Saham Biasa: Pengertian, Sejarah, Sifat, Keuntungan dan Jenisnya

- Penulis

Minggu, 30 Maret 2025 - 01:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saham biasa sesuai dengan namanya maka bisa diartikan sebagai saham yang dihadirkan tanpa adanya hak istimewa seperti contohnya hak atas dividen atau bisa juga hak atas penentuan pengurus dan lain sebagainya. Selain itu, jenis saham yang biasa disebut dengan istilah common stock ini juga dihadirkan tanpa adanya hak istimewa atas sisa harta terutama saat terjadi likuidasi. 

Mungkin jenis saham yang satu ini sudah dikenal dengan baik oleh para investor dan trader ataupun pialang yang memang kesehariannya harus bergelut dengan dunia pasar modal dan sekuritas. Berikut penjelasan lengkap tentang saham biasa yang bisa kamu simak di bawah ini. Baca sampai selesai, ya.

1. Pengertian saham biasa

Saham biasa atau common stock pada dasarnya merupakan suatu surat berharga komersial yang hadir dalam bentuk piagam atau sertifikat hak milik. Surat berharga ini kemudian menjadi sebuah bukti bagi pemegangnya bahwa pemegangnya tersebut memiliki hak dan kewajiban yang bersangkutan.

Hal ini tentu saja dengan andil kepemilikan terutama dalam hal aset atau laba perusahaan. Buat kamu yang ingin memiliki keuntungan dalam bentuk dividen boleh saja mencoba untuk melakukan transaksi common stock ini.

2. Sejarah saham biasa

Pada awalnya jenis saham yang satu ini didirikan pertama kali pada tahun 1602 tepatnya oleh Dutch East India Company kemudian diperkenalkan oleh Amsterdam Stock Exchange. Hingga di tahun 2019 saham jenis ini semakin banyak dikenal. Hingga common stock semakin memiliki kapitalisasi pasar.

Perkembangan masih berlanjut dengan munculnya beberapa common stock sebagai bursa efek yang terbesar di dunia. Tepatnya berdasarkan pada kapitalisasi pasar. 

Baca Juga :  Harga Bitcoin Naik 8,18%, Ini Cara Akses Jual Beli Mata Uang Kripto Resmi

3. Sifat common stock

Beberapa sifat dari saham biasa ini mungkin sudah dikenal dan dihafal oleh investor dan trader seperti misalnya adanya hak bagi pemegang saham untuk turut memberikan pengaruh pada kebijakan perusahaan. Tentunya hal ini dilakukan melalui adanya proses pengambilan suara terutama dalam perumusan tujuan dan kebijakan perusahaan. 

Tidak hanya itu saja, namun jenis saham yang satu ini juga sama seperti lainnya yaitu bisa memberikan keuntungan bagi pemegangnya tepatnya dalam bentuk dividen serta dalam bentuk keuntungan modal. 

4. Keuntungan dan kelemahan

Salah satu kelebihan dari saham biasa yaitu posisinya yang selalu bisa lebih unggul daripada obligasi. Hal ini tampaknya menjadi salah satu sisi positif yang bisa memberikan keuntungan bagi pemegangnya. 

Bahkan bukan hanya lebih unggul daripada obligasi saja melainkan juga lebih unggul daripada saham preferen yang umumnya berlangsung dalam jangka waktu panjang. 

Ada kelebihan, pasti ada juga kelemahan seperti halnya common stock yang tampaknya lebih unggul daripada obligasi sekaligus saham preferen. Saham biasa ini juga memiliki kelemahan salah satunya adalah peluangnya untuk lebih berisiko daripada hutang.

Hal ini terjadi terutama jika perusahaan mengalami kebangkrutan sehingga pemegang saham jenis ini tidak lagi menerima uang sebelum kreditur dan pemegang obligasi serta pemegang saham preferen menerima terlebih dahulu bagiannya masing-masing. 

