Musim Dividen 2024: Peluang Investasi dan Pengaruhnya pada IHSG

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 27 April 2025 - 22:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA. Masa pembagian dividen dari berbagai perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera dimulai. Salah satu contohnya, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), yang dikenal dengan produk Cimory, berencana mendistribusikan dividen senilai Rp 1,19 triliun, atau setara dengan Rp 150 per lembar saham. Tanggal cum date untuk mendapatkan hak dividen ini adalah 29 April 2025, berlaku untuk transaksi di pasar reguler maupun negosiasi.

Selain CMRY, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) juga mengumumkan rencana pembagian dividen sebesar Rp 310 miliar, yang setara dengan Rp 116 per saham. Untuk MFIN, tanggal cum date ditetapkan pada 28 April 2025.

Sementara itu, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) telah menjadwalkan pembagian dividen sebesar Rp 265,77 miliar, atau Rp 34,5 per saham. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit, juga akan membagikan dividen sebesar Rp 450 miliar, atau Rp 47,24 per saham. Kedua emiten ini menetapkan cum date pada tanggal yang sama, yaitu 29 April 2025.

Di antara perusahaan lainnya, PT Petrosea Tbk (PTRO), yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan, akan membagikan dividen sebesar US$ 10 juta. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga turut serta dengan membagikan dividen sebesar US$ 2 juta. Kedua emiten ini juga menetapkan tanggal cum date pada 29 April 2025. Menjelang akhir bulan, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), yang dikenal dengan produk keju, diperkirakan akan membagikan dividen sebesar Rp 73,12 miliar, atau setara Rp 13 per saham.

Baca Juga :  Profit 37,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun(22 Februari 2025)

IHSG Sepekan Ini Tetap Menguat Meski Outflow Asing Capai Rp 1,15 Triliun

Tidak ketinggalan, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) berencana menyalurkan dividen sebesar Rp 202,35 miliar, atau Rp 43 per saham. PT Bank SMBC Indonesia Tbk (BTPN) juga akan memberikan dividen sebesar Rp 562,59 miliar, atau Rp 52,84 per saham. Kedua perusahaan ini menetapkan tanggal cum date pada 30 April 2025.

Kharel Devin Fielim, seorang analis dari Trimegah Sekuritas, berpendapat bahwa tren pembagian dividen ini berpotensi menarik minat investor ritel maupun institusional, yang pada gilirannya dapat memberikan dorongan positif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, bagi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Mari kita perhatikan perusahaan-perusahaan yang berpotensi membagikan dividend payout ratio dan yield yang besar, terutama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG),” ungkap Kharel kepada Kontan, (27/3).

Menurutnya, dividen dari emiten-emiten besar memiliki potensi untuk mendukung stabilitas IHSG, terutama jika disertai dengan yield yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment dari Pilarmas Investindo Sekuritas, menambahkan bahwa pembagian dividen dalam jumlah besar (dividen jumbo) berpotensi memperbaiki sentimen pasar, meskipun efeknya mungkin hanya bersifat sementara.

Baca Juga :  IHSG Tertekan, Pasar Cemas Efek Kebijakan Trump dan Kenaikan Harga Emas

“Dalam situasi seperti saat ini, pemilihan saham yang didasarkan pada kinerja fundamental perusahaan menjadi lebih penting dibandingkan sekadar mengejar dividen besar,” ujar Audi.

Saat Pasar Tak Pasti, Apakah Berburu Dividen Masih Jadi Strategi yang Tepat?

Ia mengingatkan para investor untuk tetap memfokuskan perhatian pada fundamental emiten, bukan hanya pada besarnya dividen yang dibagikan. Menurutnya, sentimen positif dari dividen dapat dengan cepat memudar jika kondisi ekonomi domestik maupun global masih diliputi ketidakpastian. 

“Tidak semua pembagian dividen memberikan dampak positif pada IHSG. Dividen dengan nilai kecil dan yield di bawah 5% seringkali gagal menjadi katalis yang kuat, karena masih terdapat instrumen investasi lain yang mampu menawarkan tingkat pengembalian (return) yang lebih menarik,” tegasnya. 

Ia juga menekankan adanya risiko koreksi harga saham setelah tanggal cum date, yang dapat mengurangi potensi keuntungan yang diperoleh dari dividen itu sendiri.

Dengan demikian, baik Kharel maupun Maximilianus sependapat bahwa meskipun tren pembagian dividen dari emiten secara keseluruhan berpotensi meningkatkan indeks, keberlanjutan penguatan IHSG tetap bergantung pada besaran yield yang kompetitif serta stabilitas makroekonomi secara keseluruhan.

Arah IHSG Jangka Pendek Diliputi Ketidakpastian

Berita Terkait

Prediksi IHSG: Peluang dan Tantangan Investasi Minggu Ini
Kinerja Wintermar Offshore Marine (WINS) Turun di Kuartal I-2025, Ini Penyebabnya
AKRA Bagikan Dividen Jumbo: Investor Kantongi Rp 987,64 Miliar!
Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini di Pegadaian: Update 28 April 2025
BI Prediksi Kredit Hanya Tumbuh 9,89% Hingga Akhir 2025: Survei Terbaru
Anggarakan Capex 3% dari Penjualan, Unilever (UNVR) Genjot Kinerja 2025
Jadwal Lengkap Pembagian Dividen Teladan Prima Agro
Astra Agro (AALI) Tebar Dividen Rp1,14 Triliun dan Angkat Presiden Direktur Baru

Berita Terkait

Senin, 28 April 2025 - 14:19 WIB

Kinerja Wintermar Offshore Marine (WINS) Turun di Kuartal I-2025, Ini Penyebabnya

Senin, 28 April 2025 - 14:11 WIB

AKRA Bagikan Dividen Jumbo: Investor Kantongi Rp 987,64 Miliar!

Senin, 28 April 2025 - 14:07 WIB

Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini di Pegadaian: Update 28 April 2025

Senin, 28 April 2025 - 13:59 WIB

BI Prediksi Kredit Hanya Tumbuh 9,89% Hingga Akhir 2025: Survei Terbaru

Senin, 28 April 2025 - 13:55 WIB

Anggarakan Capex 3% dari Penjualan, Unilever (UNVR) Genjot Kinerja 2025

Berita Terbaru