Strategi Cuan: Rekomendasi Saham IPOT untuk Minggu Pendek di Bursa

- Penulis

Senin, 14 April 2025 - 08:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM — Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini akan berlangsung lebih singkat, hanya empat hari saja, terhitung mulai tanggal 14 hingga 17 April 2025.

Hal ini dikarenakan BEI akan diliburkan pada hari Jumat, tanggal 18 April 2025, untuk memperingati Wafat Isa Almasih atau yang dikenal juga sebagai Jumat Agung.

David Kurniawan, seorang Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyarankan kepada para trader dan investor untuk lebih memperhatikan dua sentimen penting yang akan mewarnai pergerakan pasar pada pekan ini. Kedua sentimen tersebut adalah data neraca perdagangan Indonesia dan potensi imbal hasil dividen (dividend yield).

David menjelaskan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) akan segera merilis data resmi mengenai neraca perdagangan Indonesia untuk periode bulan Maret 2025. Data ini menggambarkan selisih antara nilai ekspor dan impor, dan seringkali menjadi indikator awal yang penting untuk memahami arah perkembangan ekonomi serta kondisi sektor riil secara keseluruhan.

“Apabila surplus neraca perdagangan yang diumumkan lebih besar dari perkiraan pasar, hal ini berpotensi menjadi sentimen positif bagi pasar saham, terutama untuk sektor-sektor yang terkait dengan komoditas, seperti CPO, batu bara, dan logam. Sebaliknya, jika neraca perdagangan menunjukkan defisit atau surplus yang lebih kecil dari ekspektasi, hal ini dapat memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah dan memicu kekhawatiran di kalangan investor, yang berpotensi menyebabkan aksi jual, khususnya dari investor asing,” ungkap David dalam keterangan resminya pada hari Senin (14/4/2025).

Baca Juga :  Tukar Uang Baru BI 2025 Wajib Daftar Online, Ini Link dan Caranya

Lebih lanjut, David menambahkan bahwa potensi imbal hasil dividen yang tinggi dari sektor perbankan juga memberikan daya tarik tersendiri di tengah kondisi pasar yang cenderung fluktuatif.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa potensi terjadinya aksi jual setelah tanggal *cum date* dan tekanan eksternal dari faktor global dapat menyebabkan harga saham menjadi lebih bergejolak.

David menekankan pentingnya penerapan strategi investasi jangka menengah yang didukung oleh analisis fundamental yang mendalam. Sebagai contoh, ia menyebutkan saham BBNI yang akan memasuki periode *cum date* pada tanggal 14 April dan *ex date* pada tanggal 15 April, dengan estimasi *dividend yield* yang menarik, yaitu sebesar 8-9 persen.

Berikut adalah tiga saham pilihan dari PT Indo Premier Sekuritas yang layak untuk dicermati oleh para investor pada pekan ini:

1. BBNI

– Harga saat ini: Rp 4.390

– Entry: Rp 4.390

– Target price: Rp 4.780 (8,88 persen)

– Stop loss: Rp 4.200 (-4,33 persen)

– Risk to reward ratio: 1:2,1

Saham BBNI mendekati tanggal *cum date* dan *ex date*. Potensi perolehan dividen diperkirakan mencapai *yield* sebesar 8-9 persen, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat bunga deposito maupun rata-rata imbal hasil dari Surat Berharga Negara (SBN).

2. HRTA

– Harga saat ini: Rp 565

– Entry: Rp 580

– Target price: Rp 630 (8,62 persen)

– Stop loss: Rp 560 (-3,45 persen)

Baca Juga :  Dilanda Aksi Jual, Harga Saham Blue Chip Ini Melemah, Kapan Waktu untuk Beli?

– Risk to reward ratio: 1:2,5

Harga saham HRTA telah mencapai area tertinggi sepanjang masa (*all-time high*). Emiten yang bergerak di bidang perhiasan emas, seperti HRTA, diuntungkan oleh tren kenaikan harga emas. Jika harga emas dapat terus bertahan di level yang tinggi, potensi pendapatan HRTA pada tahun ini memiliki peluang untuk meningkat secara signifikan.

3. INKP

– Harga saat ini: Rp 5.000

– Entry: Rp 5.000

– Target price: Rp 5.525 (10,50 persen)

– Stop loss: Rp 4.670 (-6,60 persen)

– Risk to reward ratio: 1:1,6

Laba bersih yang berhasil dibukukan oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mencapai 424,3 juta dollar AS, mengalami kenaikan sebesar 3,12 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 411,46 juta dollar AS. Secara teknikal, saham INKP saat ini sedang membentuk pola di area *support*. Apabila terjadi *breakout*, saham ini dinilai menarik untuk diperdagangkan dalam jangka pendek.

Disclaimer: Artikel ini bukanlah ajakan untuk membeli atau menjual saham. Seluruh rekomendasi dan analisis yang disampaikan berasal dari analis sekuritas terkait. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul akibat keputusan investasi yang diambil. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor. Disarankan untuk melakukan riset yang menyeluruh dan mendalam sebelum melakukan transaksi pembelian atau penjualan saham.

“`

Berita Terkait

Diversifikasi Aset: 5 Aplikasi Investasi Saham AS Terbaik untuk Pemula
Agensi Kim Soo Hyun GOLDMEDALIST: Diduga Manipulasi Saham, Terseret Penyelidikan!
Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo: Rp 85,25 Per Saham!
Panduan Lengkap Importir: Pengertian, Tugas, Jenis, dan Regulasi Terbaru
Menteri UMKM Dibantah: Data PHK UMKM Justru Meningkat Tajam
Rupiah Diprediksi Menguat Tipis Minggu Depan: Faktor Pendorong Utama Terungkap!
Bos Garuda Ungkap Penyebab Biaya Haji 2024 Naik Rp 1,1 Juta
Outflow Asing Rp 13,9 Triliun: Analisis Lengkap IHSG Sepekan Terakhir

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 03:35 WIB

Diversifikasi Aset: 5 Aplikasi Investasi Saham AS Terbaik untuk Pemula

Kamis, 17 April 2025 - 23:31 WIB

Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo: Rp 85,25 Per Saham!

Kamis, 17 April 2025 - 23:27 WIB

Panduan Lengkap Importir: Pengertian, Tugas, Jenis, dan Regulasi Terbaru

Kamis, 17 April 2025 - 22:20 WIB

Menteri UMKM Dibantah: Data PHK UMKM Justru Meningkat Tajam

Kamis, 17 April 2025 - 22:07 WIB

Rupiah Diprediksi Menguat Tipis Minggu Depan: Faktor Pendorong Utama Terungkap!

Berita Terbaru

technology

CEO Nvidia ke China: Strategi Baru di Tengah Pembatasan Chip AS?

Jumat, 18 Apr 2025 - 03:44 WIB