Rencana Pemakaman Paus Fransiskus: Prosesi, Tradisi, dan Informasi Lengkap

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 27 April 2025 - 08:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Paus Fransiskus dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, pilihan beliau sendiri, berjarak empat kilometer dari Basilika Santo Petrus. Upacara pemakaman bersifat tertutup dan tidak disiarkan secara publik.

Basilika Santa Maria Maggiore merupakan gereja kesayangan Paus Fransiskus. Beliau sering berdoa di sana sebelum dan sesudah perjalanan ke luar negeri.

Bahkan setelah menjalani perawatan pneumonia selama hampir dua bulan, kunjungan pertama Paus Fransiskus sepulang dari rumah sakit adalah ke Basilika Santa Maria Maggiore.

Beliau juga menginginkan pemakaman yang sederhana. Berbeda dengan para pendahulunya yang dimakamkan dalam tiga lapis peti, Paus Fransiskus hanya meminta satu peti sederhana. Nisan beliau hanya bertuliskan “Fransiskus,” dengan salib kesayangannya diletakkan di atasnya.

Namun, kesederhanaan ini tidak mengurangi kesigapan pemerintah Italia dalam pengamanan. Kawasan udara sekitar Roma ditutup total.

Operasi keamanan ini melibatkan rudal anti-pesawat dan kapal patroli yang siaga selama prosesi pemakaman. Menurut Reuters, ini merupakan operasi keamanan terbesar di Italia sejak pemakaman Paus Yohanes Paulus II.

Sempat Tolak Dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore

Awalnya, Paus Fransiskus menolak dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Dilansir AP pada Sabtu (26/4), Uskup Rolandas Makrickas mengusulkan pemakaman di gereja tersebut pada Mei 2022, setelah wafatnya Paus.

Alasannya, Paus Fransiskus memiliki ikatan kuat dengan gereja tersebut; hubungannya dengan Ordo Yesuit, warisan seni dan spiritual, serta sejarah kepausannya. Selain itu, tujuh paus lain dimakamkan di sana, meskipun sejak 1669 tidak ada lagi pemakaman paus di lokasi tersebut.

“Awalnya beliau menolak karena para paus dimakamkan di [Basilika] Santo Petrus,” jelas Makrickas kepada wartawan.

“Namun seminggu kemudian, beliau memanggil saya ke Santa Marta dan berkata, ‘siapkan makam saya’,” tambahnya.

Paus Fransiskus lalu menegaskan agar pemakamannya tetap sederhana, menekankan pentingnya akses umat ke Basilika yang didedikasikan untuk Bunda Maria.

Baca Juga :  Kepergian Paus Fransiskus dan Duka Warga Kristen Gaza

Para Pemimpin Dunia yang Hadir

Sekitar 50 kepala negara dan 10 raja dijadwalkan menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Roma. Banyak pemimpin dunia hadir bersama pasangan dan rombongan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin tertinggi umat Katolik.

Berdasarkan pantauan kumparan melalui siaran langsung dari Vatikan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump hadir bersama istrinya, Melania Trump. Kehadiran Trump dengan setelan jas biru tua mencolok di antara para pemimpin lain yang mengenakan setelan hitam.

Dari Indonesia, Presiden Joko Widodo hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto. Beliau terlihat di barisan depan, mengenakan pakaian serba hitam dan peci. Jokowi tampak berbincang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Pangeran William, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Raja Spanyol Felipe VI beserta rombongan juga hadir di Basilika Santo Petrus.

Selain Jokowi, Presiden Prabowo juga mengutus mantan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.

Khotbah Pemakaman Paus Fransiskus

Kardinal Giovanni Battista Re menyebut Paus Fransiskus sebagai “paus rakyat” dalam khotbah misa pemakamannya.

“Beliau selalu berhubungan langsung dengan individu dan masyarakat yang kesulitan. Beliau memberi tanpa pamrih. Beliau adalah paus rakyat, dengan hati terbuka dan roh kudus yang terus hidup di gereja,” kata Kardinal Re di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (26/4).

Kardinal Re juga mengingat saat Jorge Mario Bergoglio memilih nama Fransiskus, merujuk pada Santo Fransiskus dari Assisi.

“Saat terpilih dalam konklaf menggantikan Paus Benediktus XVI, dengan pengalaman di (ordo) Yesuit dan Buenos Aires, beliau memulai dari bawah hingga menjadi uskup,” jelasnya.

Baca Juga :  Pramuka DKI Jakarta Rencanakan Pemindahan Patung MH Thamrin ke Museum dan Pembangunan Replika Baru

“Pilihan nama Fransiskus menunjukkan komitmen beliau pada kesederhanaan,” lanjutnya.

