Drummer Seringai, Edy Khemod, tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan penghormatan terakhirnya kepada Ricky Siahaan di rumah duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Sabtu (26/4). Kehilangan sang gitaris, menurut Edy, akan mengubah Seringai selamanya.
“Seringai tak akan pernah sama lagi. Jika orang mengatakan Arian adalah pikiran Seringai, saya napasnya, Sammy raganya, maka Ricky adalah nyawanya. Tanpa nyawa, untuk apa saya bernapas?” ujar Edy dengan suara bergetar.
Bagi Edy, Ricky lebih dari sekadar rekan satu band. Banyak keputusan penting dalam hidupnya dipengaruhi oleh nasihat dan bimbingan Ricky.
“Ricky lebih dari teman band. Hubungan kami melampaui sekadar profesionalitas. Setengah hidup saya dihabiskan bersama Ricky, dan setiap keputusan besar selalu melibatkannya. Saya merasa kehilangan pegangan,” ungkap Edy dengan perasaan pilu.
Edy mengenang perjalanan panjang Seringai bersama Ricky, penuh dengan keceriaan, canda, dan pengalaman bersama yang tak ternilai harganya.
“Ketahanan Seringai selama ini bukan hanya karena kesamaan selera musik, tetapi juga selera humor kami. 24 tahun perjalanan ini, hingga saat ini. Kita akan selalu bertemu kembali, Ricky,” kata Edy lirih.
Jenazah Ricky Siahaan akan dimakamkan di San Diego Hills, Jawa Barat, setelah upacara pemakaman siang ini.
Ricky Siahaan mengembuskan napas terakhirnya setelah penampilan terakhirnya bersama Seringai di Gekiko Fest, rangkaian tur Wolves of East Asia Tour 2025 di Taiwan dan Jepang.
Menurut keterangan tim medis setempat, Ricky mengalami serangan jantung dan kolaps sebelum meninggal dunia.