Ragamutama.com MALANG — Meskipun inflasi di Kota Malang mencapai 1,37% (mtm) pada Maret 2025, Bank Indonesia (BI) Malang menilai angka tersebut masih terkendali. Hal ini berkat koordinasi yang solid dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui berbagai sinergi kolaboratif.
Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, menjelaskan beberapa upaya pengendalian inflasi yang dilakukan. Salah satunya adalah penyelenggaraan pasar murah dan Gerakan Pasar Murah di 25 titik selama bulan Ramadan.
“Selain itu, kami juga melaksanakan operasi pasar murah di Kantor Pos Kota Malang sepanjang Maret 2025,” ungkap Febrina pada Rabu (9/4/2025).
: Inflasi Kalimantan Timur Melandai pada Maret 2025, Namun Tekanan Harga Mengintai
Upaya lain meliputi sidak pasar untuk memantau harga dan ketersediaan barang pada bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri, yang dilakukan pada 4 Maret dan 25 Maret 2025.
Tidak hanya itu, TPID Kota Malang juga menggelar High Level Meeting (HLM) sebanyak dua kali pada Maret 2025. Salah satu hasil HLM adalah terbentuknya kerja sama antara Bulog dan beberapa penggilingan beras swasta di Kota Malang.
: : Pertama sejak 2022, Jateng Alami Inflasi Bulanan di Atas 1%
Kota Malang memiliki 11 penggilingan beras dengan skala yang beragam. Kerja sama serupa antara Bulog dan penggilingan juga telah terjalin di Kabupaten Malang.
Langkah-langkah lainnya meliputi panen cabai merah, bantuan sarana prasarana pertanian perkotaan (Urban Farming) untuk petani cabai di Kota Malang, pemantauan harga bahan pangan pokok sepanjang Maret 2025, dan rapat koordinasi rutin mingguan bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada tanggal 4, 10, dan 24 Maret 2025.
: : Maret 2025 Inflasi Riau Capai 1,39% Dipicu Kelompok Pengeluaran Ini
Pemantauan harga komoditas diperkuat dengan pemanfaatan Mbois Stat, yang disinergikan dengan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo). Selain itu, perluasan kerja sama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan Kota Malang dengan pemasok beras dan telur ayam ras di Jawa Timur juga dilakukan.
Febrina menambahkan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada Maret 2025 menunjukkan inflasi bulanan 1,37% (mtm), lebih tinggi dari deflasi 0,69% (mtm) pada bulan sebelumnya.
Dengan demikian, Kota Malang mengalami inflasi tahunan sebesar 0,49% (yoy). Inflasi pada Maret 2025 terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Lainnya dengan andil 0,90% (mtm).
Secara komoditas, inflasi terbesar di Kota Malang disebabkan oleh kenaikan tarif listrik, bawang merah, cabai rawit, beras, dan daging ayam ras, masing-masing dengan andil 0,90%, 0,09%, 0,09%, 0,04%, dan 0,03% (mtm).
Kenaikan tarif listrik disebabkan oleh berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik 50% untuk pelanggan rumah tangga PT PLN (Persero) dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA yang berlaku pada Januari dan Februari 2025.
Sementara itu, kenaikan harga komoditas seperti bawang merah, cabai rawit, beras, dan daging ayam ras dipengaruhi oleh peningkatan permintaan selama Ramadan menjelang Idulfitri.
Kenaikan harga hortikultura seperti bawang merah dan cabai rawit juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, sehingga produksi kurang optimal.
Fenomena tunda petik sejak H-7 Lebaran juga menyebabkan berkurangnya pasokan cabai rawit.
Kenaikan harga beras, khususnya jenis premium, didorong oleh meningkatnya kebutuhan untuk zakat fitrah.
Inflasi yang lebih tinggi tersebut diimbangi oleh deflasi pada komoditas kangkung, wortel, angkutan udara, bayam, dan terong, masing-masing dengan andil -0,02%, -0,01%, -0,01%, -0,01%, dan -0,01% (mtm).
Penurunan harga angkutan udara dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait penurunan harga tiket pesawat domestik selama libur Lebaran, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 18 Tahun 2025 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang sebagian ditanggung pemerintah untuk tiket pesawat kelas ekonomi domestik.
“Komoditas bahan makanan seperti kangkung, wortel, bayam, dan terong juga mengalami penurunan harga seiring dengan meningkatnya panen,” pungkas Febrina.