BI Siap Intervensi Rupiah Jika Terus Melemah Akibat Kebijakan Trump

- Penulis

Sabtu, 5 April 2025 - 15:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menyusul pengumuman kebijakan tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah proaktif dengan terus memantau secara saksama perkembangan yang terjadi di pasar keuangan global dan domestik. Kebijakan tersebut, yang memicu respons keras dari berbagai mitra dagang internasional, dipandang sebagai faktor yang menciptakan dinamika signifikan dalam lanskap keuangan global.

Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, menyoroti bahwa pasar global langsung bereaksi dengan tingkat volatilitas yang meningkat setelah pengumuman kebijakan tarif Trump, serta langkah balasan berupa tarif dari Tiongkok pada 4 April 2025.

“Setelah pengumuman tersebut dan kemudian diiringi oleh pengumuman retaliasi tarif oleh Tiongkok pada 4 April 2025, pasar menunjukkan pergerakan dinamis. Pasar saham global mengalami penurunan, sementara yield US Treasury juga merosot hingga mencapai titik terendah sejak Oktober 2024,” ungkap Denny dalam keterangan resminya pada hari Sabtu, 5 April.

Baca Juga :  Jadwal Lengkap Pembayaran Dividen BBRI, BMRI, BBNI, & BBTN Tahun 2025

Denny menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, termasuk melalui intervensi pasar yang akan dilakukan jika diperlukan.

“BI tetap berdedikasi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, terutama dengan mengoptimalkan instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder). Tujuannya adalah memastikan ketersediaan likuiditas valas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan perbankan dan sektor usaha, serta menjaga kepercayaan para pelaku pasar,” jelasnya.

Baca Juga :  IHSG Terkoreksi: Sentimen Negatif Tekan IHSG Kembali ke Level 5.900

Sebelumnya, Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat pasar uang, menyampaikan bahwa pemerintah perlu bertindak cepat untuk memitigasi dampak yang ditimbulkan oleh tarif impor AS, guna mencegah pelemahan rupiah yang berkelanjutan. Indonesia termasuk dalam daftar negara yang menjadi target Trump dengan penerapan tarif sebesar 32 persen.

“Pelemahan ini cukup signifikan, meskipun perdagangan internasional pada hari ini masih berada di kisaran Rp 16.745, sempat menyentuh Rp 16.770,” kata Ibrahim saat dihubungi oleh kumparan pada hari Kamis, 3 April.

Menurut pandangan Ibrahim, pemerintah sebaiknya memberikan respons terhadap tindakan AS dengan menetapkan biaya impor sebesar 32 persen juga pada produk-produk yang diimpor dari AS.

Berita Terkait

Pantai Gading Balas Tarif AS dengan Kenaikan Harga Kakao?
Investasi Sektor Baja Aluminium Kurang Menarik Meski Bebas Tarif?
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Investasi Saham Jadi 6,81% di Maret 2025
KRAS Ungkap Strategi Jitu Hadapi Tantangan Global 2025
Dana Segar Rp 57,68 Triliun Mengalir ke Pasar Modal Meski Volatil
21 Emiten Siap Buyback Saham di BEI, Nilai Total Rp 14,97 Triliun!
Raup Untung: 5 Ide Bisnis Kreatif dari Merangkai Mahar Pernikahan
KB Bank Percepat Layanan Nasabah dengan Sistem Digital NGBS

Berita Terkait

Jumat, 11 April 2025 - 20:55 WIB

Pantai Gading Balas Tarif AS dengan Kenaikan Harga Kakao?

Jumat, 11 April 2025 - 20:03 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Investasi Saham Jadi 6,81% di Maret 2025

Jumat, 11 April 2025 - 19:59 WIB

KRAS Ungkap Strategi Jitu Hadapi Tantangan Global 2025

Jumat, 11 April 2025 - 19:39 WIB

Dana Segar Rp 57,68 Triliun Mengalir ke Pasar Modal Meski Volatil

Jumat, 11 April 2025 - 18:43 WIB

21 Emiten Siap Buyback Saham di BEI, Nilai Total Rp 14,97 Triliun!

Berita Terbaru

family-and-relationships

Mirip Ayah! Potret Perdana Putri Son Dam Bi Bikin Gempar Netizen

Jumat, 11 Apr 2025 - 21:03 WIB

finance

Pantai Gading Balas Tarif AS dengan Kenaikan Harga Kakao?

Jumat, 11 Apr 2025 - 20:55 WIB

sports

Vietnam Gagal Lolos Dramatis ke Piala Asia U-17 2025

Jumat, 11 Apr 2025 - 20:11 WIB