Ragamutama.com – , Jakarta – Terungkap alasan mengapa pemerintah belum mampu menuntaskan analisis laboratorium terhadap program makan bergizi gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebab keracunan massal puluhan siswa di Cianjur. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan kendala tersebut.
Menurut keterangan Dadan Hindayana, pihak Lab Kesda Provinsi Jawa Barat mengalami kesulitan dalam pengambilan sampel makanan. Penyebabnya adalah tidak ada sisa makanan yang tertinggal di lokasi kejadian. Lebih lanjut, seluruh peralatan yang digunakan untuk menghidangkan makanan bergizi tersebut telah dibersihkan secara menyeluruh.
“Karena sisa makanan yang diduga kuat menjadi pemicu keracunan tersebut telah dibersihkan oleh pihak sekolah. Akibatnya, kami tidak dapat mengambil sampel untuk diuji,” jelasnya saat ditemui di Gedung Asrama Haji I Pondok Gede, Jakarta, pada hari Kamis, 24 April 2025.
Belajar dari pengalaman kasus ini, Dadan menegaskan bahwa pihaknya akan memberlakukan larangan kepada seluruh pihak penyelenggara program makan bergizi gratis untuk membersihkan sisa makanan yang diberikan kepada para siswa. Nantinya, berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) yang baru, seluruh sisa makanan wajib dikembalikan ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Hal ini penting, karena untuk keperluan uji laboratorium, kami harus membandingkan sampel makanan yang ada di dapur dengan sampel makanan yang telah dikirimkan ke sekolah,” paparnya.
Sebelumnya, belasan siswa SMP PGRI Cianjur harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur akibat keracunan yang diduga berasal dari program Makan Bergizi Gratis pada hari Selasa, 22 April 2025. Insiden serupa juga menimpa 52 siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
Informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa pasokan makanan MBG untuk SMP PGRI Cianjur berasal dari SPPG Limbangansari, yang juga menjadi pemasok untuk MAN 1 Cianjur.
Ridwan Abdullah, pengurus Yayasan Khasanah Ibu Bahagia yang menaungi SPPG Limbangansari, membenarkan bahwa pasokan MBG untuk kedua sekolah tersebut berasal dari dapur umum yang sama. Ridwan juga menyampaikan bahwa produksi makanan untuk seluruh sekolah yang dipasok oleh SPPG Limbangansari telah dihentikan sementara.
“Benar, produksi makanan untuk seluruh sekolah yang mendapatkan pasokan dari SPPG Limbangansari dihentikan sementara. Saat ini, kami masih menunggu hasil uji dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Cianjur,” ungkap Ridwan saat dihubungi oleh Tempo pada hari Selasa, 22 April 2025.
Deden Abdul Aziz turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Teror Tentara Setelah Revisi UU TNI