Ragamutama.com, Jakarta – Mengenai insiden puluhan siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan tanggapan. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan apakah keracunan tersebut disebabkan oleh menu makanan yang berasal dari program pemerintah ini.
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium yang sedang dilakukan oleh tim untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari keracunan tersebut. “Kami menantikan hasil dari Lab Kesda Provinsi atas sampel yang telah dikirimkan. Informasi terbaru akan segera kami sampaikan setelah hasil lab tersedia,” jelas Dadan dalam keterangan tertulis pada hari Selasa, 22 April 2025.
Ia menjelaskan bahwa sampel MBG yang diolah pada hari Senin, 21 April 2025, telah dikirimkan ke Lab Kesda Provinsi setempat. Hasilnya diperkirakan akan keluar dalam kurun waktu sepuluh hari ke depan.
“Menurut informasi dari perwakilan SPPG, makanan yang diolah telah memenuhi standar yang ditetapkan dan telah melalui proses yang seharusnya,” imbuh Dadan.
Dadan juga menyampaikan rasa keprihatinannya atas kejadian ini. Ia berharap agar seluruh siswa yang terdampak segera pulih.
“Kami menyampaikan simpati yang mendalam dan berharap agar seluruh siswa segera diberikan kesembuhan. Keselamatan dan kesehatan anak-anak merupakan prioritas utama bagi kami,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan empat langkah preventif yang telah dan akan diambil oleh BGN. Langkah-langkah tersebut meliputi peningkatan pengawasan terhadap standar penyimpanan makanan di dapur MBG, penyempurnaan sistem secara nasional, mendorong transparansi jadwal menu harian melalui platform digital, serta peningkatan kapasitas pelatihan keamanan pangan bagi seluruh penyedia MBG.
Sebelumnya, sejumlah siswa SMP PGRI Cianjur dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur akibat keracunan yang diduga berasal dari makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari Selasa, 22 April 2025. Selain itu, 52 siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur juga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa makanan MBG yang dipasok ke SMP PGRI Cianjur berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari, yang juga memasok makanan ke MAN 1 Cianjur.
Ridwan Abdullah, pengurus Yayasan Khasanah Ibu Bahagia yang menaungi SPPG Limbangansari, membenarkan bahwa MBG untuk SMP PGRI Cianjur dan MAN 1 Cianjur berasal dari dapur umum yang sama. Ridwan menambahkan bahwa produksi saat ini dihentikan sementara untuk semua pasokan ke sekolah-sekolah.
“Ya, produksi makanan untuk semua sekolah yang dipasok dari SPPG Limbangansari dihentikan sementara. Kami masih menunggu hasil uji dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Cianjur,” ungkap Ridwan saat dihubungi Tempo pada hari Selasa, 22 April 2025.
Berdasarkan pantauan di SPPG Limbangansari yang terletak di Jalan Limbangansari RT 03 RW O4 Desa Limbangansari Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dapur umum tersebut tampak sepi. Tidak terlihat aktivitas masak-memasak atau kesibukan petugas dapur umum.
Menurut keterangan Ridwan, kegiatan dihentikan sementara karena adanya pemeriksaan dari berbagai pihak untuk menyelidiki penyebab keracunan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memberikan keterangan mengenai tambahan pasien yang diduga keracunan dari siswa SMP PGRI Cianjur. “Laporannya belum masuk, baru data dari MAN yang sudah lengkap,” jelas Frida.
Data yang disampaikan Frida per tanggal 22 April 2025 menunjukkan bahwa di RSUD Sayang, jumlah terdampak adalah 35 orang, dengan 0 orang observasi, 0 orang dirawat, dan 35 orang dipulangkan. Sementara itu, di RS Bhayangkara, jumlah terdampak adalah 16 orang, dengan 1 orang observasi, 6 orang dirawat, dan 9 orang dipulangkan. “Semuanya adalah siswa MAN 1 Cianjur yang diduga mengalami keracunan,” pungkas Frida.