Kisah Inspiratif Retnowati: Dari Atlet Para Games Berprestasi Jadi Barista Profesional

- Penulis

Jumat, 18 April 2025 - 09:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com  Kisah inspiratif datang dari seorang atlet Asian Para Games 2018. Dibalik gemilangnya prestasi yang pernah diraih untuk Indonesia, tersimpan cerita tentang perjuangan dalam menghadapi realitas dunia kerja.

Retnowati Sibarani berbagi pengalamannya mengenai tantangan yang ia hadapi saat mencoba memasuki dunia profesional.

Terutama mengingat statusnya sebagai seorang penyandang disabilitas, perjalanan mencari pekerjaan menjadi semakin berat.

Namun, semangat pantang menyerah mengantarkan Retnowati Sibarani, sang atlet Asian Para Games 2018, untuk memilih jalan lain: menjadi seorang barista yang gigih.

Sejak lama, Retnowati memang memendam asa untuk merintis usaha sendiri.

Dengan mengikuti pelatihan barista di Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur, ia bertekad untuk mewujudkan impian tersebut.

Retnowati menyadari betul bahwa tantangan mendapatkan pekerjaan bagi penyandang disabilitas masih menjadi penghalang besar untuk berkarya.

“Motivasi saya ikut pelatihan ini adalah ingin memiliki usaha sendiri, karena tidak semua perusahaan bersedia menerima penyandang disabilitas sebagai tenaga kerja,” tutur Retnowati Sibarani saat diwawancarai, Rabu (16/4/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Kamis (15/4/2025).

Meskipun pemerintah telah mengeluarkan imbauan kepada perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja kepada penyandang disabilitas, Retnowati berpendapat bahwa implementasinya belum merata.

“Memang ada imbauan dari pemerintah, tetapi belum sepenuhnya diterapkan. Oleh karena itu, saya berharap dengan memiliki usaha sendiri, saya bisa mandiri secara finansial, membantu keluarga, dan bahkan membuka lapangan kerja bagi orang lain,” imbuhnya.

Selain aktif mengikuti pelatihan, Retnowati tetap berdedikasi pada dunia olahraga dengan terus berlatih dan bertanding di cabang bowling dan lawn bowls.

“Pada tahun 2018, saya meraih medali perak di Asian Para Games Jakarta untuk cabang lawn bowls. Kemudian, pada Peparnas di Solo, saya berhasil meraih medali perunggu mewakili Jakarta,” ungkapnya dengan bangga.

Pada tahun 2025, Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur menargetkan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja bagi 2.000 peserta yang terbagi dalam lima gelombang.

Pelatihan ini terbuka untuk masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang terlibat dalam tawuran dan penyandang disabilitas.

“Kami menargetkan 2.000 peserta tahun ini yang akan dibagi menjadi lima angkatan, dengan 10 kejuruan dan 17 program pelatihan. Setiap angkatan akan terdiri dari sekitar 400 orang, tergantung pada kebutuhan masing-masing kejuruan,” jelas Kepala PPKD Jakarta Timur, Teguh Hendarwan.

Dari 400 peserta pelatihan, terdapat 22 orang yang dulunya terlibat dalam aksi tawuran. Jumlah ini menyusut dari 86 orang yang mendaftar pada awalnya.

“Dari 86 pendaftar, saat ini ada 22 peserta yang aktif mengikuti pelatihan,” kata Teguh.

Baca Juga :  Barcelona Akhiri Penantian Panjang, Kembali ke Perempat Final Liga Champions!

Selain itu, Teguh juga mengungkapkan bahwa ada 20 peserta penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan kejuruan barista di angkatan kedua.

“Di angkatan kedua ini, kami memberikan pelatihan kejuruan barista khusus untuk 20 peserta penyandang disabilitas,” jelasnya.

Teguh menegaskan bahwa PPKD Jakarta Timur memiliki target untuk menyalurkan 70 persen peserta pelatihan ke dunia kerja.

