Ragamutama.com, Jakarta – Sebuah kabar menggembirakan datang dari dunia konservasi dan geologi global. Sebanyak 16 geopark baru telah resmi menjadi bagian dari jaringan bergengsi UNESCO Global Geopark. Di antara geopark-geopark tersebut, terdapat dua permata dari Indonesia yang turut bersinar, yaitu Geopark Kebumen dan Geopark Meratus. Dengan penambahan ini, total jaringan geopark global kini mencapai 229 lokasi yang tersebar di 50 negara di seluruh dunia.
Pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark bukanlah sekadar gelar, melainkan sebuah validasi atas warisan geologi luar biasa yang memiliki nilai universal. Jaringan ini, yang dibentuk sejak tahun 2015, menggarisbawahi betapa pentingnya pengetahuan, budaya, serta peran aktif masyarakat lokal dan adat dalam melestarikan warisan geologi. Selain itu, jaringan ini mendorong penyelenggaraan kegiatan edukatif yang inovatif dan penerapan pendekatan pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan alam di masing-masing wilayah.
Geopark Kebumen: Jendela Sejarah Geologi yang Kaya
Geopark Kebumen menyimpan arsip geologi yang sangat penting, menceritakan sejarah panjang bumi dengan menampilkan formasi batuan tertua di Pulau Jawa. Salah satu titik fokusnya adalah situs Karangsambung, yang berfungsi sebagai laboratorium alam yang menakjubkan. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan batuan dari batas samudra dan benua yang terbentuk sejak puluhan juta tahun silam.
Batuan-batuan ini menjadi representasi nyata dari teori lempeng tektonik, membuktikan bagaimana dasar laut purba dapat terangkat ke permukaan bumi. Selain keunikan batuannya, wilayah ini juga menyimpan fosil-fosil dari ekosistem laut dan prasejarah, serta jaringan gua dan sungai bawah tanah yang mempesona.
Geopark Kebumen memegang peranan krusial dalam upaya pelestarian lingkungan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi, dan memajukan pembangunan berkelanjutan. Salah satu inisiatif penting adalah pendirian pos konservasi penyu di pantai Jogosimo, Tambak Mulyo, dan Lembu Purwo. Di sini, telur-telur penyu yang sebelumnya rentan menjadi sasaran pemburu kini dilindungi dan dipindahkan ke tempat yang aman hingga menetas.
Nilai penting daun pandan juga tak bisa diabaikan dalam konteks warisan budaya Geopark Kebumen. Tradisi menganyam pandan, yang diturunkan dari generasi ke generasi, tetap menjadi sumber ekonomi yang relevan bagi masyarakat setempat. Kekayaan budaya Geopark Kebumen terpancar dalam tradisi Jawa yang lestari, kerajinan tangan yang indah, dan kuliner khas yang memperlihatkan identitas lokal yang unik.
Geopark Meratus: Menyimpan Jejak Evolusi Periode Jurassic
Geopark Meratus menyimpan rekaman geologi yang luar biasa, menceritakan evolusi tektonik kompleks yang dimulai sejak periode Jurassic, sekitar 201 hingga 145 juta tahun yang lalu. Kawasan ini menjadi lokasi seri ofiolit tertua di Indonesia dan memiliki kandungan berlian yang signifikan. Sejarah geologi ini telah membentuk lanskap yang khas dan mendukung keanekaragaman hayati yang kaya, termasuk berbagai jenis anggrek, seperti anggrek bulan dan anggrek tebu.
Bekantan, si monyet berhidung panjang yang dulunya terancam punah, kini menjadi maskot kebanggaan Provinsi Kalimantan Selatan. Geopark ini memainkan peran penting dalam memulihkan ekosistem bakau yang menjadi habitat utama bekantan, dan upaya ini telah berkontribusi pada peningkatan populasi spesies tersebut.
Geopark Meratus juga merupakan rumah bagi dua kelompok masyarakat adat utama, yaitu suku Banjar dan suku Dayak, yang tetap setia mempertahankan tradisi dan adat istiadat mereka. Salah satu contohnya adalah aktivitas perdagangan unik di pasar Terapung Lok Baintan yang dilakukan menggunakan perahu kecil bernama jukung. Lalu ada Bambu alat transportasi melalui metode tradisional yang disebut Balanting Paring yang digunakan suku Daya Meratus. Kain Sasirangan menjadi bagian penting dari identitas budaya suku Banjar sejak tahun 1335 – setiap motif dan warna memiliki makna mendalam.
Geopark ini juga menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai festival dan kegiatan budaya yang meriah, seperti Meratus Great Culture Carnival, Meratus Geopark Run, dan Festival Pasar Terapung, yang memamerkan kekayaan budaya lokal kepada dunia.
Audrey Azoulay, Director-General UNESCO, menekankan bahwa geopark, dengan pelestarian warisan geologinya, berfungsi sebagai mercusuar pembangunan berkelanjutan, konservasi, dan edukasi. Hal ini membuktikan bahwa kemajuan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat dan harus berjalan beriringan. “Saya menyampaikan selamat yang tulus kepada para pengelola situs-situs yang baru ditetapkan,” ujar Audrey dalam keterangan tertulisnya.
Selain Indonesia, geopark baru yang diakui oleh UNESCO tersebar di berbagai negara, termasuk Cina, Republik Rakyat Demokratik Korea, Ekuador, Italia, Norwegia, Republik Korea, Arab Saudi, Spanyol, Britania Raya, dan Vietnam. UNESCO terus mendorong pengembangan konsep geopark di wilayah-wilayah yang masih kekurangan geopark, terutama di Afrika, negara-negara Arab, dan Negara Berkembang Pulau Kecil (Small Island Developing States). Upaya ini dilakukan melalui pengiriman tim ahli, pelatihan khusus, serta konsultasi langsung di tingkat nasional maupun lokal untuk memandu proses pengajuan status UNESCO Global Geopark.
Pilihan editor: Validasi Status Geopark Gunung Rinjani dan Tambora UNESCO Berikan 5 Rekomendasi