JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Pertikaian abadi antara Valentino Rossi dan Marc Marquez kerap diidentikkan dengan insiden kontroversial Sepang Clash pada tahun 2015. Akan tetapi, pandangan berbeda diungkapkan oleh seorang mantan pebalap MotoGP. Menurutnya, akar permasalahan sebenarnya bukan terletak pada insiden tersebut.
Scott Redding, mantan pebalap MotoGP yang pernah berkompetisi selama lima musim di kelas utama, yakni dari tahun 2014 hingga 2018, memberikan perspektif yang unik.
Redding berpendapat bahwa benih perselisihan antara Rossi dan Marquez mulai tumbuh ketika Rossi mengundang Marquez ke The Ranch di Tavullia, Italia, pada tahun 2014. Rossi dikenal sering menjamu para pebalap untuk berlatih balap dirt track di arena pribadinya.
“Semuanya bermula dari arena dirt track itu,” kata Redding dalam podcast Motorsport Republica, seperti dikutip dari Crash.net, Rabu (9/4/2025).
“Saya belum pernah ke sana, tetapi dari cerita yang saya dengar, Rossi memiliki berbagai motor, dari berbagai pabrikan, yang disesuaikan untuk kondisi yang berbeda. Saya tidak akan terkejut, karena orang-orang ini melakukan segala cara untuk menjadi yang terbaik,” ungkap Redding.
Redding melanjutkan, Marquez tiba di Tavullia dengan dukungan penuh dari tim pabrikan Honda, lengkap dengan truk Honda Racing Corporation (HRC) dan kru yang menyertainya.
“Hal itu membuat Valentino merasa tidak nyaman karena dianggap tidak menghormati tujuan undangan tersebut. Dari situlah semuanya berawal,” jelasnya.
“Situasi itu terus memanas dan meningkat. Namun, Marc tidak mau mengalah. Pebalap mana yang mau mengalah? Saya kira hanya satu atau dua, dan salah satunya adalah Marquez. Dia tidak akan berpikir dua kali, dia akan langsung berkomitmen,” tambah Redding.
Kisah yang terjadi pada tahun 2014 tersebut terus diceritakan dari mulut ke mulut. Pebalap supercross Chad Reed, menjadi salah satu saksi mata persaingan antara Rossi dan Marquez di Tavullia.
“Kami balapan di sana pada hari Selasa setelah (sesi tes) Misano. Marquez datang dengan baju balap yang pernah dipakainya saat terjatuh, Rossi baru pulih dari mabuk, dan mereka berdua sangat serius untuk mencatatkan waktu tercepat,” kenang Reed.
Menurut Redding, para pebalap Spanyol tidak pernah meremehkan pentingnya latihan balap dirt track. Dia sendiri pernah merasakan intensitasnya ketika berlatih bersama di sebuah trek di Spanyol.
Marquez mengakui bahwa Rossi tidak senang karena Marquez berhasil memecahkan rekor catatan waktu tercepat Rossi yang sulit dikalahkan oleh pebalap lain. Sejak saat itu, hubungan mereka mulai tegang.
Namun, menurut Rossi, perselisihan dimulai ketika dirinya meraih kemenangan pada MotoGP Argentina 2015. Saat itu, Marquez yang sudah unggul jauh berhasil dikejar oleh Rossi. Marquez terjatuh saat disalip dan bersenggolan dengan Rossi.
Setelah itu, di musim yang sama, Rossi kembali mengalahkan Marquez pada MotoGP Belanda 2015. Keduanya memasuki tikungan terakhir pada lap terakhir secara bersamaan, tetapi Rossi melebar, melewati gravel, dan meraih kemenangan. Sementara Marquez merasa Rossi curang karena mengambil jalan pintas melalui gravel.
Puncaknya terjadi pada MotoGP Malaysia 2015, yang dikenal sebagai Sepang Clash 2015, sebuah insiden yang masih membekas dalam ingatan banyak penggemar MotoGP.