Saham Bank Jumbo Kompak Melemah Jelang Rapat Dewan Gubernur BI

- Penulis

Kamis, 17 April 2025 - 19:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Performa saham-saham perbankan dengan kapitalisasi pasar yang signifikan menunjukkan koreksi yang seragam selama sepekan terakhir. Fenomena ini terpantau menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk periode April 2025.

Menurut data yang dihimpun RTI, pada penutupan sesi perdagangan Kamis (17/4), saham PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tercatat mengalami penurunan harga secara bersamaan. Kondisi ini berbeda dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang justru menunjukkan tren positif.

Saham BBRI mengalami koreksi sebesar 0,27% hingga mencapai level Rp 3.640 per saham. Dalam kurun waktu sepekan, nilai saham BBRI mengalami penurunan sebesar 4,21%. Saham BMRI juga mencatatkan penurunan pada penutupan perdagangan hari ini sebesar 0,65% ke level Rp 4.600 per saham, dengan penurunan kumulatif selama sepekan mencapai 8,46%.

Senada dengan itu, saham BBNI juga ditutup lebih rendah, turun 1,46% ke level Rp 4.040 per saham. Selama sepekan terakhir, saham BBNI telah mengalami penurunan tajam sebesar 5,16%. Kontras dengan kinerja saham BBCA, yang justru ditutup dengan kenaikan sebesar 0,29% ke level Rp 8.500 per saham, serta mencatatkan kenaikan sebesar 3,34% selama sepekan.

Baca Juga :  Transaksi Kripto Indonesia Capai Rp 650,61 Triliun di 2024, Cek Faktor Pendorongnya

Kredit Menganggur Perbankan Kian Menggunung

Dalam sepekan terakhir, BBCA juga menonjol sebagai salah satu top gainers di antara bank-bank berkapitalisasi besar lainnya. Sementara itu, BBNI tercatat sebagai top loser.

Analis Infovesta Utama, Ekky Topan, berpendapat bahwa RDG BI pekan depan diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Oleh karena itu, tren pergerakan saham perbankan diproyeksikan akan cenderung sideways seperti yang terjadi saat ini.

Ekky lebih lanjut menjelaskan bahwa IHSG saat ini berada dalam fase konsolidasi dan berada pada titik krusial untuk menentukan arah tren berikutnya.

“Jika indeks berhasil menguat dan bertahan di atas level Rp 6.500, maka akan mengonfirmasi terjadinya rebound dan membuka peluang penguatan lebih lanjut menuju level resisten di Rp 6.700,” ungkap Ekky kepada kontan.co.id, Kamis (17/4).

Sebaliknya, menurut Ekky, jika tekanan jual kembali mendominasi dan mendorong indeks turun di bawah Rp 6.350, maka terdapat potensi kelanjutan tren penurunan menuju level support berikutnya di Rp 6.100.

Baca Juga :  Bank Mandiri Siapkan Rp 1,17 Triliun untuk Buyback Saham

“Mengingat tingginya tingkat ketidakpastian di pasar, disarankan untuk mengambil sikap wait and see sambil menunggu konfirmasi arah pergerakan indeks,” sarannya.

Serupa dengan pandangan tersebut, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, juga memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Penyaluran Kredit Bank Digital Tumbuh Pesat Hingga Ratusan Persen

Indy menjelaskan bahwa keputusan ini dipengaruhi oleh ketidakpastian arah suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat. Apabila suku bunga acuan tetap dipertahankan, maka belum ada faktor signifikan yang dapat memengaruhi harga saham.

“Namun, perlu dipantau juga data loan growth yang dapat menjadi sentimen untuk mengukur kondisi perekonomian Indonesia dan kinerja keuangan saham. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi investor domestik dan asing untuk berinvestasi di saham perbankan,” jelasnya.

Meskipun demikian, Indy berpendapat bahwa untuk investasi jangka panjang, saham-saham perbankan tetap menarik untuk dikoleksi karena secara fundamental masih menunjukkan kinerja yang baik dan terdapat momentum pembagian dividen.

Ia merekomendasikan saham BMRI dengan target harga Rp 6.100, BBRI Rp 5.000, dan BNGA Rp 1.900.

Berita Terkait

Mengenal Asuransi Kurang: Dampak dan Solusi Mengatasinya
Nisbah Perputaran: Panduan Lengkap, Jenis, Fungsi, dan Faktor Penentu
Zak Brown: Strategi Jitu Kebangkitan McLaren F1 dari Keterpurukan
Panduan Lengkap: Memahami Arti Karat Emas dan Cara Menghitung Harganya
AKR Corporindo (AKRA) Percaya Diri Raih Kinerja Positif pada 2025
India Permudah Investasi Nuklir: Revisi UU Tarik Investor Asing
Indah Kiat (INKP) Raih Laba US$ 424,3 Juta pada Tahun 2024
Tarif Trump Picu Kekhawatiran, The Fed Tahan Suku Bunga Akhir Tahun Ini?

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 22:47 WIB

Nisbah Perputaran: Panduan Lengkap, Jenis, Fungsi, dan Faktor Penentu

Sabtu, 19 April 2025 - 22:11 WIB

Zak Brown: Strategi Jitu Kebangkitan McLaren F1 dari Keterpurukan

Sabtu, 19 April 2025 - 21:23 WIB

Panduan Lengkap: Memahami Arti Karat Emas dan Cara Menghitung Harganya

Sabtu, 19 April 2025 - 20:56 WIB

AKR Corporindo (AKRA) Percaya Diri Raih Kinerja Positif pada 2025

Sabtu, 19 April 2025 - 20:51 WIB

India Permudah Investasi Nuklir: Revisi UU Tarik Investor Asing

Berita Terbaru

urban-infrastructure

Investor Merapat: Peluang Proyek Tol dan Air Rp160 Triliun di Indonesia

Minggu, 20 Apr 2025 - 00:15 WIB