Ragamutama.com Luis Enrique, arsitek Paris Saint-Germain, menegaskan bahwa timnya tidak akan mengubah pendekatan permainan saat bertandang ke markas Aston Villa dalam laga leg kedua perempat final Liga Champions mendatang.
Paris Saint-Germain berhasil membalikkan keadaan dan mengamankan kemenangan 3-1 atas Aston Villa pada leg pertama perempat final yang berlangsung Rabu (9/4) atau Kamis dini hari WIB. Pertandingan tersebut diwarnai aksi memukau dan gol-gol berkelas.
Duel PSG kontra Aston Villa di Stadion Parc des Princes dimenangkan berkat gol-gol dari Desire Doue (39′), Khvicha Kvaratskhelia (49′), dan Nuno Mendes (90’+2). Sebelumnya, Aston Villa sempat memberikan kejutan lewat gol pembuka Morgan Rogers pada menit ke-35.
“Tim ini telah membuktikan bahwa mereka siap bersaing dengan rival sekuat apa pun,” ungkap Enrique seusai pertandingan.
“Gol Doue memungkinkan kami memasuki jeda babak pertama dengan keunggulan yang menguntungkan.”
“Gol di penghujung laga menjadi penutup yang sempurna. Kini, kami harus melakoni leg kedua, namun kami berada dalam posisi yang menjanjikan.”
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa anak-anak asuhnya akan tetap berupaya memainkan sepak bola menyerang di Villa Park pada leg kedua yang akan digelar Selasa (15/4) nanti.
“Kami akan mencoba bermain dengan pendekatan yang sama di sana (Villa Park), itu adalah identitas kami, dan saya rasa penting untuk selalu berupaya memenangkan setiap pertandingan,” imbuhnya.
Laga ini sekaligus menjadi pertandingan ke-100 bagi Luis Enrique sebagai pelatih PSG.
Dahulu, PSG seringkali dicap sebagai tim yang hanya berisi kumpulan pemain bintang individual tanpa keseimbangan yang memadai.
Namun, di bawah kepemimpinan Enrique, klub Paris tersebut telah bertransformasi menjadi tim yang sangat dihormati berkat etos kerja keras dalam permainan mereka serta kontribusi gemilang dari para pemain muda yang rendah hati dan tidak menonjol.
Enrique berhasil mewujudkan visi presiden klub, Nasser Al-Khelaifi, yang menginginkan penerapan filosofi baru di Paris setelah beberapa tahun terakhir mengakomodasi ego para superstar seperti Kylian Mbappe, Neymar, dan Lionel Messi.
“Enrique membangun tim sesuai dengan filosofi yang ia anut. Kepergian Mbappe (pada akhir musim lalu) bukan menandai akhir dari sebuah era, melainkan awal dari sesuatu yang baru dan positif,” ujar legenda sepak bola Perancis, Marcel Desailly, kepada Le Parisien.