IHSG Berpotensi Turun: Strategi Investor Lokal Jadi Penentu?

- Penulis

Rabu, 16 April 2025 - 20:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menghadapi potensi koreksi, terutama dengan berlanjutnya tren penjualan oleh investor asing. Saat ini, pergerakan IHSG lebih banyak bergantung pada dukungan dari investor domestik.

Pada hari Rabu (16/4), IHSG ditutup dengan penurunan sebesar 0,65% ke level 6.400,05. Meskipun demikian, IHSG sebenarnya menunjukkan perbaikan kinerja dalam beberapa hari terakhir. Tercatat, dalam sepekan terakhir, IHSG berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,49%.

Namun, kenaikan IHSG ini bersamaan dengan aktivitas penjualan yang cukup signifikan oleh investor asing. Dalam seminggu terakhir, tercatat net foreign sell di pasar saham mencapai Rp 14 triliun, dengan rincian Rp 1,88 triliun di pasar reguler dan Rp 12,1 triliun di pasar tunai dan negosiasi.

Budi Frensidy, Pengamat Pasar Modal yang juga merupakan Staf Pengajar Departemen Akuntansi Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa investor asing masih melakukan net sell karena mereka menilai fundamental ekonomi Indonesia masih belum cukup kuat, terutama dengan adanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Capital gain dari investasi dalam rupiah menjadi sangat kecil dan bahkan merugi jika mempertimbangkan depresiasi rupiah terhadap dollar AS,” ungkapnya pada hari Rabu (16/4).

IHSG Turun ke 6.400 Setelah Naik 4 Hari, Net Sell Asing Jumbo Total Rp 8,21 Triliun

Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, menambahkan bahwa tingginya tekanan jual dari investor asing disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Contohnya, kebijakan tarif impor AS yang masih menimbulkan ketidakpastian selama masa negosiasi 90 hari ke depan, potensi kenaikan inflasi AS yang dapat mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam jangka waktu yang lebih lama, serta nilai tukar rupiah yang masih tertekan dan Credit Default Swap (CDS) yang masih tinggi meskipun trennya menunjukkan penurunan.

Secara keseluruhan, Audi berpendapat bahwa penguatan IHSG belakangan ini belum mampu mengubah tren jangka panjang indeks saham menjadi *bullish*. Di sisi lain, IHSG masih terbantu oleh kinerja laba bersih perusahaan yang tergabung di dalamnya, yang tumbuh sebesar 19,32% *year on year* (yoy) pada tahun 2024. “Oleh karena itu, kinerja IHSG masih cukup *resilient*,” ujarnya pada Rabu (16/4).

Baca Juga :  Top Gainers Pekan Ini, Ada Saham Lippo MLPT hingga Tahir SONA

Seiring dengan meningkatnya aksi jual oleh investor asing, pergerakan pasar saham Indonesia saat ini cenderung didukung oleh investor institusi lokal. Baru-baru ini, dua institusi besar, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), dilaporkan telah meningkatkan investasi mereka di pasar saham.

Dalam berita sebelumnya, BPJS Ketenagakerjaan mencatat bahwa porsi penempatan investasi di instrumen saham mencapai 6,81% hingga Maret 2025 dari total dana kelolaan institusi tersebut yang berjumlah Rp 798,3 triliun. Sementara itu, hingga Februari 2025, porsi penempatan investasi BPJS di saham baru mencapai 6,41%.

Di sisi lain, Taspen memiliki porsi penempatan investasi di instrumen saham sekitar 3%—4% hingga akhir tahun 2024. Secara konsolidasi, nilai investasi Taspen hingga akhir tahun lalu berada di kisaran Rp 350 triliun.

Budi Frensidy berpendapat bahwa masuknya BPJS dan Taspen ke pasar saham seharusnya dapat menahan risiko penurunan IHSG di tengah banyaknya sentimen negatif, baik dari eksternal maupun internal. Bahkan, bukan tidak mungkin bahwa kedua institusi tersebut memiliki andil dalam kenaikan IHSG belakangan ini.

Besarnya dana kelolaan BPJS dan Taspen menjadi modal berharga bagi kedua institusi ini untuk berpartisipasi aktif di pasar saham. Budi menjelaskan bahwa jika setidaknya sekitar 15%—25% dana kelolaan BPJS dan Taspen ditempatkan di instrumen saham, hal ini dapat menjadi kekuatan tambahan bagi IHSG.

Senada dengan hal tersebut, Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo, mengatakan bahwa keberadaan BPJS dan Taspen diyakini dapat membantu likuiditas pasar. Baik BPJS maupun Taspen melakukan akumulasi pembelian saham secara bertahap dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian, terutama ketika melakukan diversifikasi dana ke sektor-sektor saham tertentu.

