Ragamutama.com, Jakarta – Sebuah catatan istimewa tercipta di panggung Liga Champions, ketika Inter Milan berhasil memberikan kekalahan pertama bagi Bayern Munchen di kandang sendiri setelah empat tahun lamanya. Simone Inzaghi, sang arsitek Inter Milan, mengungkapkan kunci kemenangan timnya terletak pada konsistensi dalam menerapkan gaya bermain dan prinsip sepak bola yang telah menjadi identitas tim.
Dalam pertandingan yang penuh drama, Nerazzurri menunjukkan performa yang lebih dominan di paruh pertama pertandingan. Lautaro Martinez membuka keunggulan bagi Inter Milan pada menit ke-38, namun Thomas Muller sempat menyamakan kedudukan di menit ke-85. Akan tetapi, Davide Frattesi, pemain pengganti yang tampil gemilang, muncul sebagai penentu kemenangan dengan mencetak gol hanya tiga menit kemudian, memastikan kemenangan 2-1 untuk Inter.
Inzaghi pun tak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap para pemainnya. “Lebih dari sekadar hasil akhir, saya lebih menyoroti bagaimana cara kami bermain,” ujarnya dalam wawancara dengan Sky Sports Italia.
Menatap laga leg kedua yang akan digelar di Giuseppe Meazza, Inzaghi memilih untuk tetap waspada. Ia menyadari bahwa Bayern Munchen tetaplah tim yang sangat tangguh. “Namun, Inter menghadapi mereka dengan tekad yang kuat, keberanian, dan agresivitas yang tinggi,” kata pelatih asal Italia tersebut.
Kemenangan ini menjadi pencapaian yang luar biasa bagi Inter, mengingat rekor Bayern Munchen yang tak terkalahkan di Allianz Arena dalam kompetisi Liga Champions selama empat tahun terakhir. “Tentu saja, ini merupakan hasil yang membanggakan dan membuat kami sangat senang.”
“Bayern telah memenangkan 23 dari 27 pertandingan terakhir mereka di Liga Champions di kandang sendiri, dengan empat pertandingan lainnya berakhir imbang. Kami telah melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi itu tidak akan berarti apa-apa jika kami tidak mampu mengulanginya di leg kedua di San Siro, di hadapan para penggemar setia kami,” imbuh Inzaghi.
Sepanjang pertandingan, Bayern Munchen terus berusaha memberikan tekanan kepada Inter Milan. Vincent Kompany mencoba mengubah strategi dengan menarik Muller dari lapangan dan memberikan Raphael Guerreiro tugas untuk mengawal Hakan Calhanoglu di lini tengah.
“Bayern memang berusaha untuk menekan kami, namun Inter mampu menampilkan permainan sepak bola yang berkualitas untuk keluar dari tekanan tersebut. Kedua gol kami diawali dari kiper kami yang memegang bola di tangannya. Ia bisa saja ragu, tetapi ia justru memulai pergerakan itu dari lini belakang,” jelas Inzaghi.
Setelah gol yang dicetak Martinez, Inzaghi menyadari bahwa Munchen akan semakin mendominasi jalannya pertandingan. Oleh karena itu, ia menginstruksikan para pemainnya untuk lebih fokus dalam menguasai bola dan mempersulit Die Roten dalam mengembangkan permainan mereka. “Bayern meningkatkan tekanan di babak kedua, tetapi tim kami tetap fokus dan tajam. Gol yang dicetak pada menit ke-88 menunjukkan betapa besar keinginan kami untuk terus memainkan sepak bola dengan prinsip-prinsip yang telah kami pegang teguh selama hampir empat tahun ini,” pungkasnya.
Pilihan Editor: Apa Kata Carlo Ancelotti setelah Real Madrid Dipermalukan Arsenal 0-3 di Liga Champions?