5. Penerbitan saham biasa

Penerbitan saham biasa umumnya diawali dengan adanya penawaran umum perdana yang seringkali disebut dengan istilah IPO. Sedangkan IPO ini sendiri merupakan sebuah cara yang bisa dibilang sangat bagus terutama bagi perusahaan dalam rangka mencari modal tambahan serta melakukan ekspansi.

Baca Juga :  Tarif Trump Ancam Bursa Saham Dunia: Investor Panik!

Dalam hal ini perusahaan haruslah bisa bekerja sama dengan berbagai perusahaan perbankan investasi yang dapat memberikan jaminan emisi dan membantu proses peneKntuan jenis serta harga saham.

6. Jenis saham biasa

Mengenai jenis dari saham biasa sebenarnya terbagi menjadi enam bagian. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Saham unggulan yang merupakan saham dari perusahaan yang telah diakui secara nasional
  • Saham pertumbuhan yang memberikan pertumbuhan laba
  • Saham defensif yang cenderung stabil
  • Saham siklis yang bisa naik secara cepat
  • Saham musiman yang penjualannya beragam mengikuti musim
  • Saham spekulatif yang nilainya bergantung pada spekulasi tinggi. 

7. Permodalan dan pembelian saham biasa

Untuk permodalan saham biasa umumnya ditentukan dengan menggunakan modal dividen bertumbuh. Jadi pengembaliannya ini bisa diperoleh melalui adanya peningkatan saldo untung terutama yang disimpan. Namun tingkat pengembalian modal ini umumnya lebih sulit untuk ditentukan. 

Pembelian yang berhubungan dengan common stock ini berkaitan pula dengan waran yang merupakan hak untuk membeli saham biasa pada harga yang sudah ditentukan. Waran ini umumnya dilakukan bersamaan dengan surat berharga lainnya dan biasanya bersamaan dengan obligasi. Tujuan waran diterbitkan tidak lain untuk menarik minat investor. 

Sama seperti saham lain, saham biasa ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, jika ingin melakukan transaksi saham biasa harus bisa memahaminya dengan baik, ya.

Berita Terkait

Menteri UMKM Dibantah: Data PHK UMKM Justru Meningkat Tajam
Rupiah Diprediksi Menguat Tipis Minggu Depan: Faktor Pendorong Utama Terungkap!
Bos Garuda Ungkap Penyebab Biaya Haji 2024 Naik Rp 1,1 Juta
Outflow Asing Rp 13,9 Triliun: Analisis Lengkap IHSG Sepekan Terakhir
Harga Minyak Indonesia Anjlok: Dampak Tarif Trump Sentuh USD 71
Keyakinan Konsumen Turun: Investor Waspadai Dampak ke Emiten Saham
Sah! XL Axiata dan Smartfren Bersatu Ciptakan XLSmart
Laba 2024 Naik, Mark Dynamics (MARK) Akan Bagikan Dividen

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 22:20 WIB

Menteri UMKM Dibantah: Data PHK UMKM Justru Meningkat Tajam

Kamis, 17 April 2025 - 22:07 WIB

Rupiah Diprediksi Menguat Tipis Minggu Depan: Faktor Pendorong Utama Terungkap!

Kamis, 17 April 2025 - 22:03 WIB

Bos Garuda Ungkap Penyebab Biaya Haji 2024 Naik Rp 1,1 Juta

Kamis, 17 April 2025 - 21:47 WIB

Outflow Asing Rp 13,9 Triliun: Analisis Lengkap IHSG Sepekan Terakhir

Kamis, 17 April 2025 - 21:39 WIB

Harga Minyak Indonesia Anjlok: Dampak Tarif Trump Sentuh USD 71

Berita Terbaru

finance

Menteri UMKM Dibantah: Data PHK UMKM Justru Meningkat Tajam

Kamis, 17 Apr 2025 - 22:20 WIB