“BPJS dan Taspen dapat berperan sebagai penstabil pasar dalam jangka panjang,” tambahnya pada hari Rabu (16/4).

Proyeksi IHSG

Terlepas dari hal tersebut, Praska menganggap bahwa investor asing tetap memiliki peranan penting terhadap arah IHSG. Jika tekanan jual oleh investor asing terus berlanjut, bukan tidak mungkin IHSG akan bergerak *sideways*.

Baca Juga :  Cara Daftar NIB secara Online, Mudah Banget!

Hingga akhir kuartal II-2025, Praska memproyeksikan IHSG akan berada di kisaran 6.200—6.800. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, investor domestik, termasuk dari institusi, dapat terus memantau kondisi fundamental emiten sebelum mengambil langkah strategis untuk masuk ke pasar saham. Sektor saham yang dapat diperhatikan oleh investor saat ini antara lain energi, terutama pertambangan emas, serta perbankan.

Sementara itu, Budi Frensidy memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 6.500—6.800 hingga akhir kuartal II-2025. Kinerja IHSG diperkirakan masih akan negatif selama tekanan jual masih tinggi, tetapi risiko ini dapat diredam jika ada aksi beli dari investor institusi lokal.

“Investor lokal yang bisa diharapkan saat ini hanyalah pengelola dana publik atau investor institusi seperti dana pensiun BUMN, perusahaan asuransi, hingga institusi seperti BPJS, Taspen, dan Danantara,” ungkapnya.

Audi memiliki tiga macam proyeksi IHSG. Untuk proyeksi optimis, IHSG diprediksi akan berada di level 6.750—6.800 pada akhir kuartal II-2025, sedangkan proyeksi moderat ada di level 6.560—6.600. Adapun untuk proyeksi pesimis, IHSG bisa saja bergerak di kisaran 5.700—5.750.

Dia menilai bahwa, selain BPJS dan Taspen, wacana Danantara yang hendak menjadi *liquidity provider* akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham Indonesia. Hal ini mengingat Danantara memiliki sumber dana yang melimpah dari dividen anggotanya yang didukung oleh optimalisasi kinerja demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Lantas, Audi merekomendasikan untuk membeli beberapa saham untuk sisa kuartal II-2025, antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 9.250, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 5.450 per saham, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp 2.830 per saham, serta PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp 670 per saham.

Bank Blue Chip LQ45 Loyo saat IHSG Turun Hari Rabu (16/4), Ada BBCA, BBRI, dan BMRI

Berita Terkait

IMF Ungkap: Indonesia Berpotensi Jadi 7 Besar Ekonomi Dunia dengan PPP
IKN: Investasi KPBU Dijamin Bersama, Investor Lebih Aman!
IHSG Menggembirakan: Naik 2,81 Persen, Intip Daftar 10 Saham Paling Untung & Buntung!
Koperasi Desa Merah Putih: Rekrutmen Besar-besaran untuk Ratusan Ribu Pengurus dan Jutaan Pengelola
Suku Bunga BI Diumumkan: Peluang Investasi di Bank Digital ARTO, Seabank, BBYB?
Investor Asing Lepas Saham, Dana Rp11,96 Triliun Mengalir Keluar!
Lebaran 2025: BI Prediksi Kenaikan Penjualan Ritel Signifikan di Bulan Maret
Harga Emas Antam Hari Ini: Indogold vs Lakuemas, Mana Lebih Murah?

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 17:59 WIB

IKN: Investasi KPBU Dijamin Bersama, Investor Lebih Aman!

Sabtu, 19 April 2025 - 17:51 WIB

IHSG Menggembirakan: Naik 2,81 Persen, Intip Daftar 10 Saham Paling Untung & Buntung!

Sabtu, 19 April 2025 - 17:35 WIB

Koperasi Desa Merah Putih: Rekrutmen Besar-besaran untuk Ratusan Ribu Pengurus dan Jutaan Pengelola

Sabtu, 19 April 2025 - 16:55 WIB

Suku Bunga BI Diumumkan: Peluang Investasi di Bank Digital ARTO, Seabank, BBYB?

Sabtu, 19 April 2025 - 16:35 WIB

Investor Asing Lepas Saham, Dana Rp11,96 Triliun Mengalir Keluar!

Berita Terbaru

sports

Nonton Langsung: Persik Kediri Tantang Persija Malam Ini!

Sabtu, 19 Apr 2025 - 18:51 WIB

Uncategorized

Liburan Hemat: 5 Destinasi Wisata Gratis di Pusat Kota Kuala Lumpur

Sabtu, 19 Apr 2025 - 18:16 WIB