meminimalisir potensi kecanggungan. Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada, mengingat pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada April 2005 yang diwarnai momen-momen canggung di antara para pemimpin dunia.
Pilihan Editor: Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Peristirahatan Terakhir yang Diinginkan Paus Fransiskus