Ragamutama.com – JAKARTA. Saat harga emas meroket, masyarakat beramai-ramai memburu emas batangan. Terlebih lagi, harganya saat ini mengalami koreksi setelah mencapai rekor tertinggi minggu lalu. Akibatnya, beberapa Butik Emas Logam Mulia Antam diserbu ratusan orang yang rela mengantre demi memiliki aset yang dianggap aman dan menguntungkan ini.
Pada hari Jumat (18/4), harga jual emas Antam tercatat menurun sebesar Rp 10.000, dari Rp 1.975.000 per gram menjadi Rp 1.965.000 per gram.
Momentum kenaikan harga emas ini juga dimanfaatkan oleh Nabiel dan Noly. Keduanya membeli emas batangan Antam di tengah periode koreksi harga logam mulia. Sebagai pelanggan setia, Noly mengungkapkan bahwa keputusannya membeli emas tidak pernah dipengaruhi oleh faktor eksternal apapun. Menurutnya, selama ada dana, ia akan terus rutin membeli sebagai bentuk investasi jangka panjang.
“Meskipun di tengah situasi yang tidak pasti, harga emas relatif stabil, bahkan cenderung meningkat,” imbuh Nabiel kepada Kontan.co.id, Selasa (15/4).
Nabiel, Noly, dan ratusan masyarakat lainnya tetap membeli emas batangan Antam di tengah lonjakan harga yang signifikan. Mereka meyakini bahwa logam mulia ini memiliki tren yang cenderung meningkat dan relatif lebih aman dibandingkan instrumen investasi lainnya.
Tercatat, harga emas batangan Antam melonjak 44% secara year-on-year (yoy) dan 24% secara year-to-date (ytd). Kedua angka ini melampaui rata-rata kenaikan tahunan sekitar 5% – 6%.
Sebulan Naik 12,61 Persen, Hari Ini Harga Emas Antam Turun (18 April 2025)
Perlu Waspada
Menanggapi fenomena ini, Financial Planner Aidil Akbar Madjid mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan waspada terhadap kenaikan harga emas batangan yang begitu signifikan. Ia khawatir, kejadian serupa tahun 2011 dapat terulang, di mana harga emas sempat melonjak tajam sebelum mengalami koreksi drastis sekitar 50% dalam waktu singkat.
Sebagai ilustrasi, jika perang tarif mereda dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump cukup bijaksana dalam bernegosiasi, maka kondisi perekonomian AS akan membaik dan berdampak positif pada Indonesia, yang juga perlahan pulih. Inilah yang menjadi tantangan bagi harga emas batangan di masa depan.
“Jadi, jika ingin membeli sekarang, sebaiknya dilakukan secara bertahap, jangan langsung sekaligus. Selalu diversifikasi ke instrumen investasi lain, untuk meminimalkan risiko,” saran Aidil kepada Kontan.co.id, Selasa (15/4).
Ia mengamati bahwa perilaku masyarakat Indonesia cenderung sensitif terhadap angka. Artinya, kenaikan harga emas ini sangat menarik bagi masyarakat. Akibatnya, banyak yang ikut berburu emas batangan karena tertarik dengan tren kenaikan harganya.
“Lonjakan permintaan emas juga mencerminkan tingginya ketidakpastian atau berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,” tambahnya.
Terlebih lagi, dengan nilai tukar mata uang Garuda yang melemah belakangan ini, masyarakat cenderung memilih menyimpan emas daripada rupiah atau investasi lainnya. Investasi pada aset fisik seperti emas batangan relatif lebih aman bagi masyarakat Indonesia yang cenderung konservatif.
Aidil juga mengamati bahwa perpindahan preferensi masyarakat dari emas perhiasan ke emas batangan merupakan perubahan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat perlahan mulai menyadari bahwa produk emas yang cocok sebagai investasi adalah emas batangan.
“Karena dari sisi biaya, tidak ada biaya pembuatan seperti pada emas perhiasan. Selain itu, kandungan kemurnian emas batangan hampir mencapai 100%. Artinya, jika dijual kembali, harganya akan tinggi atau setara dengan harga emas dunia,” jelasnya.
Pada akhirnya, emas batangan menjadi aset investasi yang memenuhi semua aspek yang dibutuhkan investor di tengah volatilitas pasar keuangan domestik saat ini.
Update Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Bergerak Kemana ? (18 April 2025)
Prospek Kedepan
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, juga optimistis terhadap aset investasi jangka panjang ini. Kemungkinan untuk mencapai level Rp 2.000.000 per gram dalam jangka pendek sangat terbuka, seiring dengan tren kenaikan harga emas dunia.
“Situasi perang dagang juga semakin memanas dan tidak ada tanda-tanda akan mereda dalam waktu dekat. Yang ada justru peningkatan pelemahan ekonomi dan kekhawatiran di AS,” jelas Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (15/4).
Sutopo juga melihat bahwa peningkatan minat konsumen terhadap emas batangan dipengaruhi oleh faktor musiman atau tren investasi yang turut berkontribusi terhadap harga. Bagi investor jangka panjang, kenaikan harga ini mungkin mencerminkan permintaan yang kuat dan kondisi pasar yang sehat untuk logam mulia.
“Sementara bagi investor jangka pendek, volatilitas ini justru bisa menjadi sinyal kewaspadaan, karena harga dapat berfluktuasi lebih lanjut,” cetusnya.
Melihat data historis, harga emas cenderung terus meningkat secara stabil selama bertahun-tahun, meskipun terkadang mengalami koreksi. Pola ini mengindikasikan potensi pertumbuhan lebih lanjut di masa depan.
“Berbagai perkiraan menunjukkan bahwa harga emas global berpotensi mencapai puncak yang signifikan pada tahun 2025, tapi sekali lagi, itu tergantung pada kondisi pasar dan sentimen investor di masa mendatang,” tandasnya.
Dalam analisisnya, Sutopo juga memproyeksikan harga emas batangan Antam hingga akhir tahun 2025 akan berada di kisaran Rp 1.950.000 per gram – Rp 2.000.000 per gram.