PM Singapura Ungkap Bahaya Berakhirnya Era Perdagangan Bebas Akibat Tarif Trump

- Penulis

Minggu, 6 April 2025 - 22:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, baru-baru ini menyampaikan pandangannya terkait pengumuman tarif bea masuk oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Wong memperingatkan bahwa kebijakan yang dikenal sebagai tarif Trump ini berpotensi menimbulkan dampak signifikan pada lanskap perdagangan global dan dapat merugikan seluruh negara.

Dalam sebuah video berdurasi sekitar lima menit, Wong mengingatkan masyarakat Singapura untuk bersiap menghadapi perubahan karena era globalisasi berbasis aturan dan perdagangan bebas yang selama ini berlaku, dinilai telah berakhir. “Kita memasuki era baru yang ditandai dengan tindakan sewenang-wenang, proteksionisme yang meningkat, dan potensi bahaya,” ungkapnya seperti yang dipublikasikan melalui kanal Youtube Channel News Asia (CNA) dan The Strait Times.

Meskipun Singapura dikenakan tarif sebesar 10 persen, yang relatif lebih rendah dibandingkan negara lain, Wong mengakui bahwa dampak langsungnya mungkin terbatas untuk saat ini. Namun, ia menekankan kekhawatiran utamanya adalah implikasi yang lebih luas jika negara-negara lain mengikuti jejak AS dalam meninggalkan sistem yang didukung oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Baca Juga :  BI Waspadai Inflasi AS Meningkat akibat Kebijakan Trump

Situasi di mana sejumlah negara hanya berdagang berdasarkan persyaratan yang menguntungkan mereka secara sepihak, menurut Wong, akan menimbulkan konsekuensi serius bagi semua negara. “Terutama bagi negara kecil seperti Singapura, kita berisiko tertekan, terpinggirkan, dan pada akhirnya tertinggal,” jelas Wong.

Lebih lanjut, Wong memprediksi bahwa perdagangan dan investasi internasional akan mengalami kemunduran yang signifikan, yang pada gilirannya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Singapura, khususnya, rentan terhadap dampak ini mengingat ketergantungannya yang besar pada perdagangan internasional.

Wong juga menarik paralel dengan masa lalu, dengan menyatakan bahwa situasi serupa terakhir kali terjadi pada era 1930-an. “Perang dagang meningkat menjadi konflik bersenjata, yang akhirnya memicu Perang Dunia Kedua. Sulit untuk memprediksi bagaimana situasi saat ini akan berkembang dalam beberapa bulan atau tahun mendatang,” katanya.

Perdana Menteri Singapura tersebut memperingatkan warganya untuk tetap waspada terhadap perkembangan ini. Ia berpendapat bahwa tindakan Amerika Serikat berisiko melemahkan institusi global dan mengikis norma-norma internasional yang telah mapan. Akibatnya, semakin banyak negara mungkin akan bertindak berdasarkan kepentingan pribadi yang sempit, bahkan menggunakan kekerasan atau tekanan untuk mencapai tujuan mereka. “Ini adalah realitas pahit dari dunia tempat kita hidup saat ini,” tegas Wong.

Baca Juga :  Link Pengumuman PPPK 2024 Tahap 2 Kemenko PMK & Tahapannya

Meskipun demikian, Singapura menjamin tidak akan mengambil tindakan balasan. Namun, Wong menegaskan bahwa negaranya akan tetap waspada dan berupaya memperkuat jaringan serta kemitraan dengan negara-negara yang memiliki pandangan serupa.

Ia meyakinkan bahwa Singapura lebih siap menghadapi tantangan dibandingkan banyak negara lain, tetapi tetap penting untuk bersiap menghadapi potensi guncangan yang mungkin terjadi. “Stabilitas global yang kita nikmati selama ini tidak akan kembali dalam waktu dekat. Kita tidak bisa lagi berasumsi bahwa aturan yang melindungi negara-negara kecil akan terus berlaku. Saya menyampaikan hal ini agar kita semua dapat mempersiapkan diri secara mental,” ujarnya.

Pilihan Editor: Dampak Perang Dagang dan Tarif Trump ke Indonesia

Berita Terkait

Megawati Hangestri Perkuat PBV Petrokimia Gresik di Proliga 2024
Meksiko Optimis Perpanjang Kesepakatan Ekspor Tomat Menguntungkan dengan AS
Maruarar Sirait Optimis: Jurnalis Antusias Sambut Rumah Subsidi
Pariwisata Unggulan: Strategi Prabowo Genjot Ekonomi Indonesia
Zulhas Ungkap Jurus Koperasi Desa Merah Putih Tekan Rentenir
Apindo: Pelonggaran TKDN Ancam Industri Manufaktur Indonesia!
Bali-Moskow: Pemerintah Dorong Penerbangan Langsung Demi Pariwisata!
Inggris & G7 Siapkan Strategi Baru: Pangkas Harga Minyak Rusia Lebih Dalam!

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 04:44 WIB

Megawati Hangestri Perkuat PBV Petrokimia Gresik di Proliga 2024

Rabu, 16 April 2025 - 18:39 WIB

Meksiko Optimis Perpanjang Kesepakatan Ekspor Tomat Menguntungkan dengan AS

Selasa, 15 April 2025 - 21:47 WIB

Maruarar Sirait Optimis: Jurnalis Antusias Sambut Rumah Subsidi

Selasa, 15 April 2025 - 13:43 WIB

Pariwisata Unggulan: Strategi Prabowo Genjot Ekonomi Indonesia

Selasa, 15 April 2025 - 11:35 WIB

Zulhas Ungkap Jurus Koperasi Desa Merah Putih Tekan Rentenir

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Kemenkop Pastikan Anggota Koperasi Desa Merah Putih 100% Warga Lokal

Kamis, 17 Apr 2025 - 13:07 WIB

finance

Telkom Alokasikan Rp 3 Triliun untuk Beli Kembali Sahamnya

Kamis, 17 Apr 2025 - 12:59 WIB