RAGAMUTAMA.COM – Di tengah perkembangan pesat industri smartphone yang terus meningkatkan performa kamera, kecepatan prosesor, hingga integrasi kecerdasan buatan, sektor baterai justru terkesan stagnan selama bertahun-tahun. Namun, kemunculan teknologi baterai silikon karbon menjadi angin segar yang menjanjikan revolusi besar dalam efisiensi dan daya tahan baterai smartphone modern.
Apa Itu Teknologi Baterai Silikon-Karbon?
Baterai silikon-karbon masih tergolong sebagai baterai lithium-ion, tetapi dengan anoda berbahan silikon karbon alih-alih grafit konvensional. Inovasi ini memungkinkan peningkatan kepadatan energi hingga 15% lebih tinggi dibandingkan lithium-ion biasa, tanpa harus menambah ukuran fisik baterai.
Silikon mampu menyimpan lebih banyak ion lithium dibanding grafit. Dalam ukuran yang sama, baterai silikon karbon mampu menyimpan sekitar 470 mAh/gram, dibandingkan hanya 372 mAh/gram pada grafit. Secara teoritis, potensi maksimum silikon bahkan mencapai 4.200 mAh/gram, sekitar 10 kali lipat dari grafit.
Meski riset awal tentang baterai silikon karbon sudah dimulai sejak 2002, baru dalam beberapa tahun terakhir teknologi ini mulai dilirik secara komersial. Salah satu tonggak penting datang dari perusahaan Amerika Group14 Technologies, yang pada 2024 menggandeng Amperex Technology untuk memproduksi baterai ini bagi smartphone Honor.
Setelah Honor Magic 5, sederet smartphone flagship lainnya ikut mengadopsi baterai silikon karbon, di antaranya:
-
OnePlus 13 (6.000 mAh)
-
Vivo iQOO 13 (6.150 mAh)
-
Realme GT 7 Pro (6.500 mAh)
-
Xiaomi 15 Pro (6.100 mAh)
-
Redmi K80 (6.550 mAh)
Sementara raksasa seperti Samsung dan Apple belum mengadopsi teknologi ini pada produknya.
Efisiensi Lebih Tinggi, Desain Lebih Tipis
Perbandingan mencolok dapat dilihat dari peningkatan kapasitas baterai pada model yang sama. Redmi Note 13 Pro+ (2023) hadir dengan baterai 5.000 mAh, namun penerusnya Note 14 Pro+ (2024) memiliki baterai 6.200 mAh tanpa perubahan signifikan pada ukuran fisik.
Bahkan, smartphone gaming Red Magic 10 Pro sudah menggunakan baterai silikon-karbon dengan kapasitas 7.050 mAh. Sementara itu, iPhone 16 Pro Max dengan ukuran dan bobot sebanding hanya mengusung baterai 4.685 mAh.
Smartphone lipat juga diuntungkan secara signifikan. Oppo Find N5 membawa baterai 5.600 mAh dengan ketebalan saat terbuka hanya 4,21 mm. Sementara Vivo X Fold 3 Pro mengemas 5.700 mAh dalam tubuh tipis 5,2 mm. Bandingkan dengan Samsung Galaxy Z Fold 6, yang meski lebih tebal, hanya memiliki baterai 4.400 mAh.
Keunggulan lain dari silikon-karbon adalah ramah lingkungan. Silikon lebih mudah ditemukan, tidak beracun, dan tidak mengandalkan logam berat seperti kobalt dan nikel yang umum digunakan pada baterai lithium-ion. Hal ini menjadi poin penting bagi industri yang mulai bergeser ke arah teknologi hijau dan berkelanjutan.
Meski menjanjikan, baterai silikon karbon belum sepenuhnya sempurna. Anoda silikon murni bisa menyebabkan ekspansi volume hingga 300%, berisiko memperpendek umur baterai. Selain itu, silikon memiliki konduktivitas lebih rendah, yang bisa memperlambat pengisian daya dan meningkatkan suhu internal.
Akibatnya, kebanyakan produsen hanya menambahkan 10–20% kandungan silikon, agar baterai tetap stabil dan tahan lama. Beberapa perusahaan seperti Oppo menggunakan teknik lanjutan seperti drilling laser dan foil tembaga modifikasi untuk mengimbangi kelemahan tersebut.
Apakah Layak Dibeli Sekarang?
Menurut Android Authority, baterai silikon karbon saat ini masih cocok untuk smartphone flagship dengan harga premium. Proses produksinya yang rumit membuat teknologi ini belum terjangkau bagi segmen mid-range atau low-end.
Meski kapasitas lebih besar dan bodi lebih ramping menggoda, pengguna tetap perlu memperhatikan daya tahan jangka panjang, terutama jika menggunakan fitur pengisian cepat yang mempercepat degradasi baterai.
Baterai silikon karbon diprediksi akan menjadi standar baru pada smartphone lipat, perangkat wearable seperti jam tangan pintar, hingga tablet dan laptop. Seiring perkembangan teknologi dan penyempurnaan manufaktur, diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, teknologi ini akan lebih terjangkau dan stabil untuk semua kelas perangkat.