Ragamutama.com – Pasar modal Indonesia, yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), diperkirakan akan menghadapi gejolak. Seorang analis memprediksi kemungkinan trading halt, atau penghentian sementara perdagangan, akibat proyeksi penurunan tajam hingga 8 persen pada sesi pembukaan, Kamis (17/4). Pandangan ini diungkapkan oleh Ibrahim Suaibi, seorang pengamat sektor keuangan, sebagai respons terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meningkatkan tarif impor dari Tiongkok secara signifikan, mencapai 245 persen.
“Kemungkinan besar, perdagangan di Indeks Saham Gabungan Indonesia besok (hari ini-red) akan mengalami suspend,” ujar Ibrahim dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu (16/4) malam.
Menurutnya, eskalasi perang dagang yang dipicu oleh AS akan memberikan dampak yang signifikan, terutama pada saham-saham sektor teknologi. Akibatnya, Ibrahim memperkirakan bahwa perdagangan IHSG hari ini akan diwarnai dengan sentimen negatif dan berpotensi mengalami penurunan tajam hingga mencapai 8 persen.
“Ada potensi besar bahwa suspend akan terjadi pada sesi perdagangan pertama,” tegasnya.
“Investor perlu sangat berhati-hati karena informasi terkait perang dagang ini sangat berdampak, terutama dengan tarif sebesar 245 persen. Tingkat tarif ini luar biasa dan pasti akan mengguncang pasar, khususnya pasar Asia,” lanjut Ibrahim.
Sebelumnya, ketegangan dalam perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok terus meningkat. Perkembangan terbaru adalah pengumuman AS mengenai penerapan tarif baru hingga 245 persen terhadap impor dari Tiongkok.
Langkah ini merupakan respons terhadap tindakan Tiongkok yang membekukan pengiriman pesawat jet Boeing ke negara tersebut. Instruksi administratif terbaru dari Gedung Putih juga mengumumkan penyelidikan keamanan nasional terhadap impor sumber daya vital. Perintah ini mencakup penjelasan mengenai tarif balasan yang sebelumnya diumumkan pada tanggal 2 April.
“Sebagai akibat dari tindakan balasan Tiongkok, mereka kini menghadapi tarif hingga 245 persen atas impor ke AS,” demikian pernyataan resmi dari Gedung Putih, seperti yang dikutip dari Anadolu pada Rabu (16/4).