Ragamutama.com JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan mineral, melaporkan kinerja keuangan tahun 2024 yang kurang menggembirakan.
Berdasarkan data laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Jumat (28/3), ZINC mengalami peningkatan signifikan pada rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Angka kerugian ini melonjak sebesar 480,05% secara tahunan (yoy), dari Rp 20,70 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp 121,07 miliar pada tahun 2024.
Pembesaran angka rugi bersih yang dialami ZINC tampaknya berbanding lurus dengan penurunan kinerja penjualan perusahaan. Penjualan ZINC tercatat mengalami penurunan sebesar 49,97% yoy, menjadi Rp 235,79 miliar pada tahun 2024, dibandingkan dengan pendapatan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 471,34 miliar.
Kapuas Prima Coal (ZINC) Masih Menanti Stimulus dari Kinerja Smelter
Di sisi lain, beban pokok penjualan ZINC berhasil ditekan, mengalami penurunan sebesar 52,04% yoy menjadi Rp 186,42 miliar pada akhir tahun 2024. Hal ini berbeda dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 388,72 miliar.
Namun, perusahaan juga mencatatkan kenaikan pada beban bunga sebesar 44,63% yoy, menjadi Rp 110,83 miliar pada tahun 2024, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan angka sebesar Rp 76,63 miliar.
Selain itu, ZINC juga menanggung rugi bersih akibat selisih kurs sebesar Rp 2,61 miliar pada tahun 2024. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, ZINC justru berhasil membukukan laba bersih selisih kurs sebesar Rp 63,28 miliar.
Secara keseluruhan, total aset ZINC hingga akhir tahun 2024 tercatat sebesar Rp 2,42 triliun. Angka ini menunjukkan penyusutan sebesar 6,92% yoy, jika dibandingkan dengan total aset perusahaan pada tahun 2023 yang mencapai Rp 2,60 triliun.
Komposisi aset ZINC pada tahun 2024 terdiri dari liabilitas sebesar Rp 1,80 triliun dan ekuitas sebesar Rp 614,70 miliar.