Kardinal Re menambahkan bahwa Paus Fransiskus selalu memancarkan cahaya dan kebaikan Injil.

Khotbah tersebut juga menekankan sosok Paus Fransiskus sebagai gembala yang baik, yang memberikan seluruh dirinya untuk orang lain hingga akhir hayatnya.

“Kita tercerahkan oleh Injil. Suara Kristus kepada Petrus, ‘Apakah kau mencintai-Ku lebih dari ini?’. Jawaban Petrus meyakinkannya. ‘Tuhan, Engkau tahu aku mencintai-Mu’. Maka Yesus memberikan misi besar: ‘Gembalakan domba-Ku’,” kata Kardinal Re.

Kardinal Re menyatakan hal ini tercermin dalam tindakan Paus Fransiskus yang hingga akhir hayatnya tetap menjadi gembala yang baik.

“Terlepas dari penyakitnya, Paus Fransiskus tetap memberi. Sampai hari terakhirnya, beliau membuktikan diri sebagai gembala yang baik,” ungkapnya.

Bahasa Mandarin Dipakai dalam Doa Umat di Pemakaman Paus

Untuk pertama kalinya, bahasa Mandarin digunakan dalam Doa Umat Beriman atau Doa Universal pada misa pemakaman paus. Selain Mandarin, doa juga dibacakan dalam bahasa Italia, Prancis, Arab, Portugis, Polandia, dan Jerman.

Dilansir CNN, Sabtu (26/4), penggunaan bahasa Mandarin dalam doa umat pada pemakaman kepausan merupakan peristiwa perdana.

“Bagi kita yang berkumpul di sini, yang merayakan misteri suci, suatu hari nanti kita akan dipanggil Kristus memasuki kerajaan-Nya yang mulia,” kata Kardinal Agostino Liu Bo.

Selama masa kepausannya, Paus Fransiskus ingin mengunjungi Tiongkok. Vatikan juga berupaya meningkatkan hubungan dengan Beijing dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai alternatif, Paus Fransiskus mengunjungi Mongolia pada 2023, bertemu dengan umat Katolik dan uskup Tiongkok di sana.

Pada 2022, Paus Fransiskus menunjuk Giorgio Marengo sebagai kardinal pertama dari Mongolia.

Berita Terkait

Tragis! Jasad Bocah Korban Buaya Sangatta Akhirnya Ditemukan
Eno NTRL Ungkap Kenangan Ricky Siahaan Kritik Parkir Liar Tebet Eco Park
Konklaf Setelah Paus Fransiskus: Tradisi Pemilihan Paus Berusia Ratusan Tahun
Ramalan Nostradamus Kematian Paus: Mengapa Terus Viral di Internet?
Wat Arun Thailand Resmi Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO!
Menlu Vatikan Ungkap Kekosongan Usai Kepergian Paus Fransiskus
Goa Harimau: Situs Sejarah dan Budaya Kaya, Usulan Cagar Budaya Nasional
Panduan Lengkap: Lokasi Terbaik Menyaksikan Tari Kecak di Taman Mini Indonesia Indah

Berita Terkait

Senin, 28 April 2025 - 01:39 WIB

Tragis! Jasad Bocah Korban Buaya Sangatta Akhirnya Ditemukan

Senin, 28 April 2025 - 01:32 WIB

Eno NTRL Ungkap Kenangan Ricky Siahaan Kritik Parkir Liar Tebet Eco Park

Minggu, 27 April 2025 - 15:36 WIB

Ramalan Nostradamus Kematian Paus: Mengapa Terus Viral di Internet?

Minggu, 27 April 2025 - 15:31 WIB

Wat Arun Thailand Resmi Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO!

Minggu, 27 April 2025 - 15:19 WIB

Menlu Vatikan Ungkap Kekosongan Usai Kepergian Paus Fransiskus

Berita Terbaru

Society Culture And History

Tragis! Jasad Bocah Korban Buaya Sangatta Akhirnya Ditemukan

Senin, 28 Apr 2025 - 01:39 WIB

sports

Liverpool Raih Gelar Juara Liga Inggris Musim 2024/25!

Senin, 28 Apr 2025 - 01:35 WIB

Society Culture And History

Eno NTRL Ungkap Kenangan Ricky Siahaan Kritik Parkir Liar Tebet Eco Park

Senin, 28 Apr 2025 - 01:32 WIB

sports

Liverpool Juara Liga Inggris Usai Comeback 5-1 Atas Spurs!

Senin, 28 Apr 2025 - 00:59 WIB