Ragamutama.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan adanya pergerakan modal asing yang signifikan dari pasar keuangan domestik. Data transaksi yang dihimpun selama periode 14 hingga 16 April 2025 menunjukkan adanya arus modal asing keluar (outflow) sebesar Rp 11,96 triliun. Angka ini merupakan akumulasi dari aktivitas jual bersih oleh investor asing di pasar saham dan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Berdasarkan analisis data transaksi yang dilakukan pada tanggal 14 sampai 16 April 2025, tercatat nonresiden melakukan aksi jual neto senilai Rp11,96 triliun,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam pernyataan tertulis yang disampaikan pada hari Jumat, 18 April 2025.
Lebih lanjut, Ramdan menjelaskan secara rinci komposisi modal asing yang keluar tersebut. Mayoritas berasal dari penjualan bersih di pasar saham yang mencapai Rp 13,01 triliun, serta Rp 2,24 triliun dari SRBI. Di sisi lain, terdapat juga aliran modal masuk (inflow) sebesar Rp 3,28 triliun dari pembelian bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Secara kumulatif, sepanjang tahun 2025 hingga tanggal 16 April, data setelmen menunjukkan bahwa nonresiden telah melakukan jual bersih sebesar Rp 36,86 triliun di pasar saham. Sementara itu, terdapat pembelian bersih sebesar Rp 9,63 triliun di pasar SBN, dan penjualan bersih sebesar Rp 7,94 triliun di instrumen SRBI.
“Bank Indonesia secara berkelanjutan memperkuat sinergi dan koordinasi erat dengan pemerintah serta otoritas terkait. Kami juga mengoptimalkan implementasi strategi bauran kebijakan yang komprehensif guna menjaga dan meningkatkan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tegas Ramdan.
Selain itu, BI juga mencatat adanya penurunan premi risiko investasi, yang tercermin dari penurunan angka Credit Default Swaps (CDS) Indonesia tenor lima tahun. Angka ini turun dari 111,73 basis poin (bps) pada 11 April 2025 menjadi 106,39 bps pada 16 April 2025. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) juga menunjukkan pelemahan, berada pada level 99,38 pada akhir perdagangan hari Rabu, 16 April 2025.
Pada hari Rabu, 16 April 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada level (bid) Rp 16.820. Sementara itu, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun mengalami penurunan ke level 6,93 persen, dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga turun ke level 4,277 persen.
Pada pembukaan perdagangan hari Kamis pagi, 17 April 2025, nilai rupiah dibuka pada level (bid) Rp 16.810 per dolar AS, sementara imbal hasil SBN tenor 10 tahun tetap stabil di level 6,93 persen.
Mata uang rupiah terpantau menguat tipis ke level 16.833 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan sesi perdagangan hari ini, Kamis, 17 April 2025. Prospek penguatan nilai tukar rupiah diperkirakan akan berlanjut pada pembukaan perdagangan di awal pekan depan, atau pada hari Senin, 21 April 2025.
Nilai tukar rupiah hari ini menunjukkan penguatan sebesar 3,5 poin dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya, yaitu Rp 16.837 per dolar AS. Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah akan cenderung fluktuatif. “Untuk perdagangan hari Senin mendatang, mata uang rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif, namun diperkirakan akan ditutup melemah pada rentang Rp 16.780 – Rp 16.840 per dolar AS,” ujarnya dalam analisis rutinnya, pada hari Kamis, 17 Maret 2025.
Sementara itu, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa nilai rupiah pada hari ini berada pada level Rp 16.833 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penguatan dibandingkan dengan hari sebelumnya yang berada pada level Rp 16.845 per dolar AS.
Ilona Esterina turut berkontribusi dalam penyusunan artikel ini.
Pilihan Editor: Kepadatan Penumpang Kereta Api di KAI Daop 6 Yogyakarta Meningkat Tajam saat Momen Libur Paskah 2025