Menurut perkiraan PBB, saat ini terdapat 195 negara berdaulat yang tersebar di berbagai benua. Namun, tidak semua negara menikmati stabilitas dan kedamaian. Beberapa di antaranya justru terjebak dalam pusaran konflik bersenjata yang berkepanjangan, menjadikannya sebagai wilayah paling berbahaya di dunia untuk ditinggali atau dikunjungi.
Setiap tahun, Institute for Economics and Peace (IEP) menerbitkan laporan Global Peace Index (GPI), sebuah studi komprehensif yang mengukur tingkat kedamaian atau bahaya suatu negara berdasarkan 23 indikator yang berbeda. Laporan GPI mengevaluasi 163 negara, mencakup lebih dari 99,7% populasi dunia.
Skor Global Peace Index merefleksikan tingkat risiko yang dihadapi jika mengunjungi suatu negara. Semakin tinggi skornya, semakin tinggi pula tingkat bahaya dan semakin rendah posisinya dalam peringkat keselamatan global. Lalu, negara mana saja yang saat ini dianggap paling berbahaya di planet ini?
- 12 Negara yang Melarang Masuk Pemegang Paspor Israel, Termasuk Maladewa
- 10 Negara dengan Jumlah Penduduk Terkecil di Dunia
10 Negara dengan Tingkat Bahaya Tertinggi Konflik militer dan perang saudara yang tak kunjung usai menciptakan ketidakstabilan keamanan yang parah, mengancam keselamatan warga sipil dan juga para pelancong. Berikut adalah daftar 10 negara paling berbahaya yang sebaiknya dipertimbangkan ulang sebelum dikunjungi, berdasarkan data dari Traveling Lifestyle:
Yaman
Yaman terus menerus menjadi sorotan sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia, terutama karena konflik yang tak berkesudahan. Negara ini telah menderita akibat konflik militer selama lebih dari enam tahun.
Akibatnya, sekitar 4,3 juta warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka, dan lebih dari 14 juta orang menghadapi risiko kelaparan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan yang sangat mendalam.
Data dari Global Peace Index 2024 menyoroti bahwa kondisi di Yaman semakin diperburuk oleh konflik politik dan peningkatan aksi kekerasan. Kelompok Houthi di Yaman sering meluncurkan serangan rudal dan drone ke jalur perdagangan vital di Laut Merah dan Teluk Aden. Respons militer dari Amerika Serikat dan Inggris terhadap serangan ini hanya meningkatkan intensitas konflik.
Sudan Selatan Negara mana yang menempati urutan berikutnya sebagai negara paling berbahaya di dunia? Sudan Selatan termasuk dalam daftar ini. Negara yang baru merdeka dari Sudan ini menjadi salah satu negara yang paling tidak aman di benua Afrika. Hal ini disebabkan oleh konflik internal yang berkepanjangan, ketidakstabilan politik, dan krisis kemanusiaan yang terus berlanjut.
Menurut skor Global Peace Index (GPI), Sudan Selatan mengalami peningkatan skor dari 3,221 pada tahun 2023 menjadi 3.324 pada tahun 2024. Peningkatan skor ini menandakan peningkatan tingkat bahaya atau ketidakamanan. Ini berarti bahwa kondisi di Sudan Selatan masih jauh dari stabil dan berpotensi berbahaya bagi siapa pun yang berkunjung.
Sudan Sama seperti Sudan Selatan, Sudan juga terjerat dalam konflik dan dianggap sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia, serta salah satu yang paling tidak aman di benua Afrika. Situasi di negara ini semakin memburuk setelah pecahnya konflik militer antara Sudanese Armed Forces (SAF) dan Rapid Support Forces (RSF) pada tahun 2023.
Konflik di Sudan telah mengakibatkan hilangnya nyawa dalam jumlah besar, dengan sekitar 15.000 warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan dan total korban mencapai 150.000 jiwa. Konflik terparah terjadi di wilayah Darfur Barat. Akibat konflik ini, Sudan menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat serius.
Afghanistan
Afghanistan mencatatkan skor 3.294 pada tahun 2024 berdasarkan Global Peace Index. Hal ini menunjukkan bahwa negara tetangga Pakistan ini masih menjadi salah satu negara paling berbahaya di dunia. Negara yang dikenal sebagai “negeri para mullah” ini telah lama menderita akibat perang, revolusi, dan konflik sipil yang menyebabkan ketidakstabilan.
Konflik-konflik tersebut telah menyebabkan tingkat kekerasan dan ketidakamanan yang tinggi. Situasi ini diperparah oleh korupsi yang meluas di pemerintahan Afghanistan, yang menghambat pemulihan dan pembangunan infrastruktur di negara tersebut.
