JAKARTA, KOMPAS.TV – Sesi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung diwarnai dengan *trading halt* atau penghentian sementara pada hari pertama usai libur panjang Lebaran, Selasa, 7 April 2025.
Keputusan *trading halt* diambil oleh BEI selama 30 menit. Hal ini terjadi lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam, anjlok sebesar 9,12 persen, segera setelah pembukaan. IHSG merosot dari posisi 6.510 ke level 5.912.
Penurunan signifikan pada IHSG ini selaras dengan pergerakan harga saham di berbagai sektor yang terpantau berada di zona merah. Sektor material dasar mengalami kontraksi terdalam, yakni sebesar 10,54 persen. Diikuti oleh sektor teknologi yang mengalami penurunan sebesar 10,23 persen, serta sektor konsumsi siklikal yang terkoreksi sebesar 8,82 persen.
Berdasarkan data dari RTI Business, IHSG pada penutupan perdagangan sebelumnya mengalami pelemahan sebesar 7,9 persen, berakhir di level 5.996.
Eskalasi kebijakan perang tarif yang diprakarsai oleh Trump masih menjadi faktor utama yang membebani kinerja IHSG.
Di sisi lain, pergerakan IHSG sebelumnya cenderung stagnan. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan kebijakan yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia terkait batas persentase penurunan harga saham atau *auto rejection* bawah yang disesuaikan menjadi 15 persen, dari sebelumnya 35 persen. Dampaknya, penurunan harga saham maksimal yang dapat ditolak secara otomatis (*auto rejection* bawah) menjadi 15 persen.
Seiring dengan gejolak di pasar saham, arus dana asing terus keluar dari pasar modal domestik. Data dari RTI Business mencatat bahwa aliran dana asing yang meninggalkan pasar kemarin mencapai Rp3,87 triliun.
[FULL] Hadapi Tarif Trump, Pemerintah Indonesia Lepas Keran Impor
#ihsg #bursa #saham