JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Pada pembukaan kembali aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Selasa, 8 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami koreksi.
Proyeksi penurunan IHSG ini sejalan dengan tren koreksi yang sedang berlangsung di bursa saham Asia, dipicu oleh pengumuman tarif impor oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang berdampak pada banyak negara.
Kondisi pasar saham yang kurang menggembirakan ini mungkin menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi para investor pemula. Namun, terdapat strategi untuk tetap menjaga perspektif yang jernih dan bahkan berpotensi meraih keuntungan dari situasi ini.
Berikut adalah beberapa langkah penting yang sebaiknya diambil oleh investor pemula saat pasar saham mengalami penurunan tajam.
1. Hindari Reaksi Impulsif
Ketika pasar sedang bergejolak, godaan untuk menarik dana investasi Anda hingga situasi membaik mungkin sangat kuat. Akan tetapi, tindakan ini berpotensi memicu keputusan yang merugikan, terutama karena sulit untuk memprediksi waktu yang tepat untuk kembali berinvestasi.
Menjual aset saat pasar sedang merosot dapat mengakibatkan kerugian permanen dan hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan pemulihan pasar. Kunci keberhasilan adalah tetap berinvestasi untuk jangka panjang, alih-alih mencoba menebak waktu yang tepat untuk masuk dan keluar pasar.
“Tetaplah bersabar, hiraukan fluktuasi pasar harian, dan fokuslah pada tujuan investasi jangka panjang Anda,” saran Marci McGregor, Kepala Strategi Portofolio untuk Chief Investment Office (CIO), Merrill and Bank of America Private Bank, seperti dikutip dari situs resmi Merilis Lynch, Senin (7/4/2025).
2. Evaluasi Kebutuhan Dana Jangka Pendek Anda
Di tengah euforia pasar yang sedang naik daun, mudah untuk melupakan risiko penurunan nilai aset. Jika Anda mendekati masa pensiun, disarankan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan atau manajer investasi guna mengevaluasi tingkat risiko Anda.
“Investor dengan horizon investasi yang lebih panjang umumnya lebih mampu menahan volatilitas pasar. Namun, jika Anda membutuhkan akses cepat ke investasi Anda, pertimbangkan pendekatan yang lebih konservatif,” jelas McGregor.
Pertimbangkan untuk mengalihkan aset yang mungkin Anda butuhkan dalam setahun mendatang ke instrumen yang lebih aman, seperti obligasi atau reksa dana pasar uang.
3. Diversifikasi Portofolio Anda
Salah satu cara efektif untuk meminimalkan dampak penurunan pasar adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio saham Anda dengan jenis investasi lainnya.
Sebagai contoh, obligasi jangka panjang dengan kualitas tinggi dan aset-aset lainnya dapat menjadi pilihan yang bijak, saran Matthew Diczok, Kepala Strategi Pendapatan Tetap, Chief Investment Office, Merrill and Bank of America Private Bank.
Dengan mengkombinasikan obligasi dan kas dengan saham, Anda berpotensi meredam sebagian fluktuasi pasar, sehingga mengurangi potensi kerugian saat pasar mengalami penurunan.
Carilah peluang untuk meningkatkan diversifikasi portofolio Anda, baik di dalam maupun di antara berbagai kelas aset.
4. Lanjutkan Investasi Secara Teratur
Dengan mengalokasikan sejumlah dana tetap untuk investasi secara berkala, Anda cenderung membeli saham saat harga sedang rendah, dan berpotensi menikmati peningkatan nilai saat pasar pulih.
Strategi ini, yang dikenal sebagai dollar cost averaging, dapat sangat efektif saat pasar sedang lesu.
Otomatiskan kontribusi rutin ke dalam akun investasi Anda dan pertimbangkan untuk menginvestasikan kembali dividen yang Anda terima.
5. Identifikasi Peluang Strategis
Saat terjadi penurunan pasar, saham-saham defensif, seperti saham perusahaan yang bergerak di sektor kebutuhan pokok konsumen, perawatan kesehatan, dan utilitas, serta perusahaan dengan neraca keuangan yang solid, dapat menawarkan peluang menarik.
Saham-saham berkualitas tinggi yang membayar dividen, terutama saham perusahaan yang secara konsisten meningkatkan dividennya, dapat membantu meningkatkan total pengembalian investasi Anda saat harga saham sedang turun.
Cari peluang pembelian yang mungkin tercipta akibat volatilitas pasar, misalnya, di antara saham-saham yang sebelumnya dinilai terlalu tinggi.
6. Seimbangkan Kembali Portofolio Anda
Selama periode pasar yang bullish, nilai saham Anda mungkin meningkat lebih cepat daripada nilai obligasi atau kas Anda, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam portofolio Anda.
Manfaatkan momen ini untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang ada. Jika komposisi portofolio Anda telah menyimpang dari rencana strategis awal Anda, pertimbangkan untuk mengalihkan sebagian aset untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut.
Misalnya, jika alokasi saham dalam portofolio Anda telah melampaui target yang ditetapkan, mungkin sudah waktunya untuk menyeimbangkan kembali sebagiannya ke obligasi.
Melakukan penyeimbangan kembali secara teratur dapat membantu menjaga portofolio Anda tetap selaras dengan tujuan investasi, jangka waktu, dan toleransi risiko Anda.
7. Tempatkan Segalanya dalam Perspektif yang Tepat
Terlepas dari seberapa lama atau dalam penurunan pasar tersebut, sejarah telah membuktikan bahwa pasar selalu mampu bangkit kembali.
“Pasar bearish memang pernah terjadi di masa lalu, dan sejarah menunjukkan bahwa pasar selalu pulih dan tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya,” tegas McGregor.
“Investor yang tetap tenang dan disiplin selama pasar negatif cenderung menghindari kesalahan umum dan berpotensi menikmati masa depan yang lebih baik. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin besar peluang Anda untuk mencapai tujuan jangka panjang Anda,” pungkasnya.