Ukraina Pada bulan Februari 2022, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, yang menyebabkan penurunan drastis dalam skor keselamatan Global Peace Index negara tersebut. Invasi Rusia telah memicu konflik besar, pengungsian massal, dan krisis kemanusiaan yang parah.
Banyak penduduk Ukraina terpaksa mengungsi ke negara lain akibat invasi atau perang yang sedang berlangsung. Serangan rudal dan operasi pasukan darat Rusia sering terjadi di beberapa kota besar dan provinsi seperti Luhansk dan Donetsk. Dampak perang antara Rusia dan Ukraina juga dirasakan di seluruh dunia, terutama di sektor pangan dan energi.
Republik Demokratik Kongo Negara paling berbahaya berikutnya adalah Republik Demokratik Kongo. Negara yang terletak di jantung Afrika ini telah mengalami konflik selama bertahun-tahun, dan kondisinya sangat mengerikan. Banyak faksi bersenjata yang beroperasi dan saling bertikai di negara ini. Selain itu, pemerintahan negara ini juga sangat tidak stabil.
Sementara itu, pemberontakan di beberapa daerah semakin memperburuk situasi di Republik Demokratik Kongo. Konflik ini memicu peningkatan kasus kriminalitas seperti pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, pembajakan mobil, perampokan, dan tindakan kekerasan lainnya. Skor Global Peace Index negara ini mencapai 3.264 pada tahun 2024.
Rusia Rusia menjadi salah satu negara paling berbahaya karena tingginya tingkat pembunuhan. Menurut informasi dari Traveling Lifestyle, tingkat pembunuhan di negara ini mencapai 9,5 pembunuhan per 100.000 orang. Selain tingginya tingkat pembunuhan, konflik politik juga membuat negara ini tidak kondusif.
Perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 juga berkontribusi pada ketidakamanan di negara ini. Akibat invasi yang dilakukan, Rusia menghadapi embargo perdagangan dan pembatasan internasional lainnya. Hal ini menciptakan beban ekonomi yang dirasakan oleh rakyat Rusia, yang berpotensi meningkatkan tingkat kriminalitas.
Suriah Suriah telah dilanda konflik dan perang saudara sejak tahun 2011 dan menjadi salah satu negara yang mengalami konflik paling mematikan di abad ke-21. Menurut informasi dari World Population Review, sekitar 5,7 juta warga telah melarikan diri, dan lebih dari 6 juta lainnya mengungsi di dalam negeri.
Konflik yang berkepanjangan telah menyebabkan peningkatan tajam dalam tingkat kriminalitas di Suriah. Berbagai kejahatan kekerasan seperti perampokan, penyerangan, pembajakan mobil, dan penculikan semakin sering terjadi. Hal ini membuat Suriah menjadi salah satu negara paling berbahaya untuk dikunjungi.
Israel Israel secara konsisten menduduki peringkat di antara negara-negara paling berbahaya di dunia menurut Global Peace Index. Hal ini disebabkan oleh konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut dan belum terselesaikan. Kondisi ini diperburuk oleh serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2024 dan serangan balasan Israel di Gaza.
Selain konflik dengan Palestina, Israel juga terlibat konflik dengan negara-negara tetangga seperti Lebanon, Suriah, dan Iran. Hal ini berkontribusi pada peningkatan ketegangan yang berkelanjutan dan penurunan peringkat keselamatannya.
Mali
Mali telah menjadi kawasan konflik dan menghadapi perang saudara. Sejak pertengahan Juli 2022, terjadi peningkatan serangan teroris di Mali Tengah dan Selatan. Serangan ini menargetkan fasilitas militer, tetapi warga sipil juga menjadi korban.
Akibat konflik yang berkepanjangan, lebih dari 2 juta orang di Mali dan wilayah Sahel terpaksa mengungsi, sementara puluhan ribu lainnya kehilangan nyawa. Tidak mengherankan, Mali menjadi salah satu negara paling berbahaya di dunia.
Demikianlah uraian tentang 10 negara paling berbahaya di dunia berdasarkan data dari Global Peace Index. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pelancong untuk mempertimbangkan risiko sebelum memutuskan untuk mengunjungi negara yang sedang dilanda konflik.
- 12 Negara yang Melarang Masuk Pemegang Paspor Israel, Termasuk Maladewa
- Negara Termuda di Dunia, Salah Satunya Ada di Asia Tenggara
- “Negara yang Masih Menerapkan Hukuman Mati adalah Negara Terisolasi”