JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Sesi perdagangan pagi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis, 17 April 2025, dibuka dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak positif, menunjukkan tren kenaikan di awal aktivitas perdagangan.
Senada dengan performa IHSG, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS juga terpantau menguat di pasar spot pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Berdasarkan data yang dihimpun dari RTI, pada pukul 09.03 WIB, IHSG tercatat berada pada posisi 6.418,45. Angka ini mencerminkan kenaikan sebesar 18,39 poin, atau setara dengan 0,29 persen, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang berada di level 6.400.
Pergerakan saham menunjukkan dominasi tren positif, dengan 202 saham berhasil mencatatkan kenaikan harga, sementara 122 saham lainnya mengalami penurunan. Sebanyak 210 saham terpantau stagnan, tidak mengalami perubahan harga.
Nilai transaksi yang tercatat hingga saat ini mencapai Rp 483,38 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 715,05 juta saham.
Awal sesi perdagangan hari ini menunjukkan sentimen yang cukup optimis, berbeda dengan proyeksi sejumlah analis yang sebelumnya memperkirakan IHSG akan melanjutkan tren pelemahan.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyatakan bahwa dinamika pergerakan IHSG pada hari ini akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Sebagai informasi tambahan, pemerintah AS dilaporkan berencana untuk meningkatkan tarif impor terhadap produk-produk dari China hingga mencapai 245 persen.
Kenaikan tarif ini merupakan respons terhadap sikap China yang dianggap tidak sepenuhnya memenuhi harapan Presiden AS Donald Trump. Tarif impor tersebut sebelumnya berada di angka 145 persen.
Dari sisi domestik, implementasi regulasi baru terkait penyesuaian tarif royalti untuk sektor pertambangan mineral dan batu bara diperkirakan akan memberikan tekanan pada emiten di sektor pertambangan mineral. Sebaliknya, perusahaan batu bara yang memiliki Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) diprediksi akan mendapatkan keuntungan dari penurunan tarif yang diberlakukan.
“Berdasarkan analisis teknikal, kami memprediksi IHSG berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan level support dan resistance yang berada di kisaran 6.160-6.530,” ujarnya dalam analisis yang disampaikan pada hari Kamis (17/4/2025).
Sementara itu, Ivan Rosanova, analis dari Binaartha Sekuritas, menyampaikan bahwa IHSG diperkirakan akan mampu menembus level resisten fraktal di angka 6.510 pada hari ini, asalkan mampu mempertahankan posisinya di atas level 6.265.
Lebih lanjut, setelah berhasil menembus level resisten di 6.510, IHSG diperkirakan akan mengalami koreksi untuk menguji kekuatan tren kenaikan yang telah terbentuk sebelumnya.
“Level support IHSG berada pada 6.361, 6.265, 6.148, dan 5.949, sementara level resistennya berada pada 6.510, 6.663, dan 6.818. Indikator MACD mengindikasikan adanya momentum bullish yang sedang berlangsung,” jelasnya.
Selain itu, mayoritas bursa saham di kawasan Asia juga menunjukkan pergerakan positif, dengan indeks Hangseng mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen (214,02 poin) ke level 21.271, dan Shanghai Composite naik tipis sebesar 0,01 persen (0,18 poin) ke level 3.276,19.
Namun, indeks Nikkei mengalami penurunan sebesar 0,78 persen (263,10 poin) ke level 34.183,5.
Rupiah
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau mengalami pelemahan di pasar spot pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bloomberg, pada pukul 09.20 WIB, nilai rupiah berada pada level Rp 16.811 per dollar AS, menguat 0,15 persen dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.837 per dollar AS.
Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, berpendapat bahwa rupiah masih memiliki potensi untuk mengalami pelemahan lebih lanjut akibat sentimen negatif yang berasal dari perang tarif.
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS masih menjadi faktor utama yang menekan kinerja aset-aset berisiko.
Kondisi ini mendorong pergerakan harga emas yang berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa di atas 3.300 dollar AS per troy ons, mengindikasikan tingginya minat pasar terhadap aset-aset yang dianggap aman. Akibatnya, rupiah sebagai salah satu aset berisiko, mendapatkan sentimen pelemahan.
“Peluang pelemahan rupiah pada hari ini mengarah ke level Rp 16.900, dengan potensi support di kisaran Rp 16.800,” jelasnya.