Maruarar Sirait: Solusi Proyek Perumahan Terhambat Lahan Sawah

- Penulis

Kamis, 17 April 2025 - 21:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, yang akrab disapa Ara, menyoroti tantangan utama dalam pengembangan perumahan: keterbatasan lahan. Pemerintah, di sisi lain, berupaya keras untuk melindungi lahan persawahan yang subur agar tidak beralih fungsi menjadi kawasan hunian.

Menurut Ara, permasalahan ini kerap muncul di wilayah Jawa Barat. Sebagai langkah solutif, ia berencana untuk berdiskusi langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, guna mencari titik temu yang konstruktif.

“Prioritas kami adalah menyediakan perumahan yang layak, namun kami tidak bisa mencapai tujuan ini dengan mengorbankan ketahanan pangan,” tegas Ara kepada awak media di Menara Mandiri I, Jakarta, pada hari Kamis, 17 April 2025.

Meskipun realisasi program perumahan untuk masyarakat luas menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Menteri Ara menekankan bahwa Kementerian PKP tidak boleh bertindak secara egois. Ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo juga sangat menekankan pentingnya program swasembada pangan, yang tentu saja membutuhkan ketersediaan lahan yang memadai.

Baca Juga :  7 Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter, Terlengkap!

“Harus dicari solusi yang sinergis. Bagaimana caranya agar kedua aspek ini dapat berkembang secara seimbang.”

Dalam pertemuan yang direncanakan dengan Gubernur Dedy Mulyadi, Ara bermaksud untuk melibatkan para pengembang perumahan. Namun, tanggal pasti pertemuan tersebut belum diumumkan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), telah menyampaikan komitmennya untuk menata pembangunan perumahan dan kawasan permukiman secara cermat, sehingga tidak berdampak negatif pada lahan pertanian. Ia menekankan bahwa ekspansi perumahan tidak boleh sampai mengurangi lahan pertanian produktif, yang berpotensi menurunkan hasil panen.

“Kita harus menghindari situasi di mana kita membuka lahan persawahan baru di wilayah terpencil, sementara di wilayah yang sudah ada, kita justru melakukan konversi lahan (pertanian) secara besar-besaran (untuk pembangunan perumahan), yang akhirnya menyebabkan defisit (lahan pertanian),” ungkap AHY di kantornya pada hari Rabu, 8 Januari 2025.

Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, akan mempercepat proses penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Ia telah menginstruksikan seluruh Kepala Kantor Pertanahan untuk berkoordinasi aktif dengan pemerintah daerah masing-masing terkait pengajuan penetapan LP2B.

Baca Juga :  [FULL] Momen Pelantikan 961 Kepala Daerah oleh Presiden di Istana Merdeka| PELANTIKAN KEPALA DAERAH

“Tujuan utama dari upaya ini adalah untuk mengurangi alih fungsi lahan, sehingga lahan sawah dapat terlindungi,” jelas Menteri Nusron di Kementerian ATR/BPN pada hari Rabu, 19 April 2025, seperti yang dikutip Tempo dari keterangan resminya.

Menurut Nusron, keberadaan LP2B dan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) telah terbukti efektif dalam menahan laju alih fungsi lahan. Sebelum adanya LSD, ia mengungkapkan bahwa alih fungsi lahan dapat mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 136 ribu hektare di suatu wilayah. “Namun, setelah penerapan LSD, hasilnya sangat signifikan. Jumlah alih fungsi lahan menurun drastis menjadi sekitar 6.500 hektare,” kata Politikus Partai Golkar tersebut.

Pilihan Editor: Membahas Tuntas Kasus Meikarta, Maruarar Sirait Undang Petinggi Lippo Group

Berita Terkait

Trump Pertimbangkan Kevin Warsh Gantikan Powell di The Fed?
Celios Ungkap Dampak Buruk Swasembada Pangan Prabowo Bagi Lingkungan
Trump Berupaya Gulingkan Jerome Powell dari Jabatan Ketua The Fed?
USTR Apresiasi: Pemerintah Indonesia Sederhanakan Regulasi, Investasi Makin Menarik?
Trump Rombak Sistem PNS AS: Ancaman Pemecatan Massal?
Mafia Beras Mengintai, Kementan Evaluasi Pengalaman Lalu Usai Ditegur Wapres
Trump Hentikan Kenaikan Tarif Impor Barang dari China? Inilah Bocorannya
Sri Mulyani Ungkap Daftar Lengkap Penerima Tukin Dosen

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 22:55 WIB

Trump Pertimbangkan Kevin Warsh Gantikan Powell di The Fed?

Sabtu, 19 April 2025 - 22:31 WIB

Celios Ungkap Dampak Buruk Swasembada Pangan Prabowo Bagi Lingkungan

Sabtu, 19 April 2025 - 19:47 WIB

Trump Berupaya Gulingkan Jerome Powell dari Jabatan Ketua The Fed?

Sabtu, 19 April 2025 - 16:43 WIB

USTR Apresiasi: Pemerintah Indonesia Sederhanakan Regulasi, Investasi Makin Menarik?

Sabtu, 19 April 2025 - 16:15 WIB

Trump Rombak Sistem PNS AS: Ancaman Pemecatan Massal?

Berita Terbaru

urban-infrastructure

Investor Merapat: Peluang Proyek Tol dan Air Rp160 Triliun di Indonesia

Minggu, 20 Apr 2025 - 00:15 WIB