Prediksi IHSG Selasa: Bursa Asia Terpuruk, Peluang Rebound?

- Penulis

Senin, 7 April 2025 - 15:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pasca libur panjang Lebaran Idulfitri 2025 diperkirakan akan diwarnai sentimen negatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami tekanan dan bergerak melemah pada hari Selasa (8/4). Faktor utama yang memicu proyeksi ini adalah dampak dari kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS), yang juga menyebabkan penurunan tajam di bursa saham Asia.

Seperti yang terpantau, mayoritas bursa saham di kawasan Asia mencatatkan penurunan signifikan pada hari Senin (7/4). Indeks Nikkei225 Jepang, misalnya, anjlok hingga 7,83% dan mencapai level 31.136,58.

Selain itu, Indeks Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan drastis sebesar 13,46% ke level 19.774,53, sementara Indeks Komposit Shanghai China menyusut 7,34% menjadi 3.096,58. Indeks TAIEX Taiwan juga mengalami koreksi yang signifikan, merosot 9,70% ke level 19.232,35.

Indy Naila, Investment Analyst dari Edvisor Profina Visindo, menjelaskan bahwa kinerja bursa saham di Asia sangat dipengaruhi oleh pengumuman agresif Presiden AS Donald Trump mengenai kebijakan tarif impor. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap potensi inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, investor juga menantikan rilis data pasar tenaga kerja AS yang dijadwalkan pada pekan ini. “Investor di bursa Asia juga akan memantau data inflasi yang akan dirilis oleh Indonesia dan China,” ujarnya pada hari Senin (7/4).

Baca Juga :  Bisakah Pinjol Menggunakan Rekening Orang Lain?

IHSG Anjlok 11,46% Jadi 5.730 di Pencarian Google saat Bursa Libur, BEI Klarifikasi

Indy memperkirakan bahwa IHSG berpotensi mengalami koreksi akibat tingginya tingkat ketidakpastian di pasar. Terlebih lagi, pasar saham Indonesia telah libur selama lebih dari seminggu di tengah banyaknya sentimen negatif yang berasal dari global. Indy memprediksi bahwa IHSG dalam waktu dekat dapat menyentuh level terendah di kisaran 5.800—6.000.

Menurut Indy, saham-saham dari sektor kesehatan dan konsumer masih menarik untuk dipertimbangkan oleh investor, mengingat karakteristiknya yang relatif defensif di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi nasional.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, berpendapat bahwa pasar saham global dan regional Asia telah bereaksi negatif sejak keputusan mengenai kebijakan tarif impor AS pada tanggal 2 April. Akibatnya, kinerja bursa global dan regional mengalami koreksi secara bersamaan hingga saat ini. “Tidak hanya pasar saham, harga komoditas global juga mengalami koreksi sejak tanggal 2 April,” tambahnya pada hari Senin (7/4).

Baca Juga :  Aset Kripto dan Saham AS Bertahan dari Tekanan Usai Fed Tahan Suku Bunga

Untuk IHSG sendiri, Herditya memperkirakan bahwa kinerja indeks berisiko mengalami koreksi. IHSG diyakini akan merespons negatif terhadap dampak kebijakan tarif impor AS, ditambah dengan kondisi nilai tukar dollar AS yang menguat terhadap berbagai mata uang, termasuk rupiah.

Secara teknikal, Herditya menjelaskan bahwa dalam skenario terbaik (merah), posisi IHSG saat ini berada di awal gelombang B dari gelombang (Y). Herditya memproyeksikan bahwa IHSG akan bergerak di level support 6.265 dan resistance di level 6.557 pada hari Selasa (8/4).

Investor disarankan untuk bersikap wait and see terlebih dahulu untuk mengamati pergerakan IHSG dalam beberapa hari mendatang sambil mencermati perkembangan di pasar global.

Proyeksi IHSG Pasca Libur Panjang Lebaran, Tarif Impor Donald Trump Jadi Pemberat

Adapun Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto, memprediksi bahwa IHSG akan melemah di kisaran 6.275—6.600 pada perdagangan hari Selasa (8/4).

Untuk saham pilihan, ia merekomendasikan pembelian saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dengan target harga Rp 1.865 per saham. “Untuk saham-saham lainnya, disarankan untuk wait and see,” ujarnya pada hari Senin (7/4).

Berita Terkait

BI Ambil Langkah Jitu Stabilkan Rupiah di Tengah Gejolak Global
Advis Debit: Panduan Lengkap Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja
Wall Street Kembali Tertekan: Gedung Putih Bantah Isu Penghentian Tarif
Rupiah Tertekan! BI Turun Tangan Jaga Stabilitas di Tengah Gejolak Global
Hindari 4 Kesalahan Fatal Ini Saat Diversifikasi Investasi Anda!
Panduan Lengkap: Cara Mudah Buka Rekening Tabungan BCA Terbaru
Strategi Kemenkeu: Reformasi Pajak Lindungi Dunia Usaha Indonesia
BI Intervensi Pasar Offshore Demi Stabilisasi Rupiah

Berita Terkait

Selasa, 8 April 2025 - 01:32 WIB

BI Ambil Langkah Jitu Stabilkan Rupiah di Tengah Gejolak Global

Selasa, 8 April 2025 - 01:28 WIB

Advis Debit: Panduan Lengkap Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja

Selasa, 8 April 2025 - 01:11 WIB

Wall Street Kembali Tertekan: Gedung Putih Bantah Isu Penghentian Tarif

Selasa, 8 April 2025 - 00:35 WIB

Rupiah Tertekan! BI Turun Tangan Jaga Stabilitas di Tengah Gejolak Global

Selasa, 8 April 2025 - 00:03 WIB

Hindari 4 Kesalahan Fatal Ini Saat Diversifikasi Investasi Anda!

Berita Terbaru

Uncategorized

7 Destinasi Healing Terbaik di Tangerang Selatan: Lepaskan Penat!

Selasa, 8 Apr 2025 - 03:40 WIB

Uncategorized

Verstappen Pepet Norris! Klasemen F1 2025 Memanas Usai GP Jepang

Selasa, 8 Apr 2025 - 03:32 WIB

sports

KTM Berbenah: Peluang Baru Bagi Penantang Rekor Capirossi?

Selasa, 8 Apr 2025 - 03:15 WIB