Ragamutama.com JAKARTA. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memperlihatkan performa pendapatan yang meningkat sepanjang tahun 2024. Walaupun demikian, adanya program pensiun dini berdampak pada penurunan perolehan laba bersih TLKM.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengungkapkan bahwa tahun 2024 merupakan periode dengan berbagai tantangan signifikan bagi industri telekomunikasi di tanah air.
“Kondisi makroekonomi yang kurang stabil akibat gejolak global, serta intensitas persaingan industri yang semakin ketat, memberikan pengaruh besar,” terangnya dalam keterangan resmi yang disampaikan pada hari Sabtu (19/4).
Telkom Indonesia (TLKM) Bukukan Laba Bersih Rp 23,64 Triliun pada Tahun 2024
Ririek menambahkan bahwa TLKM terus berupaya mengoptimalkan infrastruktur yang ada, melakukan inovasi pada layanan digital, serta memperkuat kemitraan strategis untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan.
Berdasarkan laporan keuangan untuk tahun buku 2024, TLKM mencatatkan laba bersih sebesar Rp 23,64 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 3,71% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dibandingkan dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 24,56 triliun pada tahun sebelumnya.
Dari sisi *top line*, pendapatan TLKM masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,50% YoY menjadi Rp 149,96 triliun. Pada tahun sebelumnya, Telkom berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 149,21 triliun.
Namun, peningkatan pendapatan Telkom ini diikuti dengan peningkatan jumlah beban yang signifikan. Total beban TLKM mencapai Rp 106,97 triliun sepanjang tahun 2024, atau naik sebesar 2,05% YoY dari Rp 104,83 triliun.
Telkom Indonesia (TLKM) Alokasikan Dana Rp 3 Triliun Untuk Buyback Saham
EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasian tercatat sebesar Rp 75 triliun, dengan margin EBITDA yang tetap terjaga pada angka 50%.
Ririek menjelaskan bahwa EBITDA dan Margin EBITDA Telkom sedikit terpengaruh oleh pelaksanaan program pensiun dini atau Early Retirement Program (ERP) yang dilaksanakan pada kuartal II-2024.
“Kami pun berhasil mempertahankan margin EBITDA di tengah implementasi program pensiun dini, yang merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan,” pungkas Ririek.