Harga Minyak Indonesia Anjlok: Dampak Tarif Trump Sentuh USD 71

- Penulis

Kamis, 17 April 2025 - 21:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Terkini dari sektor energi, harga patokan minyak mentah Indonesia, atau lebih dikenal dengan Indonesian Crude Price (ICP), untuk periode Maret 2025 telah ditetapkan pada angka US$ 71,11 per barel. Terdapat penurunan yang cukup signifikan, yakni sebesar US$ 3,18, jika dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya yang berada di level US$ 74,29 per barel.

Ketetapan mengenai harga minyak mentah ini secara resmi diumumkan melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Nomor 143.K/MG.01/MEM/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Maret 2025. Keputusan penting ini diterbitkan pada tanggal 16 April 2025.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Chrisnawan Anditya, fluktuasi turun pada ICP Maret 2025 ini selaras dengan pergerakan tren penurunan harga minyak di pasar global.

Lebih lanjut, Chrisnawan menjelaskan bahwa faktor utama yang memicu penurunan harga tersebut adalah kekhawatiran pasar terhadap potensi implementasi kebijakan peningkatan tarif perdagangan oleh Amerika Serikat (AS), atau yang dikenal dengan istilah “Tarif Trump”. Kebijakan ini dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat menekan tingkat permintaan minyak mentah.

“Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional utamanya disebabkan oleh sentimen negatif terkait potensi kenaikan tarif perdagangan AS, yang dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas ekonomi global dan menurunkan permintaan minyak mentah,” ungkap Chrisnawan melalui keterangan tertulis yang dirilis pada Kamis, 17 April 2025.

Baca Juga :  Kemendag Tindak Tegas Penjual Nakal Ubah Kemasan Beras

Chrisnawan menambahkan bahwa faktor lain yang turut mempengaruhi penurunan harga minyak adalah sinyal dari OPEC+ yang mengindikasikan kelanjutan rencana peningkatan produksi minyak pada bulan April 2025. Langkah ini diambil di tengah tekanan yang diberikan oleh Presiden AS kepada OPEC dan Arab Saudi untuk menurunkan harga minyak.

Selain itu, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh data peningkatan stok minyak mentah komersial AS sebesar 3,2 juta barel, dari 433,8 juta barel pada akhir Februari menjadi 437 juta barel pada pertengahan Maret 2025. Peningkatan ini merupakan bagian dari pola musiman yang lazim terjadi ketika permintaan dari kilang pengolahan minyak mengalami penurunan.

“Penurunan permintaan dari kilang ini terjadi seiring dengan dimulainya periode pemeliharaan rutin di kilang-kilang di AS dan Eropa. Pemeliharaan ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi musim liburan musim panas atau yang sering disebut summer driving season, yang secara tradisional meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak,” jelas Chrisnawan.

Lebih jauh, Chrisnawan menyoroti bahwa penurunan harga minyak di kawasan Asia Pasifik juga dipengaruhi oleh sikap yang lebih berhati-hati dari kilang teapot di Cina. Kilang-kilang independen ini mulai menghentikan sementara pembelian minyak mentah yang terkena sanksi untuk mengevaluasi risiko dari potensi sanksi yang mungkin dijatuhkan oleh AS kepada salah satu kilang independen Cina yang membeli minyak dari Iran.

Baca Juga :  Harga Emas Tertekan di Awal Pekan, Analis: Pelemahan Dolar AS

“Para pelaku perdagangan minyak di kawasan Asia mengambil sikap wait-and-see dalam pembelian minyak mentah Iran, sambil menunggu perkembangan lebih lanjut terkait negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia, yang berpotensi membuka peluang bagi pelonggaran sanksi terhadap minyak mentah Rusia,” paparnya.

Berikut adalah rincian perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan Maret 2025 dibandingkan dengan bulan Februari 2025 yang menunjukkan tren penurunan:

– Dated Brent mengalami penurunan sebesar US$ 2,55 per barel, dari US$ 75,16 per barel menjadi US$ 72,60 per barel.

– WTI (Nymex) mencatat penurunan sebesar US$ 3,27 per barel, dari US$ 71,21 per barel menjadi US$ 67,94 per barel.

– Brent (ICE) turun sebesar US$ 3,49 per barel, dari US$ 74,95 per barel menjadi US$ 71,47 per barel.

– Basket OPEC mengalami penurunan sebesar US$ 2,81 per barel, dari US$ 76,81 per barel menjadi US$ 74 per barel.

– Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia mengalami penurunan sebesar US$ 3,18 per barel, dari US$ 74,29 per barel menjadi US$ 71,11 per barel.

Pilihan Editor: Kemenperin Paparkan 3 Dampak Tarif Trump terhadap Industri Halal

Berita Terkait

Mengenal Asuransi Kurang: Dampak dan Solusi Mengatasinya
Nisbah Perputaran: Panduan Lengkap, Jenis, Fungsi, dan Faktor Penentu
Zak Brown: Strategi Jitu Kebangkitan McLaren F1 dari Keterpurukan
Panduan Lengkap: Memahami Arti Karat Emas dan Cara Menghitung Harganya
AKR Corporindo (AKRA) Percaya Diri Raih Kinerja Positif pada 2025
India Permudah Investasi Nuklir: Revisi UU Tarik Investor Asing
Indah Kiat (INKP) Raih Laba US$ 424,3 Juta pada Tahun 2024
Tarif Trump Picu Kekhawatiran, The Fed Tahan Suku Bunga Akhir Tahun Ini?

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 22:47 WIB

Nisbah Perputaran: Panduan Lengkap, Jenis, Fungsi, dan Faktor Penentu

Sabtu, 19 April 2025 - 22:11 WIB

Zak Brown: Strategi Jitu Kebangkitan McLaren F1 dari Keterpurukan

Sabtu, 19 April 2025 - 21:23 WIB

Panduan Lengkap: Memahami Arti Karat Emas dan Cara Menghitung Harganya

Sabtu, 19 April 2025 - 20:56 WIB

AKR Corporindo (AKRA) Percaya Diri Raih Kinerja Positif pada 2025

Sabtu, 19 April 2025 - 20:51 WIB

India Permudah Investasi Nuklir: Revisi UU Tarik Investor Asing

Berita Terbaru

urban-infrastructure

Investor Merapat: Peluang Proyek Tol dan Air Rp160 Triliun di Indonesia

Minggu, 20 Apr 2025 - 00:15 WIB