Harga Emas Dunia Tergelincir Tajam, Ini Penyebabnya

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 22 Maret 2025 - 10:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Emas (Ilustrasi/Freepik)

Harga Emas (Ilustrasi/Freepik)

RAGAMUTAMA.COM – Setelah mencetak rekor demi rekor, harga emas dunia akhirnya mengalami penurunan signifikan pada akhir pekan lalu. Faktor utama penurunan ini adalah penguatan dolar AS dan aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan oleh para investor.

Pada penutupan perdagangan 21 Maret 2025, harga emas spot dunia turun sebesar 20 dolar AS menjadi USD 3.033 per ounce. Dalam sesi yang sama, harga sempat menyentuh level terendah dalam sepekan, yakni sekitar USD 2.996 per ounce.

Menurut analis Edward Meir dari Marex, kondisi pasar sedang tenang, namun kekuatan dolar AS memberikan tekanan tambahan bagi emas. “Pasar sedang tenang. Penjualan profit taking terjadi dan dolar semakin kuat,” ungkapnya.

Indeks dolar menguat 0,3 persen pada hari yang sama, menyentuh level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Penguatan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar Amerika Serikat.

Baca Juga :  Ekonom Ini Sebut Indonesia Masuk BRICS Bukan untuk Dedolarisasi, tapi Perluas Mitra Dagang

Meski mengalami koreksi, harga emas sebenarnya sudah mencatatkan kenaikan selama tiga pekan berturut-turut. Faktor utamanya adalah ketidakpastian global, baik dari sisi geopolitik maupun kebijakan ekonomi Amerika Serikat.

Peter Grant, analis senior di Zaner Metals, menekankan bahwa kebutuhan akan safe haven seperti emas masih tinggi. “Kebutuhan akan tempat berlindung, baik dari risiko politik maupun ekonomi, akan terus menjadi pendorong utama harga emas,” ujarnya.

Dari sisi geopolitik, ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat. Israel dilaporkan memperkuat serangan ke Jalur Gaza untuk menekan Hamas agar membebaskan para sandera, mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan terakhir.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan mengumumkan tarif baru terhadap seluruh mitra dagang Amerika pada awal April. Langkah ini menambah kekhawatiran pasar terhadap potensi inflasi dan perlambatan ekonomi global.

Baca Juga :  Daftar Harga Terbaru BBM Nonsubsidi Pertamina, Pertamax Cs Naik

Dari sisi kebijakan moneter, Federal Reserve pada 19 Maret mempertahankan suku bunga acuan seperti yang telah diperkirakan sebelumnya. Namun, The Fed juga memberi sinyal akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini. Berdasarkan data LSEG, investor memperkirakan penurunan total sebesar 71 basis poin atau 0,71 persen hingga akhir tahun.

Sementara emas melemah, logam mulia lainnya menunjukkan performa yang beragam. Harga perak turun 1,7 persen menjadi USD 32,90 per ounce. Platinum juga melemah 1,1 persen menjadi USD 973, sedangkan paladium justru naik tipis 0,1 persen menjadi USD 953.

Berita Terkait

Indonesia Perkuat Ekosistem Perdagangan Sarang Burung Walet dengan Mitra Tiongkok
Impor Indonesia Februari 2025 Meningkat 2,3%, Lampaui Proyeksi Pasar
Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas
SMBC Indonesia Catat Laba Rp2,8 Triliun di 2024, Jenius Tumbuh 16%
Komut Harum Energy Lawrence Barki Borong 6,23 Juta Saham HRUM
Harga Emas Antam Turun di Bawah Rp 1,7 Juta Per Gram, Waktunya Beli?
IHSG Anjlok Lagi, Sesi I Turun 2,24 Persen ke 6.458
Cara Beli Saham Nvidia dengan Aman dan Menguntungkan

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 10:24 WIB

Harga Emas Dunia Tergelincir Tajam, Ini Penyebabnya

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:01 WIB

Indonesia Perkuat Ekosistem Perdagangan Sarang Burung Walet dengan Mitra Tiongkok

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

Impor Indonesia Februari 2025 Meningkat 2,3%, Lampaui Proyeksi Pasar

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas

Kamis, 6 Maret 2025 - 11:33 WIB

SMBC Indonesia Catat Laba Rp2,8 Triliun di 2024, Jenius Tumbuh 16%

Berita Terbaru