Ragamutama.com, Jakarta – Bagi para pelancong yang berencana menjelajahi atau mendaki Lembah Masca yang tersohor di Tenerife, Spanyol, ada kabar penting. Mulai 18 April 2025, pengunjung diwajibkan menggunakan layanan transportasi publik untuk mencapai destinasi wisata ini. Kebijakan ini diterapkan untuk mengatur jumlah wisatawan, mengatasi masalah kemacetan, meningkatkan standar keselamatan, serta menjaga kenyamanan warga lokal.
“Tujuan utama dari langkah ini adalah mewujudkan mobilitas berkelanjutan yang sejalan dengan aktivitas pariwisata, sekaligus melindungi lingkungan alam Masca yang rapuh dan memiliki nilai ekologis tinggi,” jelas Rosa Dávila, Presiden Cabildo (dewan kota) Tenerife, seperti yang dikutip dari Express UK.
Layanan Bus Antar Jemput
Dengan aturan baru ini, wisatawan yang ingin melakukan pendakian harus memanfaatkan layanan bus antar-jemput untuk mencapai jalur pendakian yang melewati ngarai. Akses masuk akan dikendalikan melalui Pusat Pengunjung Masca. Biaya tiket bus akan secara otomatis ditambahkan ke dalam harga tiket pendakian, yang wajib dibeli terlebih dahulu secara daring melalui situs web resmi. Kedatangan di desa dengan kendaraan pribadi tidak akan diperkenankan.
Layanan bus antar-jemput tersedia pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, mulai pukul 07.00 hingga 14.00 waktu setempat. Bus akan berangkat setiap 20 menit dari Santiago del Teide. Titik keberangkatan dan penjemputan berlokasi di halte bus TITSA yang bersebelahan dengan Balai Kota. Guna mendukung kelancaran skema ini, area parkir telah disediakan di dekat pemakaman kota, tempat pengunjung dapat memarkir kendaraan mereka sebelum melanjutkan perjalanan dengan bus yang berkapasitas 18 penumpang.
Biaya masuk ke lembah ditetapkan sebesar 28 euro atau sekitar Rp 535 ribu untuk orang dewasa non-residen, termasuk wisatawan mancanegara, dan biaya transportasi sebesar 10 euro atau sekitar Rp 191 ribu. Sementara itu, tarif untuk anak-anak adalah 14 euro atau sekitar Rp 267 ribu, dengan rincian 5 euro untuk tiket masuk dan 5 euro atau sekitar Rp 95 ribu untuk biaya perjalanan antar-jemput.
Warga Tenerife yang hendak melintasi ngarai dapat memanfaatkan layanan antar-jemput secara gratis. Sementara itu, warga Kepulauan Canary dari pulau-pulau lain di kepulauan tersebut akan dikenakan biaya 3 euro atau sekitar Rp 57 ribu untuk tiket masuk dan 4 euro atau sekitar Rp 76 ribu untuk bus. Anak-anak akan dikenakan biaya masing-masing 1,50 euro atau sekitar Rp 28 ribu dan 2 euro atau sekitar Rp 38 ribu.
Daya Tarik Masca
Masca berlokasi di wilayah Teno, bagian barat laut Spanyol, tepatnya di Tenerife. Daerah ini merupakan rumah bagi sekitar 90 penduduk. Terletak di ketinggian kurang lebih 600 meter di atas permukaan laut, di pegunungan Macizo de Teno, yang membentang hingga ujung barat laut Tenerife, dan terletak di hulu Ngarai Masca.
Masca terkenal sebagai destinasi wisata populer untuk perjalanan sehari karena lanskapnya yang dramatis dan pemandangan alamnya yang memukau. Desa ini seolah menyatu dengan punggung bukit tempatnya berada, dan jalan menuju Masca terkenal curam dan berkelok-kelok. Rute ini menawarkan tikungan tajam yang menantang, serta pemandangan lereng bukit yang hijau dan jurang yang dalam.
Seperti yang dilansir dari Enjoy Canary Islands, terdapat beberapa lokasi menarik yang patut dikunjungi, di antaranya Mirador de Cherfe, tempat ideal untuk menikmati panorama 360 derajat yang meliputi desa Masca, Gunung Teide, Pegunungan Teno, Samudra Atlantik, bahkan Kepulauan Canary La Palma dan La Gomera. Setelah Mirador de Cherfe, Anda akan melewati Mirador de Masca. Karena lokasinya yang tinggi, pemandangan puncak gunung, garis pantai, dan desa pegunungan kecil tampak lebih menakjubkan dari sini.
Selain itu, wisatawan juga dapat mengabadikan momen indah dari tempat parkir di Roque de Catana, mengunjungi alun-alun Masca, gereja Masca, serta museum setempat. Jangan lewatkan kesempatan untuk bersantap di salah satu restoran dan kafe di Masca, sembari menikmati hidangan lokal lezat dengan latar belakang pemandangan yang luar biasa.
Keresahan Penduduk Setempat
Penduduk desa pegunungan setempat sempat menyuarakan kekhawatiran mengenai masalah keselamatan dan kepadatan penduduk akibat lonjakan jumlah wisatawan. Jorge Javier Díaz, presiden asosiasi warga setempat, menyampaikan bahwa tindak pencurian sering terjadi di area-area pengamatan. Menurutnya, selain kehadiran Guardia Civil, kehadiran polisi juga sangat diperlukan di kawasan tersebut.
Selain itu, kondisi jalan utama yang menjadi akses utama juga menjadi perhatian serius. Jalan tersebut dibangun oleh warga sendiri pada periode 1960-an hingga 1980-an dan dinilai sudah tidak mampu lagi menampung volume kendaraan yang terus meningkat.
Pilihan editor: Semua Jalur Hiking di Madeira Portugal Akan Berbayar Mulai 2025