“Kami menargetkan agar 1.400 atau 70 persen dari peserta pelatihan dapat terserap ke dunia kerja. Alhamdulillah, setiap tahunnya target kami selalu tercapai di atas 100 persen,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa PPKD telah menjalin kolaborasi dengan berbagai dunia usaha dan industri sejak tahun 2022, sehingga ia optimis akan penempatan kerja para peserta pelatihan.

Beragam kelas kejuruan ditawarkan dalam pelatihan kerja reguler di PPKD, meliputi pariwisata, bisnis manajemen, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tata kecantikan, bahasa, elektronik, otomotif, dan las.

Durasi pelatihan bervariasi, mulai dari 30 hingga 70 hari, tergantung pada kejuruan yang dipilih.

Selain itu, pelatihan berbasis Mobile Training Unit (MTU) juga menyediakan kejuruan seperti TIK, otomotif, fashion technology, tata kecantikan, pariwisata, dan refrigerasi.

Kisah sukses lainnya datang dari Sriyanto, mantan pegawai Syekh Puji, yang kini berhasil membangun bisnis Kopi Kenthir dan mempopulerkan kopi kelothok tarik.

Mantan sales kaligrafi ini kini telah bertransformasi menjadi seorang petani kopi yang sukses.

Ia mengolah dan mendistribusikan kopi dari perkebunan di kawasan Gunung Kelir.

Sriyanto, yang telah menggeluti bisnis kopi sejak tahun 2014, adalah warga Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

Ia memberi nama produk kopinya dengan sebutan Kopi Kenthir.

Di balik setiap cangkir kopi yang ia seduhkan, terdapat cerita panjang sebelum nama Kopi Kenthir tercipta.

Kecintaannya terhadap kopi berawal ketika ia masih bekerja sebagai sales kaligrafi dan buku-buku kitab milik Syekh Puji di Aceh.

“Saat itu, saya berada di Aceh selama tiga tahun dan melihat potensi kopi di sana sangat luar biasa,” ujar Sriyanto kepada Tribun Jateng, Senin (17/3/2025).

“Kedai kopi bertebaran di sepanjang jalan dan semuanya sukses. Hal inilah yang menginspirasi saya,” imbuhnya.

Dengan tekad yang bulat, Sriyanto memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.

Kebetulan, masyarakat di wilayah Gunung Kelir menggantungkan hidup mereka pada kopi.

Memulai dari nol, Sriyanto menghabiskan waktunya untuk berinteraksi dengan kelompok tani di daerahnya, mempelajari seluk-beluk kopi.

Ia belajar mulai dari cara menanam hingga mengolah kopi menjadi bubuk dan memiliki kedai kopi sendiri.

Waktu terus berjalan, Sriyanto yang telah memiliki cukup ilmu mulai membangun merek dagangnya, Executive Taste, selama lebih dari empat tahun.

Baca Juga :  Ismael Bennacer Pergi, Tim Juara AC Milan Bentukan Maldini Nyaris Tak Bersisa

Suatu hari, ia kedatangan seorang roaster kopi profesional dari Bandung yang bekerja di Jepang.

Terjadi diskusi menarik antara mereka mengenai rasa kopi yang diseduh oleh Sriyanto.

“Roaster tersebut mengatakan bahwa kopi saya enak, tetapi ada sedikit kejanggalan pada rasanya, seperti rasa kelat.”

“Kemudian, ia bertanya tentang alat roasting yang saya gunakan, yang ternyata tidak memiliki penutup, sehingga panas yang dihasilkan tidak optimal,” jelasnya.

“Perasaan saya saat meroasting kopi itu apinya dikenthir-kenthir (api kecil). Jadi, ‘kenthir’ di sini bukan berarti kurang waras,” sambungnya.

Dari situ, Sriyanto mencoba mendaftarkan produknya ke hak merek dengan nama Executive Taste.

Namun, konsultan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menolak merek dagang tersebut karena dianggap terlalu umum.

