Indonesia Garap Pasar Ekspor Baru: Negara BRICS dan CPTPP

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 26 April 2025 - 12:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Jakarta – Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan peluang ekspor Indonesia yang semakin luas berkat keanggotaan di BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) serta proses aksesi ke Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Langkah ini diambil sebagai strategi antisipasi dampak negatif kebijakan tarif impor Amerika Serikat.

“Keanggotaan Indonesia dalam BRICS membuka akses pasar baru, begitu pula dengan proses aksesi kita ke CPTPP,” jelas Airlangga dalam konferensi pers virtual Jumat, 25 April 2025. Ia menambahkan bahwa kedua peluang ini membuka akses ke pasar-pasar penting seperti Inggris, Meksiko, dan sejumlah negara di Amerika Latin.

Indonesia resmi bergabung dengan BRICS pada 6 Januari 2025. BRICS sendiri dibentuk untuk memberikan alternatif terhadap tatanan ekonomi global yang selama ini didominasi Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya. Sementara CPTPP, yang terdiri dari 11 negara (Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam), saat ini tengah dijajaki Indonesia melalui proses aksesi.

Baca Juga :  Panduan Lengkap: Cara Beli Rumah Subsidi 2025 dan Syarat Terbaru

Selain CPTPP, Airlangga juga menargetkan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).

“Kami telah berkomunikasi dengan komisioner di EU CEPA, dan mereka pada prinsipnya sangat terbuka dan berharap agar CEPA ini segera terwujud,” imbuhnya. Airlangga menekankan komitmen Indonesia untuk mengoptimalkan kerja sama bilateral dan multilateral guna perluasan pasar ekspor.

Baca Juga :  Profil Lengkap Isa Rachmatarwata, Dirjen Anggaran Kemenkeu Tersangka Kasus Jiwasraya

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, turut menambahkan bahwa tarif impor 10 persen yang diterapkan AS telah berdampak pada penurunan pengiriman barang antarnegara. Kementerian Keuangan telah melakukan analisis komoditas dengan Revealed Comparative Advantage (RCA) di atas satu, menunjukkan daya saing tinggi untuk ekspor.

”Hasil analisis ini akan kami sampaikan kepada Bapak Menko untuk membahas strategi mendorong industri-industri nasional yang memiliki keunggulan komparatif kuat. Tujuannya agar mampu menembus pasar Amerika dan pasar-pasar lainnya,” terang Sri Mulyani.

Pilihan Editor: Peluang Naiknya Harga Emas Dunia bagi Penerimaan Negara

Berita Terkait

Laba AKRA Kuartal I/2025 Turun, Peluang Investasi Masih Menarik?
Peluang Emas: Gejolak Global Pacu Ekspansi Produk Halal Indonesia
Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Sempat Untung 30% Lebih!
Panduan Lengkap: 7 Tahapan Daftar PIP 2025 dan Cara Mudah Pencairannya
RUPST PJAA Setujui Pembagian Dividen, Investor Cermati Nilainya!
UNVR Kembali Jadi Primadona Dividen di Indeks IDXHIDIV20
Asing Borong Saham Tambang Energi: Ini Alasan Utamanya!
Indeks Manufaktur BI Kuartal I-2025 Naik Sedikit, Sektor Tekstil Tetap Lesu

Berita Terkait

Sabtu, 26 April 2025 - 20:39 WIB

Laba AKRA Kuartal I/2025 Turun, Peluang Investasi Masih Menarik?

Sabtu, 26 April 2025 - 18:48 WIB

Peluang Emas: Gejolak Global Pacu Ekspansi Produk Halal Indonesia

Sabtu, 26 April 2025 - 18:40 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Sempat Untung 30% Lebih!

Sabtu, 26 April 2025 - 18:35 WIB

Panduan Lengkap: 7 Tahapan Daftar PIP 2025 dan Cara Mudah Pencairannya

Sabtu, 26 April 2025 - 17:43 WIB

RUPST PJAA Setujui Pembagian Dividen, Investor Cermati Nilainya!

Berita Terbaru

general

Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok: Waktunya Beli?

Sabtu, 26 Apr 2025 - 21:12 WIB

Public Safety And Emergencies

Kemensos Beri Santunan Korban Longsor Ponpes Gontor: Meninggal dan Luka-Luka

Sabtu, 26 Apr 2025 - 21:03 WIB