Seketika itu, Sriyanto teringat kembali dengan caranya meroasting kopi dengan api kecil atau “kenthir”.

Kemudian, ia mendaftarkannya dengan nama Kopi Kenthir.

Konsultan HKI memberikan respons positif terhadap merek dagang tersebut.

Nama tersebut juga dianggap memiliki singkatan “kenthel lan ireng” (kental dan hitam).

Biji kopi yang digunakan oleh Sriyanto berasal dari kebunnya seluas 3000 meter persegi yang ditanami kopi jenis robusta.

Dalam proses pembuatan bubuk kopi maupun penyeduhan di kedainya, Sriyanto selalu menggunakan buah kopi petik merah untuk menjaga kualitas rasa.

“Saya terbiasa minum kopi di Aceh, jadi saya membuat kopi yang mirip dengan kopi Aceh.”

“Saya mencampurkan kopi Arabika, robusta, dan kopi ekselsa agar cita rasanya menyerupai kopi Aceh,” tuturnya.

Sriyanto menambahkan bahwa selain kopi dalam bentuk bubuk, ia juga memproduksi kopi kelothok tarik.

Seduhan kopi kelothok tarik inilah yang membedakan Kopi Kenthir dengan kedai kopi lainnya.

Ide tersebut berasal dari teh tarik Malaka. Ia mencoba mengadaptasi teknik tersebut pada penyajian kopi kelothok.

Menurutnya, penyajian kopi kelothok dengan cara ditarik akan membuat rasanya lebih nikmat dan aromanya lebih pekat.

“Kopinya jadi lebih enak dan rasanya nikmat. Campuran kopi dan susunya ngeblend jadi lebih halus. Jadi, kopi kelothok tarik ini merupakan sebuah inovasi,” ujarnya.

Berkat usaha dan kerja kerasnya, Sriyanto pernah meraih juara ketiga nasional pada uji citarasa kopi di Kontes Kopi Spesialti Indonesia 2023.

Pada tahun 2020, ia juga meraih juara utama pada inovasi kreasi kopi kelothok tarik yang diadakan oleh Krenova.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait

Liverpool di Ambang Juara: Pemain Fokus Penuh, Abaikan Distraksi!
Erick Thohir Bangga: Timnas Indonesia Lampaui Vietnam & Thailand!
Khabib Nurmagomedov Terkejut! Reaksi Kemenangan Kilat Petarung Rusia di PFL 2025
Barcelona Comeback Dramatis: Hasil Liga Spanyol vs Celta Vigo, Skor 4-3!
Drama 7 Gol: Barcelona Bangkit, Celta Vigo Gigit Jari di Liga Spanyol!
Pelatih PSG Terkejut Arsenal Kalahkan Real Madrid di Liga Champions?
Borneo FC vs PSM: Debut Sulthan Zaky dan Rekor Imbang yang Memukau
Norris Tercepat di FP3 GP Arab Saudi, McLaren Unggul!

Berita Terkait

Minggu, 20 April 2025 - 00:47 WIB

Liverpool di Ambang Juara: Pemain Fokus Penuh, Abaikan Distraksi!

Minggu, 20 April 2025 - 00:12 WIB

Erick Thohir Bangga: Timnas Indonesia Lampaui Vietnam & Thailand!

Sabtu, 19 April 2025 - 23:59 WIB

Khabib Nurmagomedov Terkejut! Reaksi Kemenangan Kilat Petarung Rusia di PFL 2025

Sabtu, 19 April 2025 - 23:51 WIB

Barcelona Comeback Dramatis: Hasil Liga Spanyol vs Celta Vigo, Skor 4-3!

Sabtu, 19 April 2025 - 23:32 WIB

Pelatih PSG Terkejut Arsenal Kalahkan Real Madrid di Liga Champions?

Berita Terbaru

urban-infrastructure

Investor Merapat: Peluang Proyek Tol dan Air Rp160 Triliun di Indonesia

Minggu, 20 Apr 2025 - 00